<<< Chance Of Love >>>
Wanita itu menghela nafas kasar kala memijat kepalanya yang terasa begitu pening , sedari tadi ia tak henti - hentinya berfikir keras , apalagi setelah pertemuannya dengan pria yang selama ini ia hindari semakin membuat pikirannya kacau .
Ia yakin jika pria itu tak akan menyerah dengan begitu saja , ia tau betul bagaimana pria itu , namun ada se cerca harapan dihatinya , ia masih berharap jika akan kembali disatukan dengan pria itu , walaupun sebenarnya itu sangat tak mungkin karna ia sudah memiliki tunangan , seperti nya ia harus benar - benar menjaga jarak dari pria itu untuk menghargai perasaan tunangannya , walaupun kebenarannya sudah terkuak , ia tetap tidak boleh egois , ia juga harus memikirkan perasaan pria yang sudah menjalin hubungan serius dengannya , ia tak boleh egois kali ini .
Jujur saja sedari tadi ia membayangkan wajah pria itu yang nyaris tampan , kenapa otak dan hatinya ini tak mau bekerja sama , ingin sekali ia memeluk pria itu , ingin bisa kembali bersama nya , namun seakan semua itu hanya mimpi yang tak mungkin juga bisa terwujud .
Bahkan beberapa hari ini mungkin ia akan sering bertemu dengan pria itu karna masalah kontrak kerja yang mau tak mau membuatnya terikat dengan perusahaan yang dipegang oleh pria itu .
" Kenapa sih , dari tadi melamun saja "- ucp widya yang baru saja keluar dari kamar mandi hotel seraya mengeringkan rambutnya dengan handuk
" Enggak papa "- ucp fika menggeleng kuat , tak mungkin jika ia mengatakan semuanya pada widya bukan , bahkan wanita itu sama sekali tak tau menahu tentang masalahnya .
" Eh btw , tadi ceo nya bener - bener tampan , apalagi si pak degrid itu juga gak kalah , kenapa di sini banyak pria tampan sih "- ucp widya membayangkan wajah kedua pria tadi lalu tersenyum
" Tapi tadi kau bener - bener beruntung lo karna bisa berduaan di satu ruangan yang sama bareng ceo yang udah sukses "- jelas widya
" Aku kira tunangan mu itu sudah paling tampan , ternyata disini ada yang lebih tampan lagi ya "- ucp widya duduk didepan meja rias nya seraya menyisir rambutnya
" Tapi tadi kenapa ceo nya ngeliatin mu kayak gitu ya "- ucp widya
" Oh iya , apalagi si pak degrid itu juga udah kenal kau , ish kenapa kau gak kenalin ke aku sih kalo punya temen yang tampan - tampan disini "- cerocos widya yang mampu membuat fika hanya tetap diam , pikirannya sedang kacau saat ini , untuk berfikir jernih pun fika tak mampu , apalagi hanya sekedar menimpali wanita cantik berambut sebahu itu .
" Heh fika , kenapa diam saja sih "- ucp widya menoleh kearah fika dan mendapati jika wanita berponi itu lagi - lagi melamun
" Fikaaa "- ucp widya sedikit mengeraskan suaranya dan itu sukses membuat fika segera tersadar lalu menatap kearah widya dengan tatapan bertanya
" Kenapa diam saja sih?"- tnya widya yang sukses membuat fika menggeleng kuat , sekarang percuma ia harus menjauh i orang - orang dimasa lalunya , toh afri sudah menemukannya sekarang , lebih baik ia segera mengunjungi kedua orangtuanya , percuma juga menutupi semuanya jika pria yang ia hindari sudah tau keberadaannya dan ia juga akan mengajak kedua sahabatnya bertemu untuk melepas beban rindu nya , sekalian mengenalkan manager sekaligus wanita yang sudah ia anggap sebagai kakaknya sendiri .
" Lebih baik kita kerumah orangtua ku sekarang "- ucp fika yang sukses membuat widya menatap fika dengan tatapan bingung
" What , kenapa tiba - tiba sekali "- ucp widya yang sukses membuat fika mengangguk lalu segera beranjak untuk bersiap - siap .
KAMU SEDANG MEMBACA
Chance Of Love | 2 ✔
Teen Fiction" Aww , apa yang lo lakuin!"- pekik gadis itu berusaha meronta agar pria itu mau melepaskannya , namun percuma saja " Diem!"- perintahnya mutlak dan itu membuat sang gadis langsung takut dan terdiam . "You're here, there's nothing I fear,"- "...