Chapter 34

1.2K 153 4
                                    

Sreek.

Tiba-tiba seorang pria yang mengenakan seragam pemburu iblis masuk ke dalam ruangan itu. Iris merah gelap milik Tanjirou bersinar senang. Lain dengan Zenitsu yang langsung terdiam dan memberikan tatapan bingung. Bagaimana dengan Inosuke? Inosuke lebih banyak diam sejak dibawa ke kediaman kupu-kupu.

"Yo." Sapa pria tersebut.

"Murata-sanm" Tanjirou tersenyum lega. "Syukurlah kau baik-baik saja." Lanjut Tanjirou.

"Tubuhku hampir melebur tapi sekarang aku baik-baik saja."

Pria yang dipanggil Murata itu mendekati ranjang Tanjirou. Lalu duduk dikursi yang sudah disediakan oleh gadis berkucir dua. Ia memandangi Tanjirou dan dua temannya dengan tatapan prihatin.

"Sepertinya kalian terluka parah."

"Iya. Tapi sekarang kami sudah membaik, kok."

"Anak babi, bagaimana keadaanmu?" Tanya Murata pada Inosuke yang terbaring cantik di samping ranjang Tanjirou.

"..." Tapi Inosuke tidak menjawabnya.

"Ada apa dengannya?" Murata balik bertanya pada Tanjirou dengan raut wajah heran sambil menunjuk Inosuke.

"Ada banyak hal yang sudah terjadi. Untuk sementara biarkan saja dia."

"Tapi, agak aneh kalau dia tidak-"

"Tanjirou, siapa dia?" Zenitsu yang sedari awal diam kini memutuskan untuk bertanya pada Tanjirou.

"Dia Murata-san. Orang yang bertarung bersama kami di Gunung Natagumo." Tanjirou memperkenalkan Murata.

"Murata da, Yoroshiku na." Sapa Murata kepada Zenitsu. Murata menunjuk lengan Zenitsu yang tertutupi oleh pakaiannya. "Kamu. Lenganmu mengecil."

"Aku sempat diubah menjadi laba-laba." Jelas Zenitsu secara singkat.

"Karena itu Zenitsu-san  harus minum obat!" Gadis berkucir dua kembali menyodorkan secangkir obat kehadapan Zenitsu.

"TIDAK! AKU TIDAK MAU!" Teriak Zenitsu, lagi.

"Jika lenganmu tidak sembuh, aku tidak akan tanggung jawab, loh!" Gadis itu menunjuk-nunjuk wajah Zenitsu. Perempatan siku mulai muncul di wajahnya.

"DINGIN. SIKAP ITU SANGAT DINGIN."

"Sikap Zenitsu-san lebih parah. Kalau kau meminum obat dan berjemur dibawah sinar matahari, maka efek obatnya tidak akan terasa." Oceh gadis itu untuk yang keseribu kalinya pada Zenitsu.

"Diskriminasi."

Zenitsu dengan tidak sopannya berlari melangkahi tubuh Inosuke. Sepertinya Zenitsu tidak mempedulikan Inosuke yang terbaring di atas ranjangnya juga Murata yang masih duduk di dalam ruangan. Ia bersembunyi dibalik tubuh Tanjirou seraya berteriak kencang.

"MENJIJIKKAN TETAPLAH MENJIJIKKAN."

"Enak sekali, ya." Murata tiba-tiba bersuara dengan nada rendah. Seolah telah terjadi sesuatu yang mengerikan padanya. Disekeliling tubuhnya ada aura biru yang membuat Murata semakin terlihat menyedihkan. Ia menundukkan kepalanya.

"Murata-san." Tanjirou bergidik ngeri melihatnya. Sementara Zenitsu yang memang dasarnya penakut, masih tetap bersembunyi dibelakang Tanjirou. Ia pun juga ikut bergidik.

"Kemarin aku ikut dalam rapat Hashira. Mereka semua marah karena kualitas pemburu iblis yang menurun." Ucap Murata lagi. Dengan aura aneh, tentunya.

"Para pemburu iblis itu selalu mengeluhkan pelatih mereka. Saat di Gunung Natagumo juga mereka tidak mengindahkan perintah. Mereka bergerak sendirian." Sedikit lama Murata terdiam, lalu ia kembali melanjutkan. "Memang apa gunanya jika mereka bertanya pada anggota peringkat rendah sepertiku? Apa yang bisa mereka dapat dari orang sepertiku?"

