Chapter 20

1.4K 176 21
                                    

"Tomioka-san. Bisakah kau katakan sesuatu?"

Perempatan siku-siku muncul di dahi Shinobu. Ia sangat kesal karena Giyuu sedari tadi mengunci lehernya tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

"Aku, tidak dibenci."

Kini Shinobu tak dapat lagi menahan kekesalannya. Dari sandal yang ia pakai keluar pisau kecil. Pisau itu ia arahkan ke wajah Giyuu. Tetapi, gerakannya terhenti saat mendengar suara langkah kaki seseorang.

***

Pendengaran Kira menangkap suara yang tidak asing. Saat sampai kesumber suara ia melihat dua orang yang tak asing pula.

"Ya ampun. Giyuu-san, Kochou-san, apa kalian sedang berkencan ditengah misi?" Mendengar perkataan Kira, keduanya pun terbatuk hebat.

"Berkencan sih boleh. Tapi tidak harus sedang melaksanakan misi, kan? Seperti tidak ada waktu lain saja. Ck, ck, ck." Kira berkacak pinggang didepan mereka.

"Mizuki, kami berdua tidak berkencan." Shinobu tersenyum tidak ikhlas.

"Jadi?"

"Tanyakan saja sendiri pada Tomioka-san." Perempatan siku semakin banyak muncul.

"Giyuu-san?" Kedua lengan Kira menyilang didepan dada sementara kaki mengetuk tanah.

"Aku, tidak dibenci."

"Ugh." Kira dan Shinobu terdiam ditempat. Sedetik kemudian Kira menepuk dahinya. Tak habis pikir dengan orang yang satu ini.

"Ya ampun. Giyuu - san."

Kira mengusap wajah cantiknya dengan kasar. Bagaimana dengan Shinobu? Tenang saja. Shinobu berharap jika makhluk berwajah datar di hadapannya ini segera pergi ke surga. Oh itu terlalu kejam.

"Craww craww. Ini perintah dari Oyakata-sama. Bawa pemburu iblis bernama Kamado Tanjirou. Dia menggunakan haori kotak-kotak dan ada luka bakar di dahinya. Juga iblis bernama Nezuko. Dia menggigit bambu dimulutnya. Craww craww."

Seekor burung gagak hitam menghampiri ketiganya. Kira tidak terkejut dengan perintah dari pemimpin pemburu iblis tersebut. Ia berjalan meninggalkan Giyuu dan Shinobu.

"Sampai kapan kalian akan berkencan?" Ujar Kira seraya melambaikan tangan.

Giyuu yang pertama menyadarinya pun melepaskan kunciannya pada leher Shinobu. Mereka kemudian berjalan beriringan dibelakang Kira.

'Oyakata-sama harus menjelaskan sesuatu.'

***

"Hoi."

"Hoi. Bangun."

"Hoi. Korra."

Iris merah gelap mengerjap-ngerjap. Tangan terikat di punggung menggunakan tali tambang. Sekujur tubuh terasa sakit. Dari pandangannya ada tujuh orang yang ia tidak tahu siapa sedang berdiri di depannya.

'Siapa mereka?'

Saat menyadari ada seseorang yang tidak terlihat oleh penglihatannya. Manik merah gelap itu beredar ke seluruh penjuru tempat untuk mencari orang tersebut.

"Nezuko!"

"Hoi. Kemana kau melihat? Apa kau tidak tahu jika di depanmu sekarang ini ada Hashira?" Seorang Kakushi memarahinya.

'Hashira?'

Tetapi, seakan tidak perduli ia kembali memanggil nama orang yang dicarinya. "Nezuko. Dimana Nezuko?"

"Hoi. Korra."

Shinobu mendekati bocah dengan iris mata berwarna merah gelap tersebut.

"Selamat datang di markas pemburu iblis, Kamado Tanjirou."

'Markas pemburu iblis?'

Tanjirou kemudian mengubah posisinya yang semula telungkup menjadi duduk.

"Nezuko. Dimana Nezuko?" Lagi-lagi Tanjirou menanyakan hal yang sama.

"Nezuko berada di tempat yang aman." Itu adalah suara Kira.

"Yah, meskipun aku tidak yakin dengan itu." Suaranya mengecil dikalimat terakhir.

"Zenitsu? Inosuke? Dimana mereka?" Tanya Tanjirou.

"Mereka di tempat yang aman juga. Kau tenang saja." Kira berjalan ke tempat Tanjirou. Berjongkok di depannya lalu tersenyum dengan mata tertutup.

'SENYUMAN MIZUKI-SAMA TETAP MANIS SEPERTI BIASANYA.' Batin si Kakushi berteriak senang.

'Kawaii.' Batin Tanjirou terpesona. Ada semburat merah tipis muncul di wajahnya.

'Tidak. Tidak. Ini bukan saatnya untuk itu.' Tanjirou menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Apa dia bocah yang membawa iblis ketika sedang menjalankan misi?" _Pilar Api_ (Rengoku Kyojurou)

"Bocah ini tidak terlihat meriah." _Pilar Suara_ (Uzui Tengen)

'Dia tetap melindungi adiknya yang sudah berubah menjadi iblis. Cinta bersaudara yang indah.' _Pilar Cinta_ (Kanroji Mitsuri)

'Burung yang terbang itu, namanya apa, ya?' _Pilar Kabut_ (Tokito Muichirou)

"Sungguh kasihan anak ini. Sebaiknya kita mengadilinya." _Pilar Batu_ (Himejima Gyomei)

"Umu. Itu benar. Aku setuju." -Kyojurou-

"Kita adili dia dengan meriah dan elok." -Tengen-

'Diadili? Apa itu tidak terlalu cepat? Kasihan dia.' -Mitsuri-

"Maa maa. Jangan terburu-buru begitu." _Pilar Serangga_ (Kochou Shinobu)

Tubuh Tanjirou bergetar saat mendengar suara para Hashira (Pilar) di hadapannya ini. Suara mereka terdengar menyeramkan bagi Tanjirou.

"Ya ampun. Semuanya sangat bersemangat, ya " _Pilar Cahaya_ (Mizuki Kira)

Tapi dari semua suara yang ada, hanya suara Kira yang intonasinya terdengar berbeda dari pilar yang lain. Tidak menyeramkan tapi. Ah, Tanjirou bingung menjabarkannya bagaimana.

'Aneh.'

Dari jarak sedekat ini, Tanjirou bisa mencium bau kekuatan yang sangat besar dari diri Kira. Kekuatan besar yang tengah bersembunyi didalam dirinya.

Dan juga matanya. Mata merah itu seolah bisa melumpuhkan siapa pun yang menatapnya. Tanjirou dapat merasakan baunya.

Tapi, satu hal lagi yang tercium dari penciuman tajam Tanjirou. Bahwa Mizuki Kira adalah, orang yang baik.










Tbc

HIKARI ; Kimetsu no Yaiba [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang