Chapter 49

1K 122 4
                                    

Tanjirou kembali berlatih bersama Kanao. Kakinya sudah bisa mengimbangi laju lari Kanao. Tanjirou dapat menyentuh tangan Kanao berkat bantuan dari nafas konsentrasi penuh yang telah dikuasainya.

"Yatta."

Saat latihan refleks, kecepatan tangan Tanjirou juga sudah setara dengan Kanao. Ia bisa menahan gelas yang akan diambil Kanao, dan ketika Tanjirou ingin menyiram Kanao menggunakan cairan obat yang ada di dalam gelas, sisi baiknya membatin.

'Cairan obat ini sangat bau loh. Kalau aku menyiramnya, kasihan dia.'

Alhasil Tanjirou tidak jadi menyiramnya dan meletakkan gelas berisi cairan obat itu diatas kepala Kanao. Mereka berdua terdiam beberapa saat.

"Tanjirou-san meletakkannya diatas kepala."

"Itu sama saja kalau dia menang."

"Yeay."

"Tanjirou akhirnya bisa juga mengalahkan Tsuyuri."

Tiga orang gadis kecil yang bernama Sumi, Kiyo, dan Naho bersorak senang. Begitu pula dengan Kira. Ini merupakan kemenangan pertama Tanjirou setelah 3 bulan lamanya. Mereka semua meloncat senang.

"Kerja yang bagus, Tanjirou."

"Terima kasih, Kira - san." Kira dan Tanjiro melakukan tos.

Zenitsu dan Inosuke yang memperhatikan kemenangan Tanjirou merasa tidak terima.

'Yabai.'

Mereka berdua semakin giat berlatih agar bisa menggunakan nafas konsentrasi penuh selama seharian.

***

Setelah menyelesaikan pemeriksaan akhir dengan Shinobu, Tanjirou dinyatakan sudah sembuh total. Luka di rahangnya juga sudah membaik.

Saat Tanjirou bertanya tentang nafas kobaran api kepada Shinobu, ia bilang kalau ia tidak tahu. Yang Shinobu tahu kalau ada aturan tertentu yang membedakan penggunaan nama pada nafas api dan nafas kobaran api.

Shinobu menyarankan agar Tanjirou bertanya pada Rengoku si pilar api. Karena mungkin Rengoku tahu tentang nafas kobaran api tersebut. Tapi sayangnya Rengoku sedang mengerjakan misi sekarang.

Tanjirou berjalan ke ruangan Nezuko. Manik merahnya melihat Kira dari arah berlawanan. Akhir-akhir ini Kira lebih sering berada di kediaman kupu-kupu.

"Yo, Tanjirou." Sapa Kira dengan keramahannya.

"Yo, Kira-san. Apa yang kau lakukan disini?"

"Oh itu. Aku mau meminta sesuatu pada Kochou-san. Kau sendiri?"

"Aku ingin ke ruangannya Nezuko. Mau melihat keadaannya."

Kira tersenyum simpul. "Kau ini kakak yang sangat baik ya, Tanjirou."

Setelah itu Kira berjalan melewati Tanjirou. Tapi langkahnya terhenti saat Tanjirou memanggil namanya.

"Kira-san. Aku ingin bertanya sesuatu."

Kira membalik badan agar bisa melihat Tanjirou. "Apa?"

"Apa kau mengetahui tentang nafas kobaran api?" Tanya Tanjirou.

Kira mengusap pelan dagunya. Membuat pose berpikir. Yah, sebenarnya Kira memang sedang berpikir.

"Tidak tahu. Memangnya ada apa?" Jawab Kira pada akhirnya.

"Sebenarnya begini-"

Tanjirou pun menceritakan apa yang telah terjadi ketika di Gunung Natagumo waktu itu. Bagaimana ia tiba-tiba bisa menggunakan nafas kobaran api milik ayahnya saat melawan salah satu dari 12 iblis rembulan. Yang mana nama iblis itu adalah Rui, iblis bulan bawah peringkat kelima.

"Naruhodo." Kira mengangguk menggerti.

"Aku baru mendengar tentang nafas kobaran api. Setahuku ada lima cabang dari pernapasan dasar. Tidak ada yang namanya nafas kobaran api. Tapi kata Urokodaki-san, pernapasan dasar itu adalah percabangan dari pernapasan asli. Aku belum pernah mendengar apa nama pernapasan asli tersebut. Apa mungkin nafas kobaran api milik ayahmu itu merupakan pernapasan asli?" Kira memejamkan mata.

Dahi Tanjirou berkerut. Mana bisa ia menjawab kalau ia sendiri tidak tahu jawabannya. Jadi Tanjirou hanya menatap Kira dengan wajah polosnya.

'Mungkin saja, kan? Tapi aku tidak pernah melihat pernapasan itu. Sebab dari rumor yang kutahu kalau pernapasan asli sudah lama punah. Bisa jadi pemilik sebenarnya mengajari pernapasan asli tersebut pada moyangnya Tanjirou.' Kira mengelus dagu runcingnya.

'Nafas kobaran api dan nafas api. Namanya hampir mirip. Apa nafas kobaran api punya nama yang lain?' Pikir Kira.

"Tanjirou. Bentuk apa yang kau pakai ketika menggunakan nafas kobaran api?" Tanya Kira.

"Bentuk yang kupakai?" Kira mengangguk.

"Dewa-Api-Kagura." Jawab Tanjirou ragu.

'Dewa Api Kagura, ya?'

"Tanjirou, darimana kau tahu kalau ayahmu bisa menggunakan nafas itu?" Tanya Kira lagi.

"Karena dulu aku selalu melihat Tou-chan menari di tengah hujan salju. Tarian yang dinamakan dengan Tari Dewa Api Kagura. Tarian itu sebenarnya punya nama lagi dan bentuk tersendiri. Kaa-chan pernah bilang padaku kalau tarian tersebut adalah warisan dari keluarga Kamado." Jelas Tanjirou.

'Teknik pernapasan yang diwariskan melalui tarian. Itu terjadi kalau si pengguna tidak memiliki keturunan. Teknik pernapasan yang telah lama punah. Pasti dulu ada orang yang memusnahkan pengguna teknik tersebut. Mungkinkah memang benar? Tapi, apa pencipta pernapasan asli itu adalah pemburu iblis legenda si pemilik pedang merah? Hanya dia orang yang memungkinkan. Pemburu iblis terkuat yang sejarahnya hampir pernah membunuh iblis sialan itu. Aku harus mencari tahu.'

Kira nampaknya mendapatkan pencerahan. Tapi ia memendamnya saja dari pada diberitahu pada Tanjirou. Kira takut jika kesimpulannya salah.

"Oh iya. Bagaimana jika kau bertanya pada Rengoku-san saja ? Mungkin dia tahu sesuatu atau punya petunjuknya." Kira akhirnya memberi saran.

"Hah." Tanjirou menghela nafas. Bahkan Kira yang terkenal sebagai pemburu iblis terpintar saja menyarankan hal yang sama dengan Shinobu pada Tanjirou. Tapi bedanya Kira sudah sedikit membukakan kunci untuk Tanjirou.

"Tapi apa mungkin nafas kobaran api milik ayahmu itu merupakan pernapasan asli?"

'Pernapasan asli, ya.' Batin Tanjirou.

"Aku akan membantumu jadi kau tenang saja Tanjirou."  Ucap Kira menyakinkan Tanjirou.

"Baiklah Kira-san. Terimakasih."
















Tbc

HIKARI ; Kimetsu no Yaiba [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang