03 \\ ~ Dia!.

5.6K 207 5
                                    

Kehilangan dirinya sama saja dengan kehilangan kebahagiaan.

Afri  .

____________________________________

" Kamu pikir aku bakalan ngelepasin kamu gitu aja ?"- tnya afri melepas pelukannya dan menatap fika dengan smirknya , beruntung ruangannya ini kedap suara jadi mereka bebas jika ingin berteriak didalam ruangan ini tanpa menganggu karyawan lain .

" Lo Pikir gue bakalan mau balik sama lo? Gak akan "- tepis fika menatap afri garang dengan mata yang menyiratkan begitu banyak kebencian .

" Kamu boleh benci sama aku sesuka kamu tapi , kamu gak bisa ngelarang aku untuk tetep cinta sama kamu"-  ucp afri

" Harusnya lo gaperlu nunjukkin wajah lo lagi dihadapan gue , gue udah muak liat muka lo!"- pekik fika menatap afri dingin

" Gue udah bisa lupain lo , tapi kenapa lo balik lagi kesini hah , kenapa lo balik lagi, belum puas sama apa yang udah lo lakuin?!!!"- pekik fika sarkas

" Kamu udah buat aku gila dengan nunggu bertahun - tahun , dan sekarang dengan seenaknya kamu nyuruh aku menjauh? Gak akan pernah "- ucp afri mencengkram kedua bahu fika dan menatap nya tajam

" Aku disana gak bisa tidur , gak bisa tenang saat kamu disini tanpa aku, kamu pikir aku bahagia disana ? Enggak , saat kebahagiaan aku disini aku gaakan bisa bahagia disana "- ucp afri menatap fika dalam

" Lepasin!"- ucp fika berusaha menepis kedua tangan afri yang mencengkram bahunya

" Aku disana selalu mikirin kamu , aku gila karna jauh dari kamu , aku gak bisa tenang aku gak akan bisa hidup bahagia tanpa kamu!"- tandas afri menatap fika lembut

" Gue sama sekali gak peduli sama apa yang lo lakuin disana , yang jelas gue benci sama lo dan gue gak mau lagi berurusan sama lo!"- teriak fika menatap afri tajam dan memilih bergegas pergi dan akan menarik kenop pintu tersebut tapi kegiatannya terhenti karna suara afri

" Aku tau keadaan keluarga kamu lagi buruk , dan kalau kamu gak kerja maka kamu gaakan bisa cukupin kebutuhan kedua orang tua kamu kan "- ucp afri menyeringai


Fika merasa takut sekarang , kenapa pria   itu harus tau dengan keadaan keluarganya , kenapa harus  pria   itu , ia benci melihatnya , kenapa ini menimpanya .

dengan seenak jidatnya pria  itu pergi dan juga kembali kemari dan bermaksud akan mempermainkan kehidupan fika kembali , apa belum cukup dengan luka yang di buat sampai harus kembali dan menyakitinya lagi .

Fika menoleh dan menatap afri yang tengah menyeringai jahat kearahnya ,  itu mampu membuat fika mengusap air matanya yang akan keluar dengan kasar .

" Gue bisa ngelamar kerja ditempat lain , "- ucp fika acuh

" kamu pikir aku bakalan ngebiarin itu terjadi hmm? Gak akan , aku bisa aja bilang sama semua tempat kamu ngelamar kerja agar gak akan nerima kamu kerja disana , itu bener - bener gampang menurutku , tinggal menjentikkan jari aja maka semua akan terjadi sesuai keinginan aku asal kamu tau itu  "- ucp afri mendekat kearah fika dan menarik tangan gadis itu agar kembali mendekat kearahnya sedangkan gadis itu hanya menurut bagai seorang gadis yang bodoh yang bisa - bisa nya hanya terdiam tanpa memberontak

" permintaan aku gak macem - macem , aku cuma mau kamu kerja disini dan berada didekatku udah itu aja , apa itu susah "- ucp afri mengusap tangan fika , sedangkan gadis itu hanya diam dan seakan bingung dengan pikirannya sendiri yang mampu membuatnya berkecambuk

" Kamu mau kerja disini itu udah bikin aku tenang , "- ucp afri mengusap puncak kepala fika  sayang , sedangkan gadis itu hanya diam berusaha mencerna semua kalimat yang keluar dari mulut afri

" Aku gak bakalan minta macem - macem , cukup lihat kamu didekat aku maka semua selesai , aku gak bakalan nyusahin kamu "- ucp afri mengecup tangan fika sedangkan sang empu hanya terdiam kaku tak mengerti lagi harus melakukan hal apa

" Kenapa lo harus ngelakuin ini sih"- erang fika menepis tangan afri kasar dan sesekali mengerang frustasi akan apa yang dilakukan oleh pria  didepannya

" Aku cuma mau kamu kerja disini udah itu aja , aku cuma pengen ngelihat kamu tiap hari "- ucp afri

" Aku kangen sama kamu , bahkan dengan lihat kamu gini kangen aku udah sedikit reda "- ucp afri menatap wajah fika intensif

" Hikss , terserah "- ucp fika pasrah dan mengusap air mata nya yang tiba - tiba jatuh dengan bebas

" Aku gak suka liat kamu nangis asal kamu tau , aku gak suka itu jadi kamu hentiin tangisan kamu"- ucp afri dingin , ia tak suka melihat gadisnya menangis , jadi ia tak mau melihat gadis manisnya menangis apalagi jika itu karnanya .

" Gue tau , dan lo gak usah sok peduli in gue , gue nangis ataupun enggak itu gaada efeknya buat lo "- ucp fika menatap afri dengan mata yang masih berkaca - kaca

" Aku emang peduli sama kamu , aku tau semuanya tentang kamu , semuanya apapun itu , aku terus pantau kamu , kamu pikir aku gak peduli ? Bahkan aku peduli banget  sama kamu lebih dari diri aku sendiri "- ucp afri mendekat kearah fika namun dengan segera fika menatap afri tajam

" Gausah ngedeket , waktu nya kerja , maaf "- ucp fika mengetahui kesalahannya saat berbicara dengan atasannya

" Maaf pak , dimana tempat saya duduk dan apa yang harus saya kerjakan saat ini ? "- tnya fika dingin  dengan bahasa yang seharusnya ia gunakan jika berhadapan dengan bosnya

" Kenapa harus seformal itu sayang?"- tnya afri menatap gadisnya kaget

" Maaf pak saya ingin mengetahui dimana tempat saya dan apa yang harus saya lakukan sekarang?"- tnya fika berusaha sesabar mungkin

" Baiklah , tapi apa kamu bisa bicara sama aku pake bahasa biasa aja? Aku gak suka kamu manggil aku bapak kayak gitu "- ucp afri menatap fika jengah

" Maaf pak , sepatutnya saya berbicara dengan atasan harus seperti ini "- jawab fika dingin

" Ruangan kamu berada disana "- ucp afri menunjuk sebuah ruangan yang berhadapan langsung dengan pintu kaca yang juga berada disamping  ruangan afri , itu memudahkan afri memperhatikan semua yang dilakukan gadisnya dengan jelas .

" Kenapa lo naruh gue disana "- ucp fika menatap afri tak terima

" Siapa bosnya?"- tnya afri dengan smirk andalannya dan sialnya itu mampu membuat fika ingat smirk yang selalu afri gunakan  dulu saat sma ,  sungguh menyebalkan .

" Hm , kapan saya  mulai kerja "- ucp fika tanpa menatap kearah  afri

" Sekarang juga boleh ,  itu semua terserah kamu dearr  "- ucp afri

" Maaf pak , tapi saya akan bekerja disaat anda menyuruhnya , bukan terserah saya "- ucp fika menatap afri datar , ia benci pria  itu , ia sangat membencinya .

" Baiklah kamu bekerja sekarang "- ucp afri tak kalah formal dan itu membuat fika mau tak mau segera berjalan masuk ke dalam ruangannya ,  mulai mengatur semua nya dan melakukan pekerjaannya dengan benar  , ia bahkan tak pernah membayangkan jika dirinya harus dipertemukan dengan pria  itu lagi , padahal ia selalu berharap tak akan bertemu lagi dengan pria itu namun semuanya percuma , apa yang dia inginkan tak akan pernah terjadi .


Kenapa dunia harus sebercanda ini , saat dirinya sudah mulai melupakan pria  itu , kenapa pria  itu harus datang kembali dan menyuruh dirinya untuk selalu berdekatan dengannya , ia tak menginginkan semua itu , saat dirinya melihat wajah afri ia selalu mengingat bagaimana cara afri meninggalkannya begitu saja .

-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-

Nextttt??

# Dibaca aja seneng apalagi divote :) .



Chance Of Love | 2 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang