Chapter 39

1K 141 0
                                    

"Tch. Mereka berdua itu kenapa sih?!"

Kira berjalan sambil menggerutu. Ia sangat kesal. Sesekali kaki menendang batu kerikil yang ada di jalan. Terkadang mulut sibuk mengunyah Onigiri yang belum habis.

'Jadi begini rasanya jika diabaikan. Sekarang aku mengerti apa yang dirasakan oleh Giyuu-san saat aku mengabaikannya.' Batin Kira. Ia menatap sendu kedepan.

"Demo. Ini sangat menyebalkan!!" Lagi-lagi Kira menendang batu kerikil yang tidak bersalah.

"Saiaku. Hontou ni saiaku."

Tap. Tap. Tap.

***

"Kau mau mencari Mizuki kemana?" Tanya Sanemi.

"..."

"HOI TEME!"

Ya ampun ingatkan Sanemi untuk memupuk kesabaran ekstra jika berhadapan dengan batu hidup dan berjalan ini.

Berinteraksi dengan Giyuu membuat kepala Sanemi serasa mendidih. Ia tidak tahu mengapa Kira bisa tahan berlama-lama didekat Giyuu. Atau suka bercengkrama meskipun Giyuu lebih keseringan tidak membalas. Oh baik lupakan itu dulu.

"Hoi. Kau dengar aku atau tidak?!"
Sanemi mengacungkan pedang kayu yang tak sengaja terbawa olehnya.

"Ke tempat yang sering dikunjungi Kira."

"Ha?!"

"Kediaman Kochou."

"Memang Mizuki ada disana?"

"..." Giyuu diam. Dirinya merasa tidak perlu menjawab pertanyaan itu.

Giyuu sudah cukup lama mengenal Kira dipasukan pemburu iblis jadi Giyuu tahu tempat-tempat mana saja yang sering dikunjungi oleh sahabat kecilnya itu. Salah satunya adalah kediaman Kochou Shinobu. Karena Kira selalu kesana untuk meminta racun bunga wisteria saat hendak mengerjakan misi.

'Orang ini. Jika bukan manusia sudah kuhabisi dia dari tadi.' Geram Sanemi.

Sanemi berjalan dibelakang Giyuu. Pedang kayu diposisikan seperti ingin menebas leher Giyuu yang berjalan didepannya. Tapi tertahan oleh fakta kalau Giyuu adalah manusia dan seorang pemburu iblis. Jika membunuhnya maka Sanemi akan mendapat masalah atau mungkin nyawanya juga ikut pergi, atas pengadilan dari Oyakata-sama atau pedang merah Kira.

***

Mizuki Kira.

Pendengarannya tidak setajam Zenitsu. Atau penciuman yang setajam Tanjirou. Juga indra peraba yang peka terhadap keadaan sekitar seperti Inosuke. Nyatanya itu semua tidak ada dalam diri seorang Mizuki Kira.

Tapi satu hal--

Mizuki Kira bisa merasakan hawa keberadaan orang lain. Hanya dengan perubahan atmosfer dari kejauhan. Dan dari atmosfer yang sudah dikenali, Kira bisa tahu adanya keberadaan seseorang.

Tap. Tap. Tap.

Kira merasakan ada dua orang yang berjalan jauh dibelakangnya. Hawa dari atmosfer yang terasa ini, tidak salah lagi. Dua orang itu adalah Giyuu dan Sanemi. Mereka sedang mencari Kira.

"Sial. Itu Giyuu-san dan Shinazugawa-san." Umpat Kira.

'Mereka pasti mau mencariku. Aku harus cepat.'

Kira mengubah langkah kecilnya menjadi berlari. Ia menggigit Onigiri yang entah kenapa belum habis-habis di mulut. Dua buah Onigiri lagi berada dikedua tangan.

***

Kediaman Shinobu...

Giyuu dan Sanemi sudah sampai ke kediaman kupu-kupu. Mereka memasuki jalan setapak dan terlihatlah sebuah rumah. Di sekitarnya para Kakushi sibuk berlalu lalang kesana kemari mengerjakan pekerjaan mereka masing-masing.

"Tomioka-sama, Shinazugawa-sama. Ada apa anda datang kemari?"

Sanemi yang memang tidak tahu akan adab dalam berperilaku baik pun menerobos masuk tanpa menghiraukan sapaan Kakushi tadi. Sedang Giyuu hanya diam tidak menjawab dan berganti mengikuti Sanemi dari belakang.

"Ara ara. Apa yang membuat Tomioka-san dan Shinazugawa-san datang ke kediamanku ini?" Shinobu yang kebetulan ada disana pun menghampiri dua pria dewasa itu.

"Minggir. Aku tidak ada urusan denganmu." Sanemi mendorong tubuh mungil Shinobu. Tidak memikirkan jika Shinobu adalah si pemilik tempat yang sekarang dipijak oleh kakinya. Giyuu masih mengekor dibelakang. Tak lupa mulut yang terus menguyah Onigiri.

"Ah. Tinggal satu." Gumam Giyuu.

"Tomioka-san?" Shinobu menahan pundak Giyuu. Berharap mendapatkan jawaban.

"Mencari Kira " Dan Giyuu memberikan jawaban seraya memandangi Onigiri yang ada di tangan.

"Tapi Mizuki belum datang."

"Dia kabur kesini."

"Dari mana kau tahu dia kabur kemari?"

"Insting "

"Oh. Baiklah. Silahkan."

Shinobu melepaskan tangannya. Mempersilahkan Giyuu dan Sanemi masuk untuk mencari Kira. Giyuu lalu berjalan melalui Shinobu tanpa menoleh kebelakang.

"Selamat mencari."

***

Sanemi memandangi sekitar halaman. Tidak ada tanda-tanda Kira ada di tempat ini.

"Arrghhh." Ia menjambak rambutnya sendiri dengan kesal. Lalu tiba-tiba mencengkram haori yang dipakai Giyuu.

"Oi sialan. Katamu dia ada disini."

Giyuu menatap datar Sanemi. Kemudian taangannya menunjuk kearah sesuatu yang menyangkut dijendela. Sanemi mengikuti arah yang ditunjuk Giyuu.

Sesuatu dijendela itu, gulungan rambut yang menyangkut di engsel. Rambut berwarna hijau tosca. Ujung yang tidak digelung terayun oleh hembusan angin seolah melambai pada mereka.

Itu rambut Kira.

"Tch."

Sanemi mendekati jendela itu. Giyuu mengekorinya. Mereka berdua berdiri di luar jendela. Giyuu berdiri sambil memakan Onigiri yang sudah dari tadi dimakan tapi tidak kunjung habis. Lalu di sampingnya ada Sanemi yang berdiri dengan pedang kayu diletakkan diatas pundak.

Dari dalam sepasang manik coklat madu menatap horor. Di lantai ruangan seseorang tengah asik memakan Onigiri. Tidak menyadari hawa menyeramkan dari dua pria yang berada di luar jendela.

"Wah. Onigirinya enak sekali."

"Kelihatannya duduk di bawah sana menyenangkan, ya."

"Giyuu-san. Shinazugawa-san."












Tbc

HIKARI ; Kimetsu no Yaiba [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang