Tangan Kira dengan nakalnya menepuk-nepuk topeng kepala babi yang dipakai si bocah laki-laki. Akibatnya topeng yang tampak sudah lama itu pun terjatuh ke tanah.
Permata ruby merah milik Kira membola dengan bibir yang menganga tidak percaya. Sementara dua Kakushi berdiri seolah tidak melihat apa-apa. Bocah laki-laki bertubuh kekar di hadapannya ini memiliki--
'KYAAA. WAJAHNYA CANTIK SEKALI.'
***
Kira menyentuh wajah si bocah laki-laki. Wajah cantik itu dihias oleh bulu mata yang lentik dan rambut biru yang indah. Kira sangat menyukai perpaduan itu.
Tiba-tiba saja Kira memeluk tubuh bocah yang masih tergelantung. "Mizuki-sama!" Dua Kakushi yang melihatnya jadi terkejut.
"Ya ampun. Wajahmu cantik sekali. Aku sangat menyukainya." Kira menggosok-gosokkan wajahnya ke wajah si bocah laki-laki. Sementara si bocah laki-laki hanya diam tak menolak perlakuan Kira.
"Ini adalah hal langka. Seorang bocah laki-laki berwajah cantik dan bertubuh kekar. Wah, kakkoi."
"Oh, apa ini bulu hewan liar?" Kini Kira menggosokkan wajahnya pada bulu yang tersampir di pinggang si bocah. "Hangat sekali." Ucapnya lagi.
Entah sejak kapan Kira mengeluarkan Nichirinnya. Ikatan di tubuh si bocah terlepas. Ia pun memasangkan kembali topeng kepala babi milik si bocah dan menggendong bocah laki-laki tersebut di punggungnya.
"Mizuki-sama kau tidak perlu repot-repot membawanya. Biar kami yang-" Dua orang Kakushi yang melihat itu pun berniat ingin menggantikan Kira.
"Ii kara." Senyuman manis bernuansa Yandere milik Kira membuat dua orang Kakushi itu merinding ketakutan. Mereka pun mengangguk-angguk setuju.
"Oh ya, siapa namamu?" Kira bertanya sambil berjalan.
"Hashibira Inosuke." Si bocah laki-laki menjawab dengan nada lesu.
"Hoo." Setelahnya Kira pun mengangguk pelan.
***
Zenitsu terbangun saat menyadari seluruh tubuhnya diperban, menyisakan kedua bola mata yang terlihat. Chuntarou berkicau senang diatas kepalanya.
Manik coklat madu milik Zenitsu menatap Kira dari kejauhan. Orang yang digendong oleh Kira adalah orang yang sangat dikenalnya. 'Orang itu-'
"Nah Inosuke, kita sudah sampai. Tunggulah disini bersama Zenitsu, ok? Aku ada urusan yang lain." Inosuke mengangguk lemah.
'Oi. Oi. Oi. Chotto matte. Siapa perempuan cantik yang menggendong Inosuke tadi?! Dan apa-apaan senyum manis itu?! Ini tidak adil. Mengapa harus Inosuke?! Perempuan itu bahkan tidak melihatku sama sekali.' Zenitsu berteriak murka dalam hati.
"Chuntarou aku titipkan mereka berdua padamu, ya." Chuntarou memposekan sayap mungilnya seperti sedang hormat.
'HAH?! KENAPA CHUNTAROU JUGA?!'
"Hei. Dimana Kochou-san?" Kira bertanya pada seorang Kakushi yang sedang menangani Inosuke.
"Kochou-sama sudah pergi. Katanya ada iblis lain yang harus dia selesaikan."
"Oh, baiklah. Aku titipkan mereka berdua dan burung pipit itu." Lalu Kira menghilang dengan cepat.
'KYAA. MIZUKI-SAMA TERSENYUM PADAKU.' Kakushi tadi tersipu malu.
'OI. KENAPA MALAH ORANG ITU YANG MENDAPATKAN SENYUMAN MANISNYA?!' Sementara Zenitsu kembali berteriak murka.
***
Buagh.
Dari pandangan Kira, ia melihat seorang gadis dengan seragam pemburu iblis sedang menendang pundak bocah laki-laki. Bocah laki-laki itu memiliki tanda luka bakar di dahinya. Dagu si bocah laki-laki menghantam tanah dengan keras.
"Ya ampun. Itu pasti sakit." Kira menutup mulutnya.
"Nezuko. Nigero yo!!" Seorang iblis perempuan dengan bambu terikat di mulutnya berlari pergi meninggalkan si bocah laki-laki.
Buagh.
Kembali satu tendangan mendarat di rahang kokoh si bocah. Siapa lagi pelakunya kalau bukan gadis tadi. Rambut gadis itu diikat kesamping dengan jepit rambut kupu-kupu berwarna merah muda.
Gadis itu mengejar iblis perempuan yang lari tadi. Saat ia mengayunkan pedang Nichirinnya, iblis itu berubah ukuran menjadi kecil. Seperti tubuh anak-anak. Dan Kira tak dapat menahan tawanya.
'Dia berubah menjadi anak kecil.' Batin si gadis.
"Pfftt. Ya ampun. Sungguh iblis yang unik."
Kira mendekati si bocah laki-laki yang terkapar tak sadarkan diri. Ia berjongkok dan menyentuh anting hanafuda yang tersemat di telinga bocah tersebut. Iris merah darahnya melebar saat melihat wajah si bocah laki-laki dengan jelas.
"Bocah ini-"
"Kamado Tanjirou? Jadi iblis perempuan itu? Kamado Nezuko?" Kira melihat aksi kejar-kejaran yang masih berlangsung antara gadis pemburu iblis dan iblis perempuan.
"Ya ampun. Dugaanku ternyata benar." Kira menghela nafas.
"Tsuyuri." Yang dipanggil namanya pun menoleh kearah sumber suara. Manik violet tidak melihat siapa-siapa selain Tanjirou yang masih tak sadarkan diri.
"Tsuyuri." Suara itu berada di hadapannya.
'Mizuki-san?'
Pergerakan cepat Mizuki tak dapat ditangkap oleh penglihatan gadis bermarga Tsuyuri tersebut. Dan kini Kira sudah memerangkap leher Nezuko menggunakan tangannya. Tapi Nezuko tidak memberontak dan ia hanya mendumelkan wajahnya dihaori biru milik Kira.
"Kita sudahi kejar-kejaran ini."
Kira menuntun Nezuko untuk masuk ke dalam kotaknya. Sebelum itu Nezuko sempat memberikan wajah puppy eyes. Tanda ia tidak ingin masuk.
"Jangan takut. Nezuko akan aman, kok. Tenang saja." Kira mengusap helai hitam Nezuko dan Nezuko pun mengangguk lalu masuk ke dalam kotaknya.
"Tsuyuri, amankan mereka. Aku ingin mencari Giyuu-san dan Kochou-san dulu." Kanao pun membungkuk hormat.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
HIKARI ; Kimetsu no Yaiba [COMPLETE]
Fanfiction[Sudah Direvisi] My Original Character : Mizuki Kira. Happy Reading :) ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Cahaya. Sesuatu yang sangat aku sukai. Terlebih pada cahaya bintang jatuh. Sangat indah. Itulah yang dipikirkan olehku. Tapi, cahaya yang sangat kusukai...