"Matte."
Kira berhenti saat manik matanya melihat seorang iblis perempuan. Iblis itu terlihat seperti seorang bocah. Bagian bawah rambutnya diikat menjadi dua.
"Chotto matte. Ada yang ingin-"
"NEE-SAN!"
Tiba-tiba muncul seorang iblis perempuan lagi. Iblis perempuan itu kelihatan lebih tua dari iblis perempuan yang sebelumnya. Rambut dikucir kuda tertiup oleh angin malam.
"Aku mengandalkanmu, Nee-san." Lalu iblis yang satunya pergi menghilang ditelan kegelapan malam.
"JANGAN MENGGANGGU KELUARGAKU!" Iblis perempuan yang barusan datang menyerang Kira menggunakan jaring laba-laba yang datang dari berbagai arah.
"Jangan mengganggu keluargamu, ya?"
"Nafas Konsentrasi Penuh. Pernapasan Cahaya. Kuda-Kuda ketiga : Jaring Cahaya Malam."
Dari pedang Nichirin Kira keluar tali-tali cahaya yang membentuk jaring-jaring kecil. Jaring cahaya itu memutuskan semua jaring laba-laba milik si iblis perempuan. Lalu memotong tubuh iblis itu dengan mudah.
Kira berjalan kearah tubuh iblis perempuan yang terpisah. Potongan tubuh itu tidak bisa bergenerasi. Si iblis membelalak kaget dengan apa yang barusan terjadi. Dia dikalahkan oleh orang yang bahkan tidak menggerakkan katananya.
Aura Kira kembali berubah. Karena aura itu si iblis mulai ketakutan. Iris merah kembali lagi menyala. Warna senada dengan darah yang dipijak. Kira berhenti tepat dibagian kepala si iblis.
Clink.
Kira mengacungkan Nichirin tepat pada kedua bola mata si iblis perempuan. "Kau bilang tadi jangan menganggu keluargamu, kan?" Nada suaranya begitu dalam.
"IYA ITU BENAR."
"Apa kau yakin dengan kata keluarga?" Iblis itu terdiam.
"Aku mendengar iblis tadi memanggilmu dengan sebutan kakak. Apa kau menganggapnya sebagai adik?" Si iblis masih terdiam.
"Dia pergi meninggalkanmu untuk dibunuh olehku."
"Dia tidak meninggalkanku! Aku sedang membantunya!!"
"Oh ya?" Kira menaikkan salah satu alisnya.
"Kupikir dia mengorbankan dirimu untuk keselamatan dirinya sendiri. Kalau kalian benar bersaudara seharusnya ia juga ikut membantu. Bukan malah pergi meninggalkanmu denganku."
"JANGAN SOK TAHU!"
"Damare." Kira mengarahkan nichirin ke leher si iblis. Auranya sangat mengintimidasi. Manik mata berkilat penuh emosi.
"Bagiku kalian bukanlah sebuah keluarga. Ini hanyalah keluarga palsu."
Nichirin menebas leher si iblis perempuan. Disisa kesadarannya, iblis itu menangis. "Kau benar. Sampai kapanpun kami bukanlah keluarga."
***
"Kenapa dia terikat?" Dua orang Kakushi berdiri melihat seorang bocah laki-laki bertubuh kekar terikat menggantung di atas pohon besar.
"Apa ini? Oh hanya topeng." Mereka mencolok topeng kepala babi yang dipakai si bocah laki-laki menggunakan tongkat kayu berukuran kecil.
"Oi apa yang sedang kalian lakukan?" Suara Kira menginterupsi keduanya. Membuat punggung mereka menegang seketika. Dengan segera mereka membuang tongkat kayu yang dipakai untuk mencolok topeng si bocah laki-laki tadi.
"Mizuki-sama." Kedua Kakushi itu pun menunduk hormat pada Kira.
"Tidak usah formal begitu. Hahaha." Kira tergelak. Sedangkan kedua Kakushi tadi tersenyum kikuk.
"Are?" Manik merah melihat sesosok bocah laki-laki bertopeng kepala babi sedang tergantung di dahan pohon.
"Apa yang terjadi padanya?" Kira menunjuk bocah laki-laki itu.
"Kami tidak tahu Mizuki-sama. Saat kami menemukannya, dia sudah terikat seperti itu."
Jemari lentik Kira mengusap-usap dagu. Ia sedang berpikir sekarang. "Lukanya banyak sekali." Lalu kembali memikirkan sesuatu.
'Lukanya banyak. Pasti ia bertarung dengan salah satu keluarga iblis perempuan tadi. Tapi siapa yang sudah mengikatnya, ya? Tidak mungkin mereka berdua, kan? Apa pemburu iblis yang lain? Tidak mungkin juga. Pemburu iblis yang sekarang sudah lemah. Yah, itu tidak ada hubungannya, sih. Dan dilihat dari mana pun dia ini pasti anggota Mizunoto yang dikatakan oleh Shinobu-san.'
Bola merah Kira menatap dua kakushi yang berdiri berdampingan. Kemudian kedua matanya terpejam dengan alis yang menukik tajam.
'Biar kuingat lagi. Aku tadi pergi melihat Zenitsu. Kemungkinan antara Giyuu-san dan Kochou-san. Tapi, Kochou-san tidak akan sampai. Jadi kurasa ini kerjaannya Giyuu-san.'
"Ya ampun." Kira menepuk dahinya.
"Doushita no, Mizuki-sama?"
"Ah. Ie, nandemonai."
Kaki jenjang Kira yang tertutup seragam pemburu iblis melangkah menuju tempat si bocah laki-laki tergelantung dengan tidak elitnya. Ia menyentuh tubuh kekar bocah tersebut.
'Tubuhnya kekar juga. Kakkoi.' Batin Kira terpesona.
"Kau tidak apa-apa?" Tanya Kira dengan suara yang menenangkan.
"Aku sangat lemah." Suara bocah itu terdengar serak. Kira pikir jika tenggorokannya pastilah terluka parah.
"Kalau kau memang sangat lemah, kau tidak akan bertahan hingga sekarang."
Tangan Kira dengan nakalnya menepuk-nepuk topeng kepala babi yang dipakai si bocah laki-laki. Akibatnya topeng yang tampak sudah lama itu pun terjatuh ke tanah.
Permata ruby merah milik Kira membola dengan bibir yang menganga tidak percaya. Sementara dua Kakushi berdiri seolah tidak melihat apa-apa. Bocah laki-laki bertubuh kekar di hadapannya ini memiliki--
'KYAAA. WAJAHNYA CANTIK SEKALI.'
Tbc
Oh iya, disini aku sengaja buat Kira melawan iblis biar kelihatan keren gt.. Wkwkwk😂😂Kira: terserahmu lah put
Putri: sebab aku sayang Kira😚
Kira: *muntah
Giyuu: Aku kok gk ada nongol nih_-
Putri: *kabur
Kalau gitu sampai jumpa dichapter berikutnya, Minna :)
KAMU SEDANG MEMBACA
HIKARI ; Kimetsu no Yaiba [COMPLETE]
Fanfiction[Sudah Direvisi] My Original Character : Mizuki Kira. Happy Reading :) ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Cahaya. Sesuatu yang sangat aku sukai. Terlebih pada cahaya bintang jatuh. Sangat indah. Itulah yang dipikirkan olehku. Tapi, cahaya yang sangat kusukai...