61 // ~ Terlambat .

1K 57 0
                                    


Afri menatap pria dan wanita terikat di kursi yang  saling membelakangi , bahkan keduanya nampak begitu ketakutan saat melihat aura afri  yang begitu menyeramkan , pria itu terlihat berkali - kali lipat menyeramkan dari biasanya .


Dorrrrrrr.

Dorrrrrrr .



Suara dua kali tembakan peluru kesembarang arah itu sukses membuat keduanya menatap afri dengan nafas tercekat .

" Masih bener - bener gakmau ngaku ?"- tnya Afri dengan senyum mengerikan yang sukses membuat bulu kuduk keduanya merinding , merasa sudah salah karna berani berbuat masalah dengan pria dihadapannya .

" Afri kenapa kamu gak mau tanggung jawab dan malah nyekap aku kayak gini sih "- ungkap wanita itu yang tak lain adalah zia , Julukan gadis untuk zia sudah berubah menjadi wanita karna gadis itu sekarang sudah mengandung anak  .

Pria yang tengah memegang pistol itu adalah afri , jangan lupakan anak buah yang berada disudut - sudut ruangan gelap  begitu menambah seram tempat ini , hanya terdapat sebuah lampu dengan cahaya remang - remang yang berada ditengah - tengah berusaha menyinari wajah zia dan pria yang terikat bersamanya saat ini .

" Mengaku sekarang atau .. "- ucp afri menggantungkan kalimatnya lalu tersenyum evil hingga membuat zia menelan ludahnya susah paya

" Kenapa kamu gak percaya sih , ini itu beneran anak kamu "- jelas zia yang sukses membuat afri menatap zia tajam .

Sudah afri peringatkan berulang kali agar wanita itu tak mengganggunya , namun tetap saja zia menentang ucapan afri , maka terima saja akibatnya ,tak butuh waktu berhari - hari untuk menemukan zia dan pria yang menghamilinya , semua data yang dikumpulkan anak buah afri dalam jangka waktu beberapa jam saja sudah benar - benar terkumpul dan langsung mendapatkan hasil .

" Ck , Bicara yang jelas BITCH !"- Pekik afri diakhir kata hingga mampu membuat zia hampir saja terjungkal karna merasa kaget

" Pria bodoh , katakan apa yang sebenarnya "- jelas afri menatap kearah pria yang diikat bersama zia

" Tak ada yang perlu dikatakan "- ucp pria yang bernama Renaldi ,  renaldi adalah pria yang menjadi teman afri saat di luar negri , dan sekarang ia juga malah berada di negara yang sama dengan afri , bahkan wanita ini  juga malah ikut menyusulnya kemari .

" Ck , Kalian benar - benar gak akan bilang apa yang sebenarnya?"- tnya afri dengan seringainya yang sukses membuat zia memejamkan matanya

" Keluarga kalian berdua juga bakal saya jadikan tawanan jika kalian tidak memberitahukan apa kebenarannya "- ungkap afri dingin

" Kamu jangan macem - macem fri "- peringat zia menatap afri dengan tatapan tajam

" Sialan , Cepat katakan kebenarannya!"- bentak afri yang sukses membuat zia terlonjak kaget

Afri memilih memberi aba - aba pada para anak buahnya agar segera mengurus kedua orang itu ,sedangkan afri memilih duduk di kursi dengan pistol yang setia berada digenggamannya .

Para anak buah afri mulai melepaskan ikatan keduanya , lalu membawa keduanya kearah sebuah aquarium kaca yang begitu besar .

" Cepat katakan kebenarannya atau saya akan menghabisi kalian secara perlahan "- ucp afri dingin , bahkan lelaki itu terlihat begitu kejam dan tak memiliki belas kasihan pada keduanya

" Afri kamu tega sama aku , ini juga anak kamu "- ucp zia sedikit berteriak , namun teriakan wanita itu sama sekali tak didengarkan oleh afri seakan - akan afri menulikan pendengarannya .

Chance Of Love | 2 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang