Chapter 47

1K 126 0
                                    

Hari ini Kira meminta Shinobu untuk membuatkan racun bunga wisteria. Itu sudah menjadi kebiasaan Kira ketika hendak mengerjakan misi.

Terkadang jika tidak ingin menggunakan Nichirin miliknya, Kira akan membunuh iblis menggunakan racun. Hampir mirip seperti cara Shinobu membunuh iblis. Tapi bedanya, Shinobu memasukkan racun kedalam sarung katana dan racun tersebut akan menempel pada Nichirin yang ada didalamnya. Dan itu adalah keahlian Shinobu. Maka dari itu bentuk Nichirinnya berbeda dari anggota pilar yang lain.

Sedangkan Kira lebih suka menaburkan langsung racun ke tubuh iblis. Ia tidak akan memasukkan racun kedalam sarung Katana. Dengan kecepatan gerak yang dimiliki Kira dan kemampuannya menghilangkan hawa keberadaan diri, itu menjadi sebuah keuntungan. Saat si iblis tidak tahu keberadaannya, Kira akan jauh lebih mudah membunuh iblis tersebut.

"Arigatou na, Kochou-san."

"Kau tidak perlu berterima kasih padaku Mizuki. Sudah menjadi kewajiban setiap anggota pemburu iblis untuk membantu rekannya."

"Umn." Kira mengangguk pelan. Ia melihat beberapa kantong kecil racun bunga wisteria. Tanpa sadar senyuman lembut terukir manis di wajahnya yang elok. Shinobu memperhatikan senyuman itu.

"Mizuki." Panggil Shinobu yang berhasil memingalihkan atensi Kira dari kantong racun.

"Ha'i, Kochou-san?"

Shinobu tersenyum dan berkata "Ganbatte, Mizuki."

Kira pun membalas senyuman Shinobu kemudian mengangguk. "Umn. Sekali lagi terimakasih, Kochou-san."

"Kalau begitu, permisi."

Baru selangkah keluar dari ruangan Shinobu, Kira merasakan hawa seseorang. 'Hawa ini.'

Ting. Ting. Ting. Ting.

Suara lonceng kaca berbunyi. Terlihatlah seorang pria bertopeng merah dengan lonceng disisi topinya. Pria itu mengejar Tanjirou. Tanjirou berusaha menghindari serangan pisau yang terus diayunkan oleh pria itu.

Kira berjalan lebih dekat dari tempat kejar-kejaran antara si pria dan Tanjirou. Ternyata ada Aoi yang juga ikut menyaksikan. Kira pun bertanya pada gadis muda tersebut.

"Mereka kenapa?"

"Entahlah Mizuki-sama. Dari tadi aku sudah melihat mereka begitu."

Kira tidak membalas jawaban Aoi. Iris merahnya kembali menatap dua orang yang sedang berlarian.

Shinobu keluar dari ruangannya. Dari tempatnya, ia melihat Kira berdiri bersama Aoi. 'Mizuki masih disini?' Batinnya.

Shinobu perlahan mendekati dua gadis tersebut. Kemudian ia bertanya pada Kira. "Apa yang kau lakukan disini Mizuki?"

"Melihat lomba lari Kochou-san." Jawab Kira santai.

Shinobu mengikuti arah pandang Kira dan Aoi. Lalu ia tersenyum saat melihat Tanjirou yang dikejar-kejar oleh pria yang membawa pisau. Tanjirou terus mengeluarkan kata maaf. Seolah ia punya salah pada pria itu.

"Sumimasen."

"Apa ini resimen untuk latihan baru?" Tanya Shinobu yang diperuntukkan pada Aoi.

"Bukan, kan?"

"Tapi, aku setuju jika Kochou-san mengadakan latihan yang seperti ini." Sambung Kira. Maniknya masih menghadap kedepan.

"Ara ara. Sifat psikopat Mizuki tidak pernah hilang rupanya."

"Apanya yang psikopat, Kochou-san?"

Atensi Kira terpindahkan pada Shinobu. Ia tidak tahu jikalau suaranya ketika bertanya sedikit besar sehingga terdengar oleh pria yang mengejar Tanjirou.

Pria itu langsung saja mengabaikan Tanjirou dan berlari menuju Kira. Saat sampai jari telunjuknya tak mau diam. Ia terus mencolek wajah Kira. Shinobu dan Aoi yang melihatnya jadi geleng-geleng kepala. Sementara Tanjirou mematung.

"Kira-chan. Lama tidak berjumpa. Kau sekarang sudah besar, ya. Wajahmu lebih manis dari pada waktu pertama kali bertemu. Oh, kau semakin tinggi saja. Kudengar kau menjadi seorang pilar. Apa itu benar?"

"Umn." Kira mengangguk.

'Haganezuka-san mengenal Kira-san?' Tanya Tanjirou dalam hati.

Yah, pria bertopeng tersebut adalah Haganezuka.

"Kenapa kau tidak pernah ke tempatku? Padahal aku sangat merindukanmu." Kira terkekeh mendengar perkataan Haganezuka. Jangan lupakan Haganezuka masih mencolek wajah Kira. Tapi, Kira tidak pernah merasa risih.

"Ah, Haganezuka-san. Apa kabar?" Tanya Kira.

"Kabarku baik. Kabarmu?"

"Baik juga. Haganezuka-san kenapa kemari?"

"Gara-gara bocah itu." Haganezuka menunjuk Tanjirou dengan wajah yang kesal.

"Eh?" Tanjirou yang ditunjuk memasang wajah bingung.

"Dia mematahkan katana buatanku dan aku harus menempahnya lagi." Lanjut Haganezuka.

"T-ta-tapi. Aku tidak sengaja. Saat itu aku hampir mati karena lawanku sangat kuat." Tubuh Tanjirou gemetaran. Ia tergugup saat ditatap tajam oleh Haganezuka. Sepertinya Tanjirou merasa bersalah karena sudah mematahkan katana buatan Haganezuka.

"Itu tidak benar. Kau saja yang lemah. Makanya katana buatanku jadi patah."

"Sumimasen." Tanjirou membungkukkan badan sebagai tanda permintaan maafnya pada Haganezuka.

"Kau seharusnya mencontoh Kira-chan. Dia belum pernah sama sekali mematahkan Katananya."

"Ya ampun. Jangan memujiku Haganezuka-san." Kira menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Apa itu benar, Kira-san?" Tanjirou bertanya pada Kira dengan wajah yang sangat ingin tahu. Dan Kira mengangguk pelan.

"Tentu saja itu benar. Karena aku yang menempah Katana miliknya. Dan sampai sekarang Kira-chan belum pernah sekalipun meminta untuk dibuatkan katanya yang baru."
Bukannya Kira yang menjawab tetapi malah justru Haganezuka yang mencuri jawaban seraya menunjukkan ekspresi bangga.

"Ya ampun, Haganezuka-san. Kau terlalu berlebihan."

Kira jadi malu sendiri ketika dipuji begitu. Terlebih lagi didepan Shinobu yang notabenenya adalah seorang pilar sama seperti Kira. Dan ada pula Aoi.























Tbc

HIKARI ; Kimetsu no Yaiba [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang