"Terus pertahankan napas konsentrsi penuhmu. Sebentar lagi bantuan akan datang." Kira mengusap lembut surai kuning milik bocah yang terbaring itu.
Bocah itu menatap Kira. 'Kawaii.' Batinnya.
"Dare ga?" Ia bertanya tapi Kira tidak mendengar akibat frekuensi yang dikeluarkan terlalu kecil.
Kira pun tidak berfokus pada bocah kuning di hadapannya. Fokusnya teralih setelah melihat seekor burung pipit yang terbang menghampiri si bocah kuning.
'Ah, burung pipit yang lucu.' Kira memasang wajah seperti orang terhipnotis saat melihat burung tersebut.
Burung pipit itu bertengger diseragam pemburu iblis milik bocah kuning. Sepertinya sedih saat melihat sosok bocah laki-laki dalam keadaan lemah.
"Chuntarou." Ucap bocah kuning dengan lemah.
"Chuu chuu~" Burung pipit bersuara. Dan suara itu sungguh menggemaskan bagi Kira. Kira pun tersenyum karenanya.
"Jadi, namamu Chuntarou? Kau tenang saja, dia akan baik-baik saja. Sebab seseorang yang bernama Kochou-san akan datang sebentar lagi. Ia pasti akan menyelamatkannya."
"Chuu Chuu?~" Burung pipit terbang mendekati Kira. Kira pun menyediakan lengannya sebagai tempat kedua kaki mungil milik burung pipit bertengger.
"Tentu." Kira mengangguk.
"Chuu Chuu Chuu Chuu~"
"Jadi namanya Zenitsu?" Kira mencondongkan tubuhnya.
"Chuu Chuu~"
"Agatsuma Zenitsu, ya. Nama yang bagus. Dia sangat kuat. Apa kau tahu itu?"
"Chuu Chuu Chuu~ Chuu Chuu Chuu~" Burung pipit menggerakkan kepalanya seperti sedang mengangguk. Kira pun terkekeh dibuatnya.
"Ah. Dia tidak menyusahkanku, kok. Setidaknya untuk sekarang."
Setelah berbincang, burung pipit itu pergi terbang. Ia menitipkan Zenitsu pada Kira.
Kira berjalan menuju tepian rumah. Kepalanya melongok ke bawah. "Ya ampun. Tempat ini ternyata tinggi juga."
Kira mendudukkan diri di tepian tersebut. Sebagian kakinya ia biarkan menggelantung. Kira mengayun-ayunkan kedua tungkainya dengan kedua tangan menyangga tubuh. Kepala menengadah menatap bulan purnama.
"Tsuki ga kirei desune, Giyuu-san." Lalu ia tertawa kecil. Zenitsu melihat dari sudut matanya.
Kira pun menidurkan diri di atas rumah. Kakinya masih mengayun di sisi rumah. Kedua tangan berganti fungsi menjadi bantalan kepala.
"Bulannya seterang malam itu." Kira bergumam sendirian. Zenitsu bisa mendengar gumaman itu.
"Tou-san, Kaa-san, Onii-chan. Genki desuka?" Bibir membentuk kurva. Kelereng merah menatap sendu.
"Aku sudah bahagia sekarang. Jadi, kalian tidak perlu khawatir lagi."
"Aku sudah menemukan sumber cahaya yang baru. Orang itu sedang mengerjakan misi denganku. Dia orang yang baik tapi sangat pendiam."
Kira mengalihkan lengannya menutupi kedua mata. Tidak. Ia tidak sedang tertidur. Kira hanya menunggu Shinobu datang. Dan beberapa menit kemudian Shinobu benar-benar datang.
Shinobu mendarat di atas rumah. "Moshi moshi. Daijoubu desuka?"
"Jii-chan." Zenitsu memanggil sebutan itu lagi.
"Jii-chan? Siapa?" Shinobu berjongkong di samping Zenitsu.
"Aku bermimpi menjadi orang yang kuat."
"Oh, benarkah? Aku pernah mendengar ini. Jika seseorang berada diambang kematian, ia akan memimpikan masa lalu. Biasanya mimpi itu datang agar orang tersebut tetap bertahan. Tapi aku tidak tahu. Karena aku sendiri tidak pernah mengalaminya " Ucap Shinobu panjang lebar.
"Dia akan benar-benar mati jika kau tidak segera mengobatinya, Kochou-san." Kira menginterupsi dari sudut rumah. Ia sama sekali belum mengganti posisi.
"Ara ara Mizuki. Mengapa masih berada disini? Apa kau ingin melalaikan tugasmu?"
"Tentu saja aku disini karena sedang menjalankan tugasku, Kochou-san. Kasihan jika bocah itu diserang oleh iblis lagi. Jadi aku putuskan untuk menemaninya saja sampai kau datang."
"Yashashii ne."
"Sonna koto nai yo." Kira mendekati Shinobu yang sedang menyuntikkan penawar racun pada Zenitsu.
"Kau menghambat penyebarannya menggunakan nafas konsentrasi penuh. Kerja bagus. Dengan begini kondisimu akan membaik " Zenitsu pun tertidur setelah disuntikkan penawar racun itu.
"Dia pintar bukan?" Kira menaik turunkan alisnya. "Sedari awal aku sudah menyukai anak ini. Aku mungkin akan menjadikannya tsuguko."
"Itu adalah suatu hal yang hebat Mizuki. Bocah ini sangat beruntung jika Mizuki yang melatihnya langsung."
"Tidak juga. Aku bilang kan 'mungkin'. Bukan berarti aku benar-benar ingin menjadikannya tsuguko."
"Ara ara. Hidoi desune." Shinobu tersenyum.
"Ah para Kakushi milikmu sudah datang, Kochou-san." Kira melongok kembali kebawah. Ia melihat pemburu iblis dengan masker hitam menutupi wajah sedang wara-wiri dibawah sana.
"Aku masih ada tugas lain yang harus kukerjakan." Dalam sekejap, lagi-lagi Kira pergi menghilang tanpa berpamitan dengan Shinobu.
"Ara ara. Mizuki lagi-lagi pergi tanpa pamit. Sikapnya itu jadi semakin mirip dengan Tomioka-san. Mereka pasangan yang sangat serasi."
Tbc
Yeayy.. Chapter pertemuan Kira dengan Zenitsu sudah selesai. Bagaimana menurut kalian? Bagus gak?
Oh iya, bagian percakapan Kira dengan Chuntaro ada yang ngerti? Aku sengaja gak mengartikan apa yang dibilang Chuntaro biar readers bisa memahaminya sendiri.
Jaa, Minna.
Mata Ashita ne :)
KAMU SEDANG MEMBACA
HIKARI ; Kimetsu no Yaiba [COMPLETE]
Fanfiction[Sudah Direvisi] My Original Character : Mizuki Kira. Happy Reading :) ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Cahaya. Sesuatu yang sangat aku sukai. Terlebih pada cahaya bintang jatuh. Sangat indah. Itulah yang dipikirkan olehku. Tapi, cahaya yang sangat kusukai...