04 // ~ Mengingat

5.1K 189 2
                                    


Hal yang paling menyedihkan Selain Kehilangan. Iyalah ketika kita Lupa Cara Berbagi.

Afri  . -

____________________________________


Gadis itu menghempaskan tubuhnya kasar diranjang dan sesekali memijat kepalanya yang terasa pening mengingat akan kenyataan yang menimpahnya .

Ia masih tak bisa menyangkal jika pria  itu kembali dan akan menghancurkan hatinya lagi ,  kenapa pria  itu harus kembali , apa tak cukup dengan mneyakitinya , apa ia ingin menyakitinya dengan lebih hingga membuat dirinya benar - benar hancur .

Dirinya harus memberikan tembok pembatas yang sangat kokoh agar hatinya tak lagi jatuh pada pria  itu .


" Huh , pusing banget sih nih kepala "- rengek fika memijat - mijat pelipis berusaha meredakan rasa pusing yang mulai menyerang kepalanya , seakan ada batu yang membentur kepalanya hingga membuatnya berulang kali meringis menahan nyeri di kepalanya

" Huh "- ucp fika berusaha menarik nafasnya


Gadis itu memilih segera bangun dan masuk ke dalam kamar mandi  untuk  membersihkan tubuhnya agar terasa sedikit segar , setelah beberapa menit akhirnya ia keluar dan benar kepalanya tidak sesakit tadi bahkan saat ini dirinya merasa sedikit segar .

Ia berusaha meregakan otot - ototnya , padahal baru saja ia bekerja disana tapi kenapa dirinya merasa sangat pegal seperti ini , atau mungkin alasan lain yang membuat dirinya sepening ini pasti adalah pria  itu .

Lalu apa yang harus diperbuat sekarang , ia merasa bahwa dirinya harus menjauh dari pria  itu , hidupnya tak akan damai jika selalu berdekatan dengan pria  itu .

Tak ada yang bisa ia lakukan kecuali pasrah saat ini , toh ia tau pasti jika pria  itu tak pernah main - main dengan ucapannya , apalagi saat ini dirinya memiliki kedudukan tinggi serta jabatan yang sangat berpengaruh , apalagi hanya dengan menjentikkan jari , fika yakin jika pria  itu bisa melakukan semuanya seperti apa yang ia bilang tadi .


" Arghhhhhh!"- erangnya frustasi dan sesekali mengacak rambutnya merasa sangat lelah dengan semua ini



Seakan dirinya adalah sebuah robot yang bisa digerakkan , dimainkan , ditinggalkan dan diambil kembali , sungguh sangat menyedihkan hidupnya , dengan seenak nya pria  itu mempermainkan kehidupan fika tanpa merasa kasihan padanya .

Lalu apa sebenarnya yang diinginkan pria  itu hingga kembali kesini lagi .


******



Afri tersenyum kemenangan menatap foto gadis yang selama beberapa tahun ini memenuhi pikirannya dan saat ini ia dapat bernafas lega saat sudah melihat gadisnya sudah baik - baik saja disini , apalagi gadisnya itu sudah berada dalam jangkauannya .

Ia masih sangat merindukan gadis itu , ia ingat jelas saat gadis itu menatap kearahnya dengan tatapan kesal , kebencian serta rasa pasrahnya ia mengetahui jika gadisnya itu pasti masih sangat membencinya , namun bagaimana lagi afri tak bisa jauh dari gadisnya lagi , sudah cukup untuk berjauhan dengan gadis itu dan saat ini yang ia pikirkan adalah , bagaimana cara membuat gadisnya kembali percaya padanya dan bagaimana cara afri menjadikan gadis itu miliknya .


" Sangat cantik "- gumam afri menatap layar ponselnya yang menunjukkan foto seorang gadis dengan poni yang tengah sibuk dengan pekerjaannya , siapa lagi kalau bukan fika lah yang ada difoto itu , bahkan foto itu terlihat sangat baru diambil .


Afri mengaku jika dirinya terlalu terobsesi memiliki gadis  itu , namun bagaimana lagi , jika hatinya sudah berpihak pada gadis itu maka afri tak akan membiarkan gadis itu lepas darinya .

Afri benar - benar tak sabar untuk segera berangkat ke kantor dan menatap gadis nya lagi , lagi dan lagi .


Ia suka melihat saat gadisnya merasa kesal , merasa marah , dan merasa malu jika berada dihadapannya , cukup bisa melihatnya dengan jangkauan yang dekat maka afri rasa itu tak masalah , toh afri tau jika gadisnya masih merasa sangat kecewa padanya namun ia  tak bisa mengelak jika  benar - benar mencintai gadisnya , walaupun sudah beberapa tahun lalu dirinya jauh dari fika namun rasa sayangnya terhadap gadis itu tak pernah berkurang bahkan itu semakin bertambah dengan berjalannya waktu , jadi  afri tak ingin jika cintanya harus bertepuk sebelah tangan , jadi sudah afri pastikan  jika gadis itu harus luluh kepadanya harus kembali kepelukannya bagaimana pun caranya  .



******



Pagi ini ia sudah benar - benar berkutik dengan banyak nya pekerjaan kantor yang sampai membuat dirinya sangat pening , kemarin saja rasa sakit dikepala nya belum menghilang tapi kenapa harus ada pekerjaan sebanyak ini lagi , tapi tenang ,  toh fika harus bersabar kali ini .


" Eh ini ya , kamu mintain tanda tangan sama si bos "- ucp seseorang menyerahkan sebuah dokumen pada fika  dan itu mampu membuat fika menatap salah satu karyawan itu dan sedikit mengangguk lalu tersenyum pasti

Fika memilih segera mengambil banyaknya berkas itu , dan mulai berjalan menuju ke ruangan afri dan mengetuknya pelan .



Tok .tok .tok ..



" masuk"- ucp seseorang dari dalam , tapi tenang suara dari dalam tak akan terdengar sampai luar , melainkan disamping pintu ada sebuah speaker yang bisa mendengar apa yang diucapan sang bos dari dalam kalau sang bos tersebut menyalakannya  dan itu mampu membuat fika menghembuskan nafas panjang setelah itu ia masuk dengan wajah dinginnya saat berhadapan dengan pria  itu .

" Permisi pak , ini ada beberapa dokumen  yang harus bapak tanda tangani "- ucp fika meletakkan beberapa dokumen  tersebut dan membukanya satu persatu , dibandingkan memperhatikan dokumen  afri malah menatap fika dengan intensif dan itu mampu membuat fika yang risih pun berusaha acuh .


" Hai Dear kenapa kamu harus seformal itu sama aku hmm?"- tnya afri yang tak suka jika gadisnya berbicara seperti itu , sedari tadi fika hanya sibuk berdecak dan menghembuskan nafas jengah menghadapi bosnya ini .

" kamu tau kan kalo kita ini masih pacaran"- ucp afri menatap fika serius dan beranjak dari tempatnya , detik berikutnya fika menaruh semua dokumennya  dan akan bergegas pergi , namun ia kalah cepat dengan afri , pria  itu malah segera berdiri di depan pintu berusaha mencegah gadisnya yang akan keluar dari ruangan .

" Maaf pak saya mohon , jangan seperti ini "- ucp fika berusaha berani , namun tatapan afri padanya benar - benar menakutkan

" lalu bagaimana dear? Kamu memperlakukan ku seperti orang lain "- ucp afri merasa tak terima

" Pak ini hanya masalah pekerjaan jadi mohon jangan bawa - bawa masalah pribadi saya disini "- ucp fika berusaha menguatkan dirinya

" Fika , kamu harusnya inget kalo kita ini masih pacaran , dan bahkan kita udah tunangan , cincin yang aku kasih ke kamu itu udah menjelaskan kalau kita sudah tunangan "- ucp afri mulai dingin

" Omong kosong , maaf pak saya harus pergi dan nanti dokumen  itu akan saya ambil lagi jika bapak selesai menandatangani semuanya "- ucp fika berusaha meminggirkan tubuh afri yang menghalangi pintu

" Itu bukan omong kosong dear , itu kenyataan "- ucp afri mendorong tubuh fika kebelakang agar tidak sampai mendekat kearah pintu

" Hentikan , Fri lo itu kenapa sih gue gak suka lo giniin , kerja sewajarnya aja dan gausah bawa - bawa masalah pribadi "- ucp fika yang mulai kesal dan meluapkan segala emosinya

" Akhirnya kamu gak bicara seformal tadi "- ucp afri tersenyum

" Dear , aku sayang sama kamu apa itu salah hm?"- tnya afri menarik tangan fika agar gadis itu mendekat kearahnya .

-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-

Nextttt???

# Dibaca aja seneng apalagi divote :) .

Chance Of Love | 2 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang