Happy reading :) .~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Afri menghembuskan nafas kasar saat melihat seorang gadis yang sibuk berbicara dengan pria lain dan itu mampu membuat nafasnya semakin memburu , tangannya mengepal berusaha menahan emosinya .
" Dear "- panggil afri langsung saja merangkul pinggang gadisnya dan itu mampu membuat sang gadis menatap afri sedikit kaget
" Kenapa?"- tnya gadis itu yang tak lain adalah fika ,
" Anda bisa pergi " - usir afri pada pria itu yang mampu membuat fika menatap afri tak percaya dan itu mampu membuat pria itu segera berjalan menjauh dari keduanya
" Ehh ham jangan pergi dulu , gue belum selesai minta ajari"- ucp fika menahan pria tersebut yang tak lain bernama ilham , itu mampu membuat ilham menatap kearah fika sedikit bingung
" pak afri udah nyuruh pergi jadi nanti aja gue ajari lagi"- ucp ilham menatap fika dingin , itu mampu membuat fika mendengus sebal dan melihat kepergian ilham dengan tatapan sedikit tak rela , karna ia ingin segera bisa mengerjakan tugasnya
" Tapi Kamu apaan sih , kenapa coba usir dia tadi , padahal aku gak bakalan macem - macem "- ucp fika menatap afri heran
" Aku gak suka ya kamu deket sama cowok lain" "- ucp afri , itu mampu membuat fika menatap afri kesal , padahal ia tadinya hanya ingin membicarakan sesuatu hal tentang pekerjaan namun pria didepannya ini bahkan sangat sensitif
" Aku bicara soal pekerjaan fri udah gak lebih "- elak fika menatap afri geram
" Sama aja aku gak suka"- ucp afri menatap fika tajam
" kamu mau aku bikin dia babak belur hmm?"- tnya afri menatap fika dingin dan itu mampu membuat fika menatap kearah afri cengoh
" Kamu apaan sih gausa gitu deh , aku cuma tanyak soal masalah pekerjaan sama dia dan kamu mau bikin dia babak belur? Kamu jahat banget"- ucp fika menatap afri sinis
Beruntung di daerah kantor disebelah ini sedang sepi jadi tak ada yang melihat interaksi antara fika dan afri , jika ada yang melihatnya pasti semua bisa tau jika afri sedang dekat dengan fika , dan fika tak ingin itu terjadi .
" Aku gak peduli , kamu mau aku ngelakuin hal itu beneran hm?"- tnya afri sekali lagi dan itu membuat fika hanya terdiam berusaha mencerna semua ucapan afri
" Gausah aneh - aneh , aku mohon jangan bikin masalah sama orang lain fri , sikap kamu ini terlalu kekanak - kanakan"- ucp fika menatap afri penuh harap
" Aku kayak gini itu semua karna kamu , kamu yang bikin aku kayak gini"- ucp afri menatap fika serius dan itu mampu membuat fika terdiam
" Tapi kamu keterlaluan , udah lepasin aku!"- sentak fika melepas rangkulan afri dipinggangnya , akan pergi meninggalkan afri namun dengan segera afri menarik fika , langsung saja menariknya menuju keluar kantor dan mendekat kearah mobilnya terparkir
" Kamu apaan sih!"- pekik fika menyentak tangan afri kasar
" ikut aku , ini penting "- ucp afri mengusap puncak kepala gadis itu sayang
" Kamu jangan marah - marah kek , aku jadi ikut marah nanti"- pinta afri menatap fika penuh harap dan itu mampu membuat fika menghembuskan nafas panjang
" Apaan sih , orang aku gak marah"- elak fika menatap afri datar
" Udah ayo ikut aku"- pinta afri menggandeng tangan fika dan mendekat kearah mobilnya terparkir lalu membuka pintu mobil nya mempersilahkan fika masuk namun fika hanya diam dan menatap afri heran
KAMU SEDANG MEMBACA
Chance Of Love | 2 ✔
Teen Fiction" Aww , apa yang lo lakuin!"- pekik gadis itu berusaha meronta agar pria itu mau melepaskannya , namun percuma saja " Diem!"- perintahnya mutlak dan itu membuat sang gadis langsung takut dan terdiam . "You're here, there's nothing I fear,"- "...