"KAU. APA-APAAN SERANGAN TADI ITU?!" Sanemi mangacungkan pedang kayunya pada Giyuu.
"Apa?" Giyuu menaikkan sebelah alisnya.
"SERANGAN TADI ITU HAMPIR MENGENAI LENGAN MIZUKI." Bentak Sanemi.
"Maa maa. Aku tidak apa-apa, kok."
"Dia bilang dia tidak apa-apa." Giyuu menunjuk Kira dengan ekspresi yang kelewat santai. Seperti tidak terjadi sesuatu yang berbahaya sebelumnya.
"Apa-apaan kau ini?! Bagaimana bisa kau menunjukkan raut wajah yang santai begitu setelah seranganmu hampir melukai Mizuki!?"
"..." Giyuu diam memandang Sanemi dan Kira bergantian.
"Kau ingin membunuhnya, ya?!" Lagi-lagi Sanemi mengacungkan katananya.
"Shinazugawa-san udahlah. Aku tidak apa-apa."
"..." Giyuu tetap diam tidak menjawab apapun.
"Jika seranganmu mengenai lengannya tadi bagimana?! Untung dia punya refleks yang bagus. Kalau tidak lengannya mungkin sudah putus."
"Aduh jangan berkata begitu dong Shinazugawa-san."
Kira yang mendengar perkataan Sanemi seketika jadi merinding kala membayangkan hal itu terjadi padanya. Kira tak akan pernah sanggup menerimanya.
"..." Sementara Giyuu masih terdiam.
"Cepat minta maaf padanya!!"
Sanemi menyuruh Giyuu untuk meminta maaf pada Kira. Tapi Giyuu tidak segera melakukannya. Ia mematung di tempatnya. Tidak bergerak dari sana sama sekali. Benar-benar seperti batu.
Lalu, satu pertanyaan yang keluar dari mulut Giyuu membuat darah Sanemi mendidih dan memuncak naik hingga ke ubun-ubun. "Kenapa kau yang marah?"
"HOI KORRA. KAU TIDAK MENDENGAR UCAPANKU, HAA?! MINTA MAAF PADA MIZUKI. SEKARANG!!"
"Kau terlihat seperti ibunya saja, menyuruhku untuk meminta maaf." Jawab Giyuu dengan entengnya.
'Oh ya ampun Giyuu-san.' Kira mengusap kasar wajahnya.
"Aku tidak peduli apa katamu!!"
"Aku juga tidak perduli."
"Tch. Cepat lakukan apa yang aku suruh."
"Kau bukan Oyakata-sama. Tidak ada alasan untukku menurutimu."
"Tapi kau tadi hampir mencelakai Mizuki!"
"Dia tidak celaka "
Begitulah seterusnya. Sanemi yang memarahi Giyuu dan Giyuu yang membalas perkataan Sanemi dengan sangat santai. Kira jadi bingung sendiri.
"Hei, kalian jangan bertengkar." Kira berusaha melerai Giyuu dan Sanemi.
"Lengannya bisa putus jika kena seranganmu. Apa kau tidak tahu?!"
"Tapi lengannya masih utuh."
"Tch. Kau mau membunuhnya, haa?"
"Tidak."
"Kalau begitu. CEPAT MINTA MAAF!!"
"Kira tidak menyuruhku untuk minta maaf."
"Minna-" Kira masih berusaha melerai.
"ARGGHH. KAU INI KENAPA, SIH?!" Sanemi menggeram. Ia menjambak rambutnya sendiri.
"Aku baik. Kau yang kenapa?"
Tapi usaha Kira sia-sia. Ia diabaikan oleh dua pria dewasa itu. Tak dihiraukan dan itu membuat Kira kesal setengah mati.
'Ya ampun. Aku, Giyuu-san, dan Shinazugawa-san ada disini sekarang. Aku tidak bertengkar dengan Shinazugawa-san. Aku juga tidak mengabaikan Giyuu-san. Tapi kenapa malah mereka berdua yang bertengkar dan justru aku yang terabaikan disini?' Kira menggerutu didalam hati.
Perempatan siku muncul di wajahnya. Ia berjalan ke teras rumah dan mengambil lalu memakan Onigiri buatannya. Mata terus memperhatikan pertengkaran itu. Ekspresinya sangat datar.
'Mereka tidak mempedulikanku. Sebaiknya aku kabur saja dari sini.' Ide licik seketika melintas divkepala.
'Melihat tiga sekawan itu pasti bisa menenangkan pikiran.'
Kira menatap Onigiri yang ada didalam keranjang kemudian membawanya dua buah. Setelah itu ia pergi kabur meninggalkan Giyuu dan Sanemi yang masih bertengkar di halaman.
***
"DARI TADI KAU HANYA MENJAWAB DAN TIDAK MELAKUKAN APA YANG AKU SURUH."
"Dari tadi kau berteriak dan bertanya."
"ARRGGHH " Sanemi kembali menjambak rambutnya. Ia sangat kesal dengan Giyuu yang terus menjawab perkataannya.
"Minta maaf atau aku akan-" Ucapannya terhenti saat mendapati Kira tidak berdiri didekat meraka.
"Atau kau akan apa?"
"..."
Giyuu mengikuti arah pandang Sanemi. Dan maniknya juga tidak melihat Kira didekat meraka. Saat kakinya melangkah menuju teras rumah hanya ada sekeranjang Onigiri disana. Tidak ada Kira.
Giyuu menatap onigiri yang tinggal beberapa buah itu. 'Dia membawa onigirinya.'
Tangan terulur untuk mengambil onigiri kemudian duduk sambil memakan onigiri tersebut dengan santai.
Sanemi mendekati Giyuu yang sedang asik makan di teras rumah Kira. "Tch. Sial. Mizuki kabur. Ini semua gara-gara kau."
"Ha? Kau yang dari tadi marah-marah."
"Itu karena kau tidak mau meminta maaf padanya."
Oh Giyuu sudah muak dengan kata 'maaf' itu. Giyuu tidak sengaja melakukannya dan Kira jugat tidak mempermasalahkan hal itu. Tapi kenapa Sanemi yang marah padanya? Ia sangat benci ketika dirinya banyak bicara terlebih pada Sanemi yang notabenenya tidak dekat dengan Giyuu.
"Dari tadi kau memarahiku terus. Dan aku selalu menjawab. Dengar ya, aku tidak suka banyak bicara begini."
"..." Sanemi terdiam saat mendengarnya. Giyuu yang tidak peduli pun melenggang pergi sambil membawa beberapa buah onigiri di tangan.
"Kau mau kemana?!" Teriak Sanemi.
"Mencari Kira." Jawab Giyuu singkat. Ia masih sibuk menguyah Onigiri. Dan Sanemi mengikuti Giyuu untuk mencari Kira
Tbc
Menurut kalian Giyuu nya Ooc gak? Aku pikir kadar Giyuu ngomong kek gtu udh pas tp kok aneh aja yh kalau dia banyk bicara. Apalg dg Sanemi yang orgny bar - bar.
Bagi yg fujo mgkn chapter kali ini asupan utk kalian yg ngeship SaneGiyuu. Entah knp aku baru sadar. Mgkn krn aku jgk seorang fujo 😄
Ya sudahlah.
Selamat membaca, Minna :)
-putri ayu-
KAMU SEDANG MEMBACA
HIKARI ; Kimetsu no Yaiba [COMPLETE]
Fanfiction[Sudah Direvisi] My Original Character : Mizuki Kira. Happy Reading :) ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Cahaya. Sesuatu yang sangat aku sukai. Terlebih pada cahaya bintang jatuh. Sangat indah. Itulah yang dipikirkan olehku. Tapi, cahaya yang sangat kusukai...