"Ayo cepat minta maaf." Kakushi pria menggendong Tanjirou menuju kediaman kupu-kupu milik Pilar Serangga. Sedangkan yang wanita membawa kotak Nezuko di punggungnya.
Tanjirou dan dua temannya dibawa ke kediaman kupu-kupu untuk diobati dan dirawat luka-lukanya juga untuk beristirahat.
Mereka bertiga sedang dalam perjalanan ke tempat tujuan. Dua Kakushi berbeda jenis kelamin tersebut tidak henti-hentinya menyuruh Tanjirou untuk meminta maaf kepada mereka selama di jalan.
"Ayo minta maaf pada kami." Ucap Kakushi wanita sembari memukul-mukul puncak kepala Tanjirou.
"Sumimasen." Maaf Tanjirou.
"Gara-gara kau kami jadi ditegur oleh Mizuki-sama dan Tokito-sama."
"Sumimasen."
"Dengar ya, Hashira itu menakutkan kau tahu? Hanya mendengar suara mereka saja sudah bisa bikin kaki gemetaran." Kakushi wanita merinding saat membayangkannya.
"Tapi tidak untuk Mizuki-sama." Bantah si Kakushi pria.
"Heh?! Kupikir kau akan jera dengan Mizuki-sama." Kakushi wanita menaikkan satu alisnya.
"Apa maksudnya itu?" Tanya Tanjirou yang tak tahu kemana arah pembicaraan dua orang Kakushi yang sedang bersamanya saat ini.
"Akan aku ceritakan. Mizuki-sama itu memiliki suara yang tidak semenakutkan Hashira lainnya. Tapi bukan berarti dia juga tidak menakutkan, ya "
"Justru Mizuki-sama adalah Hashira yang paling menakutkan diantara Hashira yang lain. Tatapannya saja bisa mematikan saraf diseluruh tubuh " Sambung si Kakushi wanita.
"Dia juga Hashira yang paling kuat dan baik. Jangan lupakan yang paling cantik dan senyumnya sangat manis. Ah, aku pernah mendapatkan senyuman manisnya saat misi di Gunung Natagumo kemarin. Kawaii." Si Kakushi pria mulai berkhayal ria.
"Jangan pedulikan dia. Dia itu sangat menyukai Mizuki-sama."
"Eh? Hontou ni?" Tanya Tanjirou.
"Itu benar." Kakushi wanita mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Tapi sayangnya Mizuki-sama terlampau dekat dengan Tomioka-sama. Huh! Membuatku iri saja."
"Itu wajar, kan? Mereka itu dulunya satu perguruan."
"Satu perguruan tetapi berbeda teknik pernapasan."
"Eh? Berbeda?" Tanjirou bertanya ditengah percakapan.
"Kau tidak tahu? Mizuki-sama itu pengguna teknik pernapasan cahaya sedangkan Tomioka-sama pengguna teknik pernapasan air."
"Ah, souka."
"Selain itu, Mizuki-sama adalah pilar termuda kedua setelah Tokito-sama. Umurnya masih 17 tahun, loh. Dia punya otak yang jenius. Mizuki-sama selalu mengatur strategi sebelum misi besar-besaran diadakan. Dia juga mampu memprediksi gerakan iblis anak buah Kibutsuji Muzan. Mizuki-sama benar-benar gadis yang sempurna." Kakushi wanita menjelaskan dengan panjang lebar.
'Gadis yang sempurna, ya?' Pikir Tanjirou.
'Semua hal itu terlalu sempurna untuk gadis remaja berumur 17 tahun.'
***
"Permisi. Apa ada orang?"
Mereka sudah sampai di kediaman kupu-kupu. Tapi sepertinya kediaman tersebut tidak ada orang. Suasana di bagian depan sangat sepi.
"Halo. Apa ada orang?"
Setelah lama memanggil dan tidak ada orang yang keluar, dua Kakushi tadi mencoba masuk ke dalam.
Saat di taman mereka melihat gadis seumuran Tanjirou sedang bermain bersama bebarapa kupu-kupu yang terbang disekitarnya.
"Itu. Tsuguko, Tsuyuri Kanao-sama." Kakushi wanita menghampiri gadis bernama Kanao tersebut.
"Ano. Apa kami boleh masuk?" Tanyanya pada Kanao tapi Kanao tidak menjawab. Ia hanya diam sambil terus tersenyum pada mereka.
"Ano. Apa kami-" Kakushi wanita itu memiringkan kepalanya.
"Ada apa ini?"
"Eh?!"
Seorang gadis berkucir dua dengan jepit rambut biru yang tersemat di kepala tiba-tiba muncul di belakang mereka. Hal itu membuat Tanjirou dan dua Kakushi terperanjat kecil karena terkejut.
"Ano. Kami ingin masuk."
"Oh. Kalau begitu ikut aku."
Akhirnya Kakushi itu pun mengikuti gadis kucir kuda tadi. Mereka meninggalkan Kanao yang masih tersenyum. Tanjirou memperhatikan senyuman Kanao hingga hilang dari pandangan.
***
Gadis dengan kucir dua itu menuntun mereka masuk ke dalam ruang perawatan. Kakushi wanita sudah tidak bersama mereka lagi karena tempat Nezuko berbeda ruangan dengan Tanjirou. Jadi saat ini hanya Kakushi pria saja yang mengantar Tanjirou ke ruangannya.
"IYADA. IYADA." Dari dalam ruangan suara cempreng yang memekakkan telinga terdengar.
"APA AKU HARUS MEMINUM OBAT PAHIT INI? JIKA TIDAK MEMINUMNYA AKU TIDAK AKAN BISA MAKAN? YANG BENAR SAJA. NE. NE."
"Dia masih berteriak dan tidak mau meminum obatnya?"
Saat memasuki ruangan, orang yang ditangkap oleh penglihatan Tanjirou pertama kali adalah pemuda berambut kuning yang tengah meringkuk di atas ranjangnya sambil berteriak tidak ingin meminum obat.
Di samping ranjang pemuda kuning ada seorang pemuda lagi. Ia menggunakan topeng kepala babi sambil tertidur. Tidak, sepertinya pemuda bertopeng babi itu berbaring dalam diam.
Air mata syukur tak dapat ditahan oleh Tanjirou. Melihat temannya selamat dan ada didepan matanya kini membuat Tanjirou dapat bernapas dengan lega.
"Zenitsu."
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
HIKARI ; Kimetsu no Yaiba [COMPLETE]
Fanfic[Sudah Direvisi] My Original Character : Mizuki Kira. Happy Reading :) ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Cahaya. Sesuatu yang sangat aku sukai. Terlebih pada cahaya bintang jatuh. Sangat indah. Itulah yang dipikirkan olehku. Tapi, cahaya yang sangat kusukai...