"Murata-san." Tanjirou masih berusaha memanggil Murata.

Sreeeekkk.

Pintu dibuka. Menampilkan dua sosok gadis muda dan cantik yang berjalan masuk ke dalam ruangan. Salah seorang gadis yang berambut sangat panjang meletakkan jari telunjuknya di bibir. Tanda agar Tanjirou dan Zenitsu tetap diam.

"Hashira itu menakutkan." Sedangkan Murata masih meratap. Ia tidak sadar jika dua orang gadis tadi sudah berdiri tepat dibelakangnya kursinya.

"Konnichiwa." Sapa gadis dengan jepit rambut kupu-kupu dengan senyuman manis, Kochou Shinobu.

Suara tersebut membuat Murata meloncat dari kursi yang ia duduki. Ia menoleh kebelakang. Dan tepat di depan wajahnya ada wajah si gadis cantik yang berambut panjang, Mizuki Kira.

"Ossu." Sapa Kira.

Kira menepuk pelan bahu Murata. Tepukan singkat itu sempat membuat Murata terdiam di tempat. Tapi tak lama ia mendapatkan kembali kesadarannya dan menghindar.

"Konnichiwa."

"Hah. Hashira. Kochou-sama, Mizuki-sama."

"Konnichiwa" Shinobu masih setia menyapa dengan senyum yang terus terkembang. Sedang Kira hanya tersenyum lima jari.

"Ah, Doumo. Sayonara." Lalu Murata melesat keluar ruangan.

"Ara ara, sayonara."

"SAYONARA." Kira berteriak dari dalam ruangan seraya melambaikan tangan. Tentu teriakannya itu tidak akan terdengar oleh Murata. Setelahnya mereka berdua menoleh pada Tanjirou dan Zenitsu.

"Bagaimana kabar kalian?" Tanya Shinobu terlebih dulu.

"Sudah mulai membaik." Jawab Tanjirou. Zenitsu dibelakangnya tersipu malu melihat dua gadis cantik ini.

'Itu gadis yang kemarin tersenyum pada Chuntarou. Aku tidak mengira akan bertemu dengannya lagi. Ternyata jika dilihat dari dekat wajahnya sangat cantik. Kawaii.' Batin Zenitsu kegirangan saat bisa melihat Kira lagi. Pipinya bersemu merah.

Kira tidak bertanya setelah melihat keadaan Tanjirou dan Zenitsu dalam keadaan yang baik.

"Yo Tanjirou." Kira hanya menyapa Tanjirou dan tersenyum manis padanya. Melewatkan Zenitsu yang tersipu malu.

Karena kondisi Tanjirou dan Zenitsu baik-baik saja. Jadi ia membiarkan mereka berdua. Kira lebih tertarik pada Inosuke yang terbaring di ranjangnya.

"Inosuke, bagaimana kabarmu?" Kira menduselkan wajahnya pada topeng kepala babi yang dipakai oleh Inosuke.

'OI. DIA MELEWATKANKU BEGITU SAJA?!' Zenitsu berteriak dalam hati.









Tbc

Zenitsu: KENAPA CUMA AKU YANG GK PERNAH KEBAGIAN JATAH, SIH?!

Putri: jatah apa sih, zen_? ini bukan cerita yg R18+

Zenitsu: jatah senyumnya Kira-san yang cantiklah. Putri curang nih masa si kepala babi sama jidat batu yang selalu dapat senyuman Kira-san. aku gk terima.

Putri: curang apanya? *pura" gk tau

Inosuke: KENAPA MALAH BAWA" AKU?! KAU CARI GARA", YA, MONITSU!

Dan mereka berdua pun baku hantam sampe berguling ditanah.

Tanjirou: *elus punggung Putri
Sudah, aku tahu deritamu put.

Putri: wah makasih. Tanjirou emg selalu pengertian deh. *meluk Tanjirou

Zenitsu: OI. KENAPA KOK MELUK DIA??!!

Kira: •-• *nyimak
Biarkan mereka. Semoga mereka segera mendapat hidayah. Kira kirim salam lagi, ya. Sampai jumpa di chapter depan.

Jaa ne, Minna :)

HIKARI ; Kimetsu no Yaiba [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang