Tanjirou terus berlatih. Ia kini sudah bisa menggunakan nafas konsentrasi penuh. Begitu pula dengan Zenitsu dan Inosuke.
Tanjirou dapat mengalahkan Kanao dalam latihannya. Dengan jumlah kekalahan sebanyak 10 kali dan kemenangan juga sebanyak 10 kali.
Tanjirou, Zenitsu, dan juga Inosuke sudah dinyatakan sembuh. Mereka akan dikirim untuk mengerjakan misi membantu Rengoku Kyojurou si pilar api. Misinya yaitu menyelamatkan para penumpang kereta api. Mereka bersama Kyojurou harus membunuh iblis yang ada di dalamnya.
Kira juga ikut dalam misi ini. Kini gadis dengan potongan rambut sebahu itu sedang dalam perjalanan menuju markas umum. Kira ingin meminta izin pada Kagaya, sosok pemimpin sekaligus ayah bagi semua pemburu iblis.
***
Di markas umum pemburu iblis Shinobu sedang menghadap Kagaya. Gadis 18 tahun itu dipanggil oleh Kagaya ke kediamannya.
"Shinobu, kenapa kamu menyarankan Tanjirou untuk ikut membantu Kyojurou?" Tanya Kagaya dengan suara yang sangat lembut.
"Kamado-kun itu anak yang kuat, Oyakata-sama. Saya yakin ia pasti akan banyak membantu Rengoku-san nantinya. Yah, meskipun Kamado-kun masih harus terus berlatih untuk meningkatkan kemampuannya itu." Jelas Shinobu.
"Oyakata-sama."
Pendengaran Kagaya menangkap suara Kira dari kejauhan diiringi suara derap langkah kaki. Suara langkah kaki itu kian mendekat dan berhenti tepat di hadapan Kagaya.
Kira membungkuk hormat pada Kagaya. Ia tidak menghiraukan adanya Shinobu di sampingnya. Sedang Shinobu hanya diam. Sebenarnya ia terkejut dengan rambut Kira. Rambut panjangnya dipotong menjadi sebahu. Namun Shinobu tidak ingin bertanya.
'Mizuki memotong rambutnya. Kenapa?' Batin Shinobu.
"Oyakata-sama, bolehkah saya ikut membantu Rengoku-san bersama Tanjirou dan teman-temannya?" Tanya Kira tanpa basa-basi.
"Beri tahu aku alasannya, Kira."
"Aku sudah berjanji pada Rengoku-san. Kochou-san saksinya." Kira menunjuk Shinobu.
"Eh?"
"Apa itu benar, Shinobu?"
"Benar, Oyakatag-sama." Shinobu mengangguk.
Kagaya terdiam sebentar. Lalu tersenyum hangat pada dua anak gadis di hadapannya. "Ada alasan lain?"
"Aku sudah meminta izin pada Giyuu-san."
Jawaban Kira melenceng dari pertanyaan Kagaya. Tapi ia tidak berkata bohong. Itu sebuah kejujuran dan kebenaran. Walaupun alasan lainnya masih ada dan Kagaya memaklumi hal itu. Mungkin Kira segan untuk membicarakan alasannya karena ada Shinobu.
"Oyakata-sama bisa memberikan misi pada Giyuu-san selama aku tidak disini." Lanjut Kira.
"Aku tidak akan memberikan misi apa pun pada Giyuu. Kau tidak perlu khawatir Kira. Fokuslah pada misi kali ini. Aku mengizinkanmu untuk ikut."
"Benarkah Oyakata-sama?" Kagaya mengangguk kecil.
"Tapi kalian semua harus bisa membunuh iblis rembulan itu."
"Tentu, Oyakata-sama."
Kira tersenyum cerah. Binar di wajah cantiknya menandakan betapa semangatnya gadis bersurai hijau tosca itu. Kagaya juga tersenyum. Kurva bulan sabit ikut terbentuk di bibir Shinobu.
"Mizuki. Hati-hati." Ujar Shinobu.
"Ha'i. Kochou-san."
Kira menampilkan deretan giginya yang rapi dan putih. Ia kembali membungkuk hormat pada Kagaya.
"Terimakasih, Oyakata-sama"
***
Keesokan harinya, Kira dan tiga sekawan sudah bersiap untuk pergi. Semalam Tanjirou menyempatkan diri untuk berterimakasih pada Aoi yang telah merawatnya selama ia belum pulih. Tanjirou juga berterimakasih pada Kanao.
Kini mereka semua berada di depan gerbang. Tiga gadis kecil menyemangati Tanjirou, Zenitsu, dan Inosuke yang sedang meniup kendi berukuran besar. Kendi itu berhasil pecah. Tiga gadis tersebut memberikan Onigiri sebagai hadiahnya.
"Mizuki-sama, mau?" Tawar gadis bernama Naho.
"Tentu. Arigatou." Kira menerima tawaran Naho. Ia tersenyum manis dan senyuman itu membuat Zenitsu senang.
"Kira-san sangat cantik." Seru Zenitsu.
"Souka na?" Kira terkekeh pelan.
Inosuke sudah mencomot Onigiri sampai tak menyisakan untuk dua rekannya. Zenitsu yang melihatnya jadi marah. Ia mencekik leher Inosuke yang tak tertutup topeng. Tidak kuat.
"Woi. Jangan makan seenaknya."
"Apa-apaan kau ini?!" Inosuke tidak menghiraukan perkataan Zenitsu dan lanjut makan.
Ketika Kira hendak mengambil Onigiri, Inosuke mengambilnya duluan. Alhasil Kira jadi tidak kebagian Onigiri. Niatnya Inosuke ingin memancing kemarahan Kira. Kalau Kira marah, Inosuke bisa mengajaknya bertarung.
Inosuke sangat ingin adu kekuatan dengan Kira. Apalagi saat ia mendengar pembicaraan para Kakushi yang mengatakan kalau Kira adalah pemburu iblis terpintar. Bukan hanya itu, Kira juga merupakan pilar terkuat. Ada yang bilang kekuatan Kira hampir setara dengan iblis rembulan. Dan itu membuat Inosuke menjadi penasaran sebesar apa kekuatan Kira hingga semua orang selalu membicarakan dirinya.
Zenitsu jadi kesal karena gadis pujaan hatinya tak diberi kesempatan untuk mengambil paling tidak satu Onigiri saja. Itu gara-gara bocah laki-laki berparas cantik yang sialnya adalah rekan Zenitsu sendiri.
"Oi. Itu bagiannya Kira-san."
"Tak apa Zenitsu. Kalau Inosuke lapar dia boleh memakannya kok."
Meski begitu kebaikan hati Kira sama seperti Tanjirou. Kira tidak merasa kesal walau Inosuke merampas bagiannya.
Inosuke tercenung. Hal ini sama seperti saat seorang nenek yang dulu pernah menawarkan makanan padanya saat ia beristirahat di kediaman wisteria seusai menjalani misi.
"Kenapa kau tidak marah, Mera?"
"Bocah babi, namanya Kira bukan Mera."
"Haaahh?!"
Tapi pada akhirnya, Inosuke malah mudah terpancing dengan suara cempreng nan berisik milik Zenitsu.
"Hei. Jangar ribut " Lerai Kira yang tentu diabaikan oleh Zenitsu dan Inosuke.
Tanjirou yang memperhatikan interaksi kedua orang teman serta kakak seperguruannya hanya bisa geleng-geleng kepala.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
HIKARI ; Kimetsu no Yaiba [COMPLETE]
Fanfic[Sudah Direvisi] My Original Character : Mizuki Kira. Happy Reading :) ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Cahaya. Sesuatu yang sangat aku sukai. Terlebih pada cahaya bintang jatuh. Sangat indah. Itulah yang dipikirkan olehku. Tapi, cahaya yang sangat kusukai...