51 // ~ Permohonan .

1.2K 55 14
                                    

Ia menatap wajah nya dari pantulan kaca yang berada dikamar mandi , ia hanya bisa menghela nafas panjang kala hidupnya seakan tak berwarna lagi , semuanya nampak benar - benar hampa .

Wajahnya terlihat begitu kacau , ia terlihat sangat menyeramkan , tak ada lagi wajah semangat yang terpancar di dirinya .

" Kenapa aku jadi kayak gini sih "- ungkap fika menyalakan kran air, lalu membasuh mukanya dengan segera

" Kenapa aku sekarang jadi lemah gini "- racau nya sesekali terdiam menatap pantulan wajahnya dari cermin

" Huh , enggak fika kamu harus kuat , semakin hari kamu juga harus semakin dewasa dan bisa ngejalanin hidup ini dengan mandiri "- ucp fika menyemangati dirinya sendiri

" Dear "- panggil suara berat seseorang yang langsung membuat fika terdiam dan reflek menoleh kearah sumber suara , sekarang ia ingin menangis rasanya saat melihat wajah pria yang selama ini ia cintai

" Permisi "- ucp fika memilih beranjak akan pergi dari sana namun , pergelangan tangannya dicekal oleh pria itu

" Maaf , Tolong lepaskan tangan saya "- ucp fika sopan , ia sudah berulang kali menahan diri agar tidak menangis saat melihat pria itu , rasanya begitu sakit saat melihat wajah pria itu yang selalu ia rindukan .

" Dear Plis , aku gak bisa , aku gaakan pernah bisa jauh dari kamu "- pinta pria itu memelas , jika kalian bertanya siapa pria itu , maka seperti yang sudah kalian ketahui , siapa lagi pria yang memanggil fika dengan sebutan sayang , itu adalah afri

" Maaf saya mohon lepaskan "- pinta fika memohon seraya berusaha melepaskan cekelan tangan afri pada pergelangan tangannya

" Tahan fika tahan , kamu kuat , jangan nangis didepan pria ini "- batin fika berusaha bersabar membendung air matanya yang sedari tadi ingin keluar

" Fika kalau kamu terus - terus an kayak gini aku akan bener - bener maksa kamu fika "- ucp afri menatap tepat pada mata gadis itu dengan tatapan tajam

" Saya mohon lepasin ,"- ungkap fika berusaha kuat untuk melepas tangan afri dengan paksa , namun pria itu malah semakin menarik fika menuju ke pintu belakang dan memaksanya masuk ke dalam mobil namun dengan segera fika menepis tangan afri kuat

" Semuanya gak akan selesai dengan cara paksa !"- bentak fika menatap afri dengan mata yang sudah memerah

" Asal kamu tau ya , semua hal yang kamu lakukan itu egois tau ga , egois , kamu nyakiti orang lain tapi kamu mau orang itu tetap ada disisi kamu maka kamu egois!"- pekik fika menatap afri yang sudah terdiam mendengarkan semua ucapan gadisnya yang begitu menyakitinya

" Kamu gak pernah mikirin kan gimana perasaan aku , kalo kamu ngelakuin hal itu artinya kamu gak pernah nganggep aku ada , terus kenapa kamu harus kembali lagi !"- pekik fika dengan suara yang begitu memilukan

" Hiksss , Aku benci sama kamu , pergi dari kehidupan aku , pergi !"- bentak fika mendorong tubuh pria itu menjauh dengan tangisan yang pecah , ia sudah tak bisa lagi menahan semua , rasanya air mata yang ia tampung di matanya begitu berat

" Fikaa , kamu juga gak boleh egois , kamu buat aku kayak gini tapi kamu sendiri gak mau ngerti gimana perasaan aku "- ucp afri mencengkram kedua bahu fika dan menatap gadis itu dengan tatapan tajam , beruntung lah didaerah ini sedang sepi , jadi tak ada yang akan melihat perdebatan keduanya .

" Perasaan kamu , Lalu bagaimana dengan perasaan aku ? Kamu seenaknya datang bikin aku ngerasa nyaman lalu kamu kembali bikin aku jatuh lagi kan"- ungkap fika dengan air matanya yang ikut mengalir membanjiri pipinya

" Aku tau aku salah tapi kamu dengerin penjelasan aku , kamu gaboleh kayak gitu Dear "- ucp afri menarik gadis itu memeluknya dengan sangat erat , namun fika tetap berusaha untuk lepas dari pelukan afri , tapi tenaganya tak sebanding dengan tenaga afri , fika semakin menangis kala merasakan afri yang memeluknya begitu erat hingga mampu membuat fika menangis dengan sejadi - jadinya sesekali memukul2 dada bidang afri kuat hingga membuat afri mencium puncak kepala gadisnya sayang .

