Srek.
"Yo Zenitsu."
Kira melongokkan kepala melalui jendela yang terbuka. Rambut panjangnya terlihat sedikit berantakan. Di mulutnya, Kira menggigit Onigiri dan disalah satu tangannya terdapat satu Onigiri juga.
"Kira-san."
Zenitsu terkejut karena tidak mendengar suara langkah kaki Kira. Ia tidak fokus tadi, maka dari itu Zenitsu tidak mendengarnya. Detak jantung Kira terdengar seperti orang yang baru saja habis berlari jauh.
"Ssst. Jangan kencang-kencang." Kira memposisikan tangan didepan bibir. Manik mata berulang kali menoleh kebelakang.
"Kira-san. Ada apa?" Tanya Zenitsu khawatir.
"Ah, hanya ingin berkunjung saja." Kira terkekeh.
Dirasa aman, Kira pun melangkah masuk. Saat hendak masuk ke dalam ruangan, Kira tidak sadar jika ujung rambutnya yang digelung menyangkut di engsel jendela. Jadi ketika kedua kaki mendarat di lantai, rambut Kira tertarik kebelakang. Hal itu membuat Kira jatuh terduduk. Kepala bagian belakang terantuk pada tembok kayu.
Duk.
"Ittai. Ya ampun." Kira mengelus-elus kepalanya. Suara yang dihasilkan tidak terlalu kuat tapi cukup untuk memberikan rasa sakit. Zenitsu dibuat panik olehnya.
"Kira-san? Daijoubu?"
"Ie. Daijoubu yo." Lalu Kira tersenyum. Membuat Zenitsu lega dan tidak panik lagi.
"Zenitsu, mau?" Kira yang terduduk di lantai memberikan Onigiri yang ada disalah satu tangannya pada Zenitsu.
"Arigattou, Kira-san." Zenitsu menerima pemberian Kira dengan senang hati.
Mereka berdua pun diam. Zenitsu sedang asik memakan Onigiri dan Kira mengumpat didalam hati. Tangan masih mengelus kepala.
'Tch. Sial sekali aku hari ini. Ya ampun. Semoga mereka tidak mengejarku kemari.'
Kira menoleh keluar jendela. Zenitsu melihat Kira seperti sedang mengawasi sesuatu. Tapi ia tidak mau bertanya apa yang sedang Kira awasi di luar sana.
'Hah. Mereka tidak ada.'
Kira bernapas lega. Punggungnya menyender ditembok. Sementara Onigiri sudah habis dimulut. Tapi Onigiri ditangan yang satunya tidak dimakan.
"Kira-san, kenapa tidak masuk lewat pintu depan?" Zenitsu bertanya sembari menunjuk pintu.
"Oh itu, aku memang sengaja."
"Kenapa?" Zenitsu memiringkan kepalanya.
"Aku sedang kabur. Tapi, kau jangan bilang pada siapa-siapa ya." Kira mengecilkan suara. Zenitsu kemudian mengangguk.
"Kabur dari siapa?" Tapi Zenitsu masih penasaran.
"Sebenarnya aku tadi sedang berlatih dengan dua orang pilar di kediamanku. Tetapi mereka malah bertengkar. Jadi aku kabur kemari. Sekalian berkunjung." Kira menjelaskan dengan suara sangat pelan. Namun Zenitsu tetap bisa mendengarnya.
"Oh. Souka." Zenitsu ber-oh-ria.
"Zenitsu tidak ikut latihan pemulihan tubuh bersama Tanjirou dan Inosuke?" Tanya Kira yang penasaran karena di dalam ruang perawatan hanya ada Zenitsu seorang diri.
"Tidak. Tubuhku masih belum sepenuhnya pulih. Jadi Shinobu-san menyuruhku untuk beristirahat dulu." Zenitsu mengeleng-gelengkan kepala.
"Besok sudah boleh ikut latihan?" Tanya Kira lagi.
"Iya. Besok adalah hari pertama aku ikut latihan bersama mereka."BKira menganguk kecil. Tangannya masih mengelus kepala yang terasa berdenyut. Ia benar-benar sial hari ini.
"Seharusnya mereka sudah segera-"
Ucapan Zenitsu terpotong ketika melihat Tanjirou dan Inosuke masuk dengan aura yang menyeramkan. Tubuh mereka lesu dan berjalan menuju ranjang dengan langkah gontai. Wajah sudah seperti orang menderita. Kondisi mereka terlihat layaknya baru pulang dari neraka.
Kira memiringkan kepala saat melihat keadaan menyedihkan mereka berdua. 'Ya ampun.' Tangan digunakan untuk menutup mulut.
"Okaeri Tanjirou, Inosuke. Doushita no?" Sapa Zenitsu yang tidak dihiraukan. Mereka tetap berjalan menuju ranjang mereka.
"Nani ga atta no?" Diakhir kata suara Zenitsu melemah.
"Hei. Kalian mau Onigiri tidak?" Kira menyodorkan onigiri yang tidak dimakannya, tapi nampaknya tidak dipedulikan.
"Tidak. Maaf. Terimakasih." Tolak Tanjirou dengan suara parau. Ia tidur membelakangi Kira dan Zenitsu. Ia menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.
"Maaf, tidak usah dipikirkan." Sedangkan Inosuke menutupi tubuh sampai sebagian topengnya dengan selimut. Kelihatannya mereka berdua kelelahan sekali.
"JANGAN MENAKUTIKU BEGITU. AKU BESOK AKAN IKUT BERSAMA KALIAN, LOH."
***
Pagi hari sebelum kedatangan Kira...
Di kediaman milik Kira, ia tengah tertidur dengan pulas. Tidak peduli jika matahari sudah naik. Sesekali Kira mengingau tentang Onigiri. Ia tersenyum-senyum sendiri dalam tidurnya.
Tok. Tok. Tok.
Suara gedoran dipintu membuat Kira terbangun. Ia mengerjapkan mata. Tapi enggan untuk beranjak dari atas futon.
"OI. MIZUKI BUKA PINTUNYA." Lalu teriakan seseorang dari luar rumah terdengar.
"Ya ampun. Siapa sih yang sudah mengganggu pagiku yang damai ini?" Gerutu Kira.
"MIZUKI. CEPAT BUKA PINTUNYA."
"Kira."
Teriakan itu lagi. Kali ini ditemani oleh suara seseorang. Ada dua orang di luar sekarang.
Tok. Tok. Tok.
"MIZUKI. KELUAR. CEPAT BANGUN."
Kira menutup telinga dengan selimut. Tidak mempedulikan gedoran yang semakin kuat dan teriakan di luar sana.
"MIZUKI. CEPAT BUKA ATAU AKU DOBRAK PINTUMU."
"Ya ampun. Tidak bisakah mereka membiarkanku menikmati pagi yang indah?"
Akhirnya Kira memutuskan untuk keluar. Meninggalkan kehangatan selimut dan futonnya. Ia pun berjalan menuju pintu depan.
"Tch. Apa yang dilakukannya di dalam sana?" Orang yang di luar sudah tidak sabaran menunggu Kira.
"Dia lama sekali. Kudobrak saja pintu ini."
Orang itu memposisikan tubuh di depan pintu. Sedangkan orang yang berada di sebelahnya menyingkir. Lalu orang tersebut mulai mengambil ancang-ancang.
'Semoga berhasil.'
Satu.
Dua.
Tiga.
"Hoaaamm." Kira berjalan sambil menguap. Tangannya sudah bersiap untuk membuka pintu. Ia mengucek matanya.
Gedebuk.
Saat pintu terbuka seseorang tiba-tiba terjatuh mencium lantai dan kakinya.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
HIKARI ; Kimetsu no Yaiba [COMPLETE]
Fanfiction[Sudah Direvisi] My Original Character : Mizuki Kira. Happy Reading :) ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Cahaya. Sesuatu yang sangat aku sukai. Terlebih pada cahaya bintang jatuh. Sangat indah. Itulah yang dipikirkan olehku. Tapi, cahaya yang sangat kusukai...