" Aku juga sakit saat lihat kamu sakit , aku sedih saat lihat kamu sedih , aku bakalan kasih semua yang kamu mau asal , jangan minta pergi dari aku"- ungkap afri mengusap puncak kepala gadis nya sayang .
■● Chance of love ●■
Fika mendorong afri yang berada diatasnya , ia memilih beranjak dari tidurnya , lalu membenahi penampilannya yang sangat kacau , kali ini ia tak boleh lagi kalah dengan hati nya , kali ini akalnya lah yang harus menang , ia tak mau terus - terus an disakiti oleh pria ini , walaupun hatinya meminta untuk memaafkan namun pikirannya dengan sangat jelas menolak semua .
Ia tidak boleh menjadi gadis yang sangat bodoh dalam hal ini , kali ini ia juga pantas untuk bahagia , ia tidak boleh terus - terusan berada di jurang yang sama , ia tak mau merasa kan sakit kembali , bagaimana pun fika tak bisa menerima jika pria ini telah menyelingkuhinya , kenapa harus kembali datang jika sudah menemukan pasangan hidupnya sendiri , seharusnya afri tak perlu datang untuk meminta fika kembali kalau ini lah yang terjadi .
" Cukup , semuanya semakin bikin gue muak"- ucp fika menatap afri dengan tatapan tajam
" Kenapa ini harus terjadi sama gue , kenapa gue harus ketemu lo , gue udah bener - bener salah karna udah percaya sama lo , gue salah , seharusnya gue pergi dari kehidupan lo sebelum lo nyakitin gue lebih dalam lagi "- ungkap fika menatap afri dengan tatapan tak percaya
" Gue muak sama semua ini , gue pengen bahagia juga , lo egosi , lo cuma mentingin kebahagiaan lo sendiri "- sentak fika menunjuk afri
" Gue benci sama lo ! "- pekiknya parau disertai dengan air mata yang mulai membanjiri pipi nya , menunjukkan jika dirinya juga bisa lelah , dia juga manusia dia juga bisa bersedih .
" Mending lo gausa ganggu hidup gue lagi , lo pergi , cari perempuan yang bisa lo jadiin pelarian , jangan gue , gue capek kalo harus kayak gini terus "- ungkap fika , yang mampu membuat afri hanya terdiam kaku , berusaha mencerna semua apa yang dikatakan oleh gadis dihadapannya ,
Apa yang ia katakan ? Ia meminta afri agar menjauhinya , maka itu tak akan bisa ia lakukan , ia tak akan sanggup jika berada jauh dengan gadis itu , semua hidupnya adalah tentang gadis itu , jadi jika ia disuruh untuk menjauhinya maka hancurlah hidup afri" Aku bakal nurutin semuanya tapi gak dengan hal yang satu itu "- ungkap afri
" Cukup semuanya , apalagi yang bakal lo kasih ke gue , apalagi ? Apa lo masih belum puas melihat gue terluka kayak gini , mau sampek kapan lo selalu bikin hidup gue jadi menyedihkan kayak gini , sampek kapan , gue udah capek selalu lo sakiti , gue capek "- ungkap fika menatap afri dengan tatapan yang benar - benar menyiratkan begitu banyak rasa sakit yang sudah ia dapatkan .
Apa afri harus benar - benar berhenti ? Apa ia harus melepaskan gadis itu sekarang , ia tak mungkin mampu kala melakukan hal itu , sangat sulit baginya .
" Aku gak bisa fika "- ungkap afri yang sukses membuat gadis itu memejamkan matanya berusaha kuat , kali ini ia harus tegas , ia tak boleh terus - terusan jatuh ke dalam jurang yang sama
" Apa kamu sama sekali gak cinta sama aku ?"- tnya afri mencekal kedua tangan fika serta menatap tepat pada mata gadis itu yang sudah memerah akibat terlalu sering menangis
" Apa sedikit pun kamu udah gaada rasa "- ungkap afri menarik dagu gadis itu agar menatap kearahnya juga
" Aku sayang sama kamu , itu cuma sebuah kesalah pahaman fika , apa kamu gabisa kasih aku kesempatan lagi "- ucp afri menatap fika dengan tatapan memohon
" Enggak , "- ucp fika menepis tangan afri kasar
" Semua nya udah cukup "- tandas fika yang mampu membuat afri mulai merasa begitu takut jika ia akan benar - benar kehilangan gadis ini
" Maaf , "- ungkap fika memilih segera keluar dari apartemen afri , ia sudah tak mengerti lagi sekarang apa yang harus ia perbuat , sebenarnya rasanya sangat sakit saat ia harus meninggalkan afri , tak bisa ia pungkiri jika dirinya masih sangat mencintai pria itu , ia juga sama - sama tak akan bisa jauh dari pria itu , namun kali ini ia tak boleh egois , ia juga berhak bahagia , ia tak boleh terus - menerus terkurung dalam permainan pria itu .
******
Fika terdiam didepan meja rias nya , setelah dari apartemen afri ia memilih langsung pulang kerumah nya kali ini , ia selesai membersihkan diri nya , tinggal menulis sebuah surat pengunduran diri pada perusahaan agar ia bisa kembali mencari pekerjaan lain untuk mencukupi kebutuhan nya dan keluarga .
Ia sangat sedih , hidupnya sudah sangat kacau kali ini , semua seakan tengah menertawakan dirinya yang terjerumus ke dalam masalah percintaan yang sangat rumit , ia harus bertahan , ia pasti bisa menjalani semua ini , ia cukup kuat , untuk melupakan pria itu mungkin akan sulit , namun fika yakin jika dirinya pasti bisa .
Ia harus kuat , cinta bukan lah segala - galanya , yang terpenting ia tak boleh terlihat lemah kali ini , ia harus berjuang untuk menyambung hidupnya , ia harus bahagia .
Fika tersenyum miris saat melihat gambar walpaper ponselnya masih terdapat foto pria itu , pria yang benar - benar ia cintai , berbagai macam kenangan yang indah telah fika lalui bersama pria itu , ia menyukai sikap romantis pria itu , namun ia sama sekali tak menyukai jika pria itu terlalu semena - mena padanya , apalagi jika pria itu terlalu memaksakan kehendaknya tanpa memikirkan bagaimana perasaannya .
Ia menggeleng kuat , kali ini semua nya cukup sampai disini , ia tak mau jika terus - terusan bergantung pada pria itu , ini hidupnya jadi semuanya harus sesuai dengan apa yang ia inginkan , fika yakin jika dirinya terlalu kuat , sekarang ia bukan gadis 17 tahun yang hanya mengerti cinta buta , sekarang ia sudah dewasa , jadi ia tak perlu menangisi hal yang tak perlu ditangisi , tak perlu berfikir terlalu keras , tak perlu terlalu bersedih , dirinya tak boleh egois kali ini , masih banyak orang - orang yang menyayanginya , masih banyak orang yang peduli padanya , ia tak boleh terpuruk lagi kali ini , ia harus membuktikan kalau dirinya bisa hidup tanpa pria itu .
" Fikaaaa "- panggil seseorang yang sukses membuat gadis itu beranjak dan segera menghampiri orang yang tadi memanggilnya
" Iya ma "- ucp fika menuruni tangga mendapati mamanya yang tengah menatap kearahnya dengan tatapan yang entahla
" Kamu Kenapa baru balik fika , kamu dari mana aja ?"- tnya mamanya yang sukses membuat fika terdiam
" Aku ada pekerjaan ma , aku juga lupa ngabari ke mama "- ungkap fika
" Kebiasaan , Afri sampai nyariin kamu , dia khawatir juga sama kamu , seharusnya kamu ngertiin dia dong , kasian dia khawatirin kamu "- ungkap mamanya yang sukses membuat fika hanya diam , bahkan mamanya sendiri pun tak pernah mengertikan dirinya .
" Maaf ma , "- cicit fika menunduk
" Lain kali jangan diulangi fika , kamu gak tau mama , afri sama para temen - temen kamu yang lain itu khawatir sama kamu "- ungkap mamanya yang mampu membuat fika mengangguk mengerti
" Yaudah mama bikinin kamu makan ya "- ucp sang mama yang segera beranjak ke dapur , segera berkutat dengan peralatan dapurnya , sedangkan fika menghela nafas panjang memilih duduk di depan ruang tv , ia memilih segera mengerjakan surat pengunduran diri nya untuk perusahaan agar dirinya tak akan bertemu dengan pria itu lagi , ia benar - benar harus menjauhi pria itu kali ini
" Fika kamu ngelamun "- ucp mamanya yang sukses membuat fika reflek menoleh kearah mamanya lalu menggeleng kuat
" Jangan ngelamunn, gabaik itu "- ucp mamanya yang mampu membuat fika mengangguk mengiyakan .
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Nexttt??#Dibaca aja seneng apalagi divote :) .
KAMU SEDANG MEMBACA
Chance Of Love | 2 ✔
Fiksi Remaja" Aww , apa yang lo lakuin!"- pekik gadis itu berusaha meronta agar pria itu mau melepaskannya , namun percuma saja " Diem!"- perintahnya mutlak dan itu membuat sang gadis langsung takut dan terdiam . "You're here, there's nothing I fear,"- "...