" Hikss , lepasinn!"- bentak fika mendorong afri dengan kuat , ia tidak boleh kembali luluh sekarang , semuanya yang pria itu lakukan sudah benar - benar kelewatan .

" Apa kamu gak pernah ngebayangin gimana perasaan ibu kamu fri , apa ibu kamu gak pernah bilang kalau kamu nyakitin perempuan berarti kamu nyakitin di-"ungkap fika terpotong yang sukses membuat afri menatap fika dengan tatapan tajamnya

" Jangan pernah bawa - bawa nama ibu saya!"- kecam afri dengan sedikit bentakan dan itu sukses membuat fika memundurkan langkahnya merasa takut , tubuhnya merasa bergetar , ia takut sekarang , afri nampak begitu mengerikan

" Anda boleh mencaci saya tapi jangan bawa - bawa ibu saya dalam hal ini!"- bentak afri yang sukses membuat fika meringis saat tubuhnya sudah tertabrak dinding yang ada dibelakangnya

" A-aku minta ma-af "- cicit fika dengan ucapan nya yang sudah terbata - bata

" Jangan pernah bawa - bawa ibu saya , dan soal menjauh saya akan menjauhi anda , jadi tak perlu berharap saya akan memperjuangkan anda lagi "- ucp afri dengan nada yang terlampau formal , menatap kearah fika dengan tatapan tajam

" hikss aku ... "- ucp an fika terbata - bata , keringat dingin mulai bercucuran , afri nampak sangat menyeramkan

Afri menatap fika sekilas lalu segera pergi dari sana meninggalkan fika yang sudah terdiam kaku , kenapa ini harus terjadi , apa ucapan fika salah tadi ? Bahkan ia tak mengucapkan hal yang aneh - aneh , ia hanya membawa nama ibu afri namun kenapa afri bisa begitu sangat marah .

" Apa aku salah ngomong ya "- ucp fika terdiam lalu mengusap air matanya kasar lalu memilih segera berjalan menuju kearah anggi yang tengah duduk dimeja kasir

" Fika lo kenapa?"- tnya anggi

" Eh eng , enggak"- ucp fika tersenyum sekilas ia melirik kearah meja pria tadi , namun ternyata pria itu sudah tidak ada disana

" Fika gue tau lo abis nangis kan "- ucp anggi dan itu sukses membuat fika diam

" fika gak papa kali , kita udah sahabatan dari lama apa lo masih tertutup terus sama gue "- ucp anggi yang sukses membuat fika kembali diam

" Enggak kok , udah ya aku mo kembali kerja "- ucp fika memilih kembali melakukan aktifitasnya .

■■■~■■■

" Afri aku tau kamu masih punya rasa sama aku kan "- ucp gadis itu memeluk afri dengan sangat erat seraya mengelus punggung afri berusaha menggoda pria itu

" Iya saya tau zia "- ungkap afri menatap gadis itu yang tak lain adalah zia

" Ehm kita jalan yuk bebs"- ucp zia mengecup pipi afri dan itu sukses membuat afri mengangguk saja

Setelah dari cafe , afri segera menghubungi zia , entah kenapa tapi , tiba - tiba saja afri ingin menghubungi zia kembali , dengan sangat semangatnya zia mengiyakan ajakan afri dan memilih langsung menuju ke apartemen afri .

" Jalan kemana ?"- tnya afri dingin

" Ahh , Kemana aja boleh "- ucp zia sedikit mendesah karna afri malah mencium leher jenjangnya

" Kita main dulu , baru pergi "- ucp afri mendorong zia masuk kekamar tamu di apartemennya ini , ia tak pernah membiarkan ada gadis lain yang masuk kekamarnya kecuali fika .

Afri dan zia sibuk melakukan aksi panasnya hingga membuat afri sesekali meracaukan nama gadis lain .

" Ah fikaa "- racau afri saat zia tengah sibuk memanjakan dirinya dengan sentuhan - sentuhan yang membuatnya afri mendesah .

" Fika ? Apa maksud kamu babe , aku zia bukan fika "- ucp zia sedikit tak suka karna pria itu menyebutkan nama wanita lain

" Sttttt"- ucp afri membuat zia terdiam dan memilih mengikuti permainan dari pria itu saja tanpa berniat menolak atau berkomentar .

-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-

Nextt??

#Dibaca aja seneng apalagi divote :) .

Chance Of Love | 2 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang