Chapter 21

1.4K 175 12
                                    

"Hoi. Bagaimana dengan Tomioka? Menurut Kochou dia sudah melanggar kode etik. Aku tidak terima jika dia tidak diberi hukuman." _Pilar Ular_ (Iguro Obanai)

'Iguro-san. Dia tetap keren seperti biasanya.' -Mitsuri-

"Ya ampun. Giyuu-san, apa itu benar?" Kira memposisikan dirinya menjadi berdiri menatap Giyuu.

"..." _Pilar Air_ (Tomioka Giyuu)

Giyuu memalingkan wajahnya. Tidak menjawab pertanyaan Kira. Itu membuat Kira menghela nafas pasrah. Ia tidak mengetahui hal ini sama sekali. 'Aku sudah ketinggalan berita.' Batinnya dengan wajah datar.

'Tomioka-san. Dia masih menyendiri seperti biasa. Kakkoi.' -Mitsuri-

"Satu lagi. Untuk kau Mizuki." Obanai menunjuk Mizuki. Ia berada di dahan pohon dengan ular putih melilit lehernya.

"Eh? Aku?" Kira balas menunjuk dirinya sendiri.

"Aku tidak tahu kau sedang merencanakan hal apa. Tapi, jangan menghambat ini semua "

"Aku tidak merencanakan apa-apa, kok. Iguro-san tenang saja." Kira mengangkat kedua tangannya.

"Terserahmu. Lalu, bocah itu." Obanai beralih menunjuk Tanjirou.

"Dia yang membawa iblis bersamanya. Aku tidak tahu apa tujuan bocah itu sebenarnya. Tapi aku lebih tidak terima jika bocah dan iblis itu dibiarkan begitu saja."

"Tidak. Jangan sakiti Nezuko!"

"Iguro-san!" Tegur Kira.

"Sebagai iblis Nezuko tidak pernah memakan manusia selama dua tahun ini."

"Jangan bercanda, bodoh. Tidak ada iblis yang tidak memakan manusia."

"Tapi, Nezuko tidak pernah memakan manusia."

'Tidak memakan manusia? Benarkah itu?' Batin Kira penasaran.

"Untuk memulihkan diri, Nezuko akan tidur sepanjang hari."

"Hal itu tidak masuk akal." Kali ini Tengen bersuara.

"Umu. Itu benar." Kyojurou membenarkan.

"Tidak akan ada yang percaya dengan kata-katamu."

Tidak tahu kenapa tapi Kira merasa jika Obanai sang pilar ular tidak menyukai Tanjirou sedari awal.

"Minna. Bukankah lebih baik kita dengarkan penjelasan dari Tanjirou terlebih dahulu?" Kira memberi usul.

"Kurasa itu lebih baik." Shinobu menyetujui usul Kira.

"Kamado-kun. Bisakah kamu menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya?" Tanya Shinobu.

"Nezuko. Dia- Uhuk uhuk."

"Minum ini agar tenggorokanmu tidak kering." Shinobu memberikan air pada Tanjirou. Dan Tanjirou meminumnya dengan rakus.

"Pelan-pelan minumnya. Rahangmu masih terluka."

Tanjirou mengelap sisa air yang ada disekitar mulutnya.

"Keluargaku dibantai oleh iblis. Dan Nezuko diubah menjadi iblis. Aku menjadi pemburu iblis karena ingin mengubah Nezuko menjadi manusia kembali."

"Lelucon macam apa itu? Manusia yang sudah diubah menjadi iblis tidak akan bisa kembali menjadi manusia lagi." Sahut Tengen.

"Tapi, aku akan berusaha mengubah Nezuko menjadi manusia lagi. Selama dua tahun ini Nezuko belum pernah memakan manusia."

"Aku tetap tidak percaya. Seorang iblis tidak pernah memakan manusia? Itu mustahil."

'Kalau perihal perasaan manusia milik Nezuko aku masih percaya. Tapi, tidak memakan manusia? Itu satu hal yang pantas untuk diragukan.' Kini Kira pun ikut meragukan perkataan Tanjirou.

"Tanjirou. Apa kau yakin dengan hal itu?"

"Kira-san. Aku yakin. Aku saksinya. Selama ini Nezuko tidak pernah memakan manusia. Kami juga berkerja sama saat menjalankan misi. Kalau kau tidak percaya, tanyakan saja pada Zenitsu dan Inosuke." Tanjirou menjawab dengan nada menyakinkan.

"Ah. Otak anak ini sudah dicuci oleh iblis itu. Namu amida butsu."

"Shigau yo!!"

"Jangan berkata hal yang memutar - mutar!" Hardik Tengen.

"Tapi yang kukatakan itu benar. Aku tidak berbohong." Tanjirou tetap bersikukuh dengan perkataannya.

'Ya ampun. Ini akan sulit jika tidak dibuktikan.' Pikir Kira.

Sementara itu, Giyuu, Shinobu, Mitsuri, minus Muichirou, hanya diam memperhatikan perdebatan itu.

Mitsuri tidak ingin ikut campur lebih dalam jadi ia hanya memperhatikan saja. Muichirou tidak peduli dan asik memandang langit biru. "Langitnya hari ini cerah."

Shinobu tidak ambil tempat dalam perdebatan dan memilih untuk mendengarkan. Dan Giyuu yang dari awal memang diam, manik birunya memandang, ralat, memperhatikan Kira dari kejauhan.

Giyuu tahu Kira agak bingung dengan hal ini. Tapi bagi Giyuu ekspresi bingung itu sangat menyenangkan untuk diperhatikan. Karena jarang-jarang seorang Mizuki Kira bisa kebingungan hanya gara-gara bocah kecil.

Tanjirou merasakan aroma lain di tubuh Kira. Aroma bingung dan ragu bercampur menjadi satu. Permata merah gelap milik Tanjirou menatap panggung Kira yang berdiri membelakanginya.

'Ku mohon percayalah denganku Kira-san.'







Tbc

HIKARI ; Kimetsu no Yaiba [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang