Ia menatap wajah nya dari pantulan kaca yang berada dikamar mandi , ia hanya bisa menghela nafas panjang kala hidupnya seakan tak berwarna lagi , semuanya nampak benar - benar hampa .
Wajahnya terlihat begitu kacau , ia terlihat sangat menyeramkan , tak ada lagi wajah semangat yang terpancar di dirinya .
" Kenapa aku jadi kayak gini sih "- ungkap fika menyalakan kran air, lalu membasuh mukanya dengan segera
" Kenapa aku sekarang jadi lemah gini "- racau nya sesekali terdiam menatap pantulan wajahnya dari cermin
" Huh , enggak fika kamu harus kuat , semakin hari kamu juga harus semakin dewasa dan bisa ngejalanin hidup ini dengan mandiri "- ucp fika menyemangati dirinya sendiri
" Dear "- panggil suara berat seseorang yang langsung membuat fika terdiam dan reflek menoleh kearah sumber suara , sekarang ia ingin menangis rasanya saat melihat wajah pria yang selama ini ia cintai
" Permisi "- ucp fika memilih beranjak akan pergi dari sana namun , pergelangan tangannya dicekal oleh pria itu
" Maaf , Tolong lepaskan tangan saya "- ucp fika sopan , ia sudah berulang kali menahan diri agar tidak menangis saat melihat pria itu , rasanya begitu sakit saat melihat wajah pria itu yang selalu ia rindukan .
" Dear Plis , aku gak bisa , aku gaakan pernah bisa jauh dari kamu "- pinta pria itu memelas , jika kalian bertanya siapa pria itu , maka seperti yang sudah kalian ketahui , siapa lagi pria yang memanggil fika dengan sebutan sayang , itu adalah afri
" Maaf saya mohon lepaskan "- pinta fika memohon seraya berusaha melepaskan cekelan tangan afri pada pergelangan tangannya
" Tahan fika tahan , kamu kuat , jangan nangis didepan pria ini "- batin fika berusaha bersabar membendung air matanya yang sedari tadi ingin keluar
" Fika kalau kamu terus - terus an kayak gini aku akan bener - bener maksa kamu fika "- ucp afri menatap tepat pada mata gadis itu dengan tatapan tajam
" Saya mohon lepasin ,"- ungkap fika berusaha kuat untuk melepas tangan afri dengan paksa , namun pria itu malah semakin menarik fika menuju ke pintu belakang dan memaksanya masuk ke dalam mobil namun dengan segera fika menepis tangan afri kuat
" Semuanya gak akan selesai dengan cara paksa !"- bentak fika menatap afri dengan mata yang sudah memerah
" Asal kamu tau ya , semua hal yang kamu lakukan itu egois tau ga , egois , kamu nyakiti orang lain tapi kamu mau orang itu tetap ada disisi kamu maka kamu egois!"- pekik fika menatap afri yang sudah terdiam mendengarkan semua ucapan gadisnya yang begitu menyakitinya
" Kamu gak pernah mikirin kan gimana perasaan aku , kalo kamu ngelakuin hal itu artinya kamu gak pernah nganggep aku ada , terus kenapa kamu harus kembali lagi !"- pekik fika dengan suara yang begitu memilukan
" Hiksss , Aku benci sama kamu , pergi dari kehidupan aku , pergi !"- bentak fika mendorong tubuh pria itu menjauh dengan tangisan yang pecah , ia sudah tak bisa lagi menahan semua , rasanya air mata yang ia tampung di matanya begitu berat
" Fikaa , kamu juga gak boleh egois , kamu buat aku kayak gini tapi kamu sendiri gak mau ngerti gimana perasaan aku "- ucp afri mencengkram kedua bahu fika dan menatap gadis itu dengan tatapan tajam , beruntung lah didaerah ini sedang sepi , jadi tak ada yang akan melihat perdebatan keduanya .
" Perasaan kamu , Lalu bagaimana dengan perasaan aku ? Kamu seenaknya datang bikin aku ngerasa nyaman lalu kamu kembali bikin aku jatuh lagi kan"- ungkap fika dengan air matanya yang ikut mengalir membanjiri pipinya
" Aku tau aku salah tapi kamu dengerin penjelasan aku , kamu gaboleh kayak gitu Dear "- ucp afri menarik gadis itu memeluknya dengan sangat erat , namun fika tetap berusaha untuk lepas dari pelukan afri , tapi tenaganya tak sebanding dengan tenaga afri , fika semakin menangis kala merasakan afri yang memeluknya begitu erat hingga mampu membuat fika menangis dengan sejadi - jadinya sesekali memukul2 dada bidang afri kuat hingga membuat afri mencium puncak kepala gadisnya sayang .
" Hikss , lepasinn!"- bentak fika mendorong afri dengan kuat , ia tidak boleh kembali luluh sekarang , semuanya yang pria itu lakukan sudah benar - benar kelewatan .
" Apa kamu gak pernah ngebayangin gimana perasaan ibu kamu fri , apa ibu kamu gak pernah bilang kalau kamu nyakitin perempuan berarti kamu nyakitin di-"ungkap fika terpotong yang sukses membuat afri menatap fika dengan tatapan tajamnya
" Jangan pernah bawa - bawa nama ibu saya!"- kecam afri dengan sedikit bentakan dan itu sukses membuat fika memundurkan langkahnya merasa takut , tubuhnya merasa bergetar , ia takut sekarang , afri nampak begitu mengerikan
" Anda boleh mencaci saya tapi jangan bawa - bawa ibu saya dalam hal ini!"- bentak afri yang sukses membuat fika meringis saat tubuhnya sudah tertabrak dinding yang ada dibelakangnya
" A-aku minta ma-af "- cicit fika dengan ucapan nya yang sudah terbata - bata
" Jangan pernah bawa - bawa ibu saya , dan soal menjauh saya akan menjauhi anda , jadi tak perlu berharap saya akan memperjuangkan anda lagi "- ucp afri dengan nada yang terlampau formal , menatap kearah fika dengan tatapan tajam
" hikss aku ... "- ucp an fika terbata - bata , keringat dingin mulai bercucuran , afri nampak sangat menyeramkan
Afri menatap fika sekilas lalu segera pergi dari sana meninggalkan fika yang sudah terdiam kaku , kenapa ini harus terjadi , apa ucapan fika salah tadi ? Bahkan ia tak mengucapkan hal yang aneh - aneh , ia hanya membawa nama ibu afri namun kenapa afri bisa begitu sangat marah .
" Apa aku salah ngomong ya "- ucp fika terdiam lalu mengusap air matanya kasar lalu memilih segera berjalan menuju kearah anggi yang tengah duduk dimeja kasir
" Fika lo kenapa?"- tnya anggi
" Eh eng , enggak"- ucp fika tersenyum sekilas ia melirik kearah meja pria tadi , namun ternyata pria itu sudah tidak ada disana
" Fika gue tau lo abis nangis kan "- ucp anggi dan itu sukses membuat fika diam
" fika gak papa kali , kita udah sahabatan dari lama apa lo masih tertutup terus sama gue "- ucp anggi yang sukses membuat fika kembali diam
" Enggak kok , udah ya aku mo kembali kerja "- ucp fika memilih kembali melakukan aktifitasnya .
■■■~■■■
" Afri aku tau kamu masih punya rasa sama aku kan "- ucp gadis itu memeluk afri dengan sangat erat seraya mengelus punggung afri berusaha menggoda pria itu
" Iya saya tau zia "- ungkap afri menatap gadis itu yang tak lain adalah zia
" Ehm kita jalan yuk bebs"- ucp zia mengecup pipi afri dan itu sukses membuat afri mengangguk saja
Setelah dari cafe , afri segera menghubungi zia , entah kenapa tapi , tiba - tiba saja afri ingin menghubungi zia kembali , dengan sangat semangatnya zia mengiyakan ajakan afri dan memilih langsung menuju ke apartemen afri .
" Jalan kemana ?"- tnya afri dingin
" Ahh , Kemana aja boleh "- ucp zia sedikit mendesah karna afri malah mencium leher jenjangnya
" Kita main dulu , baru pergi "- ucp afri mendorong zia masuk kekamar tamu di apartemennya ini , ia tak pernah membiarkan ada gadis lain yang masuk kekamarnya kecuali fika .
Afri dan zia sibuk melakukan aksi panasnya hingga membuat afri sesekali meracaukan nama gadis lain .
" Ah fikaa "- racau afri saat zia tengah sibuk memanjakan dirinya dengan sentuhan - sentuhan yang membuatnya afri mendesah .
" Fika ? Apa maksud kamu babe , aku zia bukan fika "- ucp zia sedikit tak suka karna pria itu menyebutkan nama wanita lain
" Sttttt"- ucp afri membuat zia terdiam dan memilih mengikuti permainan dari pria itu saja tanpa berniat menolak atau berkomentar .
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-Nextt??
#Dibaca aja seneng apalagi divote :) .
KAMU SEDANG MEMBACA
Chance Of Love | 2 ✔
Fiksi Remaja" Aww , apa yang lo lakuin!"- pekik gadis itu berusaha meronta agar pria itu mau melepaskannya , namun percuma saja " Diem!"- perintahnya mutlak dan itu membuat sang gadis langsung takut dan terdiam . "You're here, there's nothing I fear,"- "...