Afri menatap pria dan wanita terikat di kursi yang saling membelakangi , bahkan keduanya nampak begitu ketakutan saat melihat aura afri yang begitu menyeramkan , pria itu terlihat berkali - kali lipat menyeramkan dari biasanya .
Dorrrrrrr.
Dorrrrrrr .
Suara dua kali tembakan peluru kesembarang arah itu sukses membuat keduanya menatap afri dengan nafas tercekat .
" Masih bener - bener gakmau ngaku ?"- tnya Afri dengan senyum mengerikan yang sukses membuat bulu kuduk keduanya merinding , merasa sudah salah karna berani berbuat masalah dengan pria dihadapannya .
" Afri kenapa kamu gak mau tanggung jawab dan malah nyekap aku kayak gini sih "- ungkap wanita itu yang tak lain adalah zia , Julukan gadis untuk zia sudah berubah menjadi wanita karna gadis itu sekarang sudah mengandung anak .
Pria yang tengah memegang pistol itu adalah afri , jangan lupakan anak buah yang berada disudut - sudut ruangan gelap begitu menambah seram tempat ini , hanya terdapat sebuah lampu dengan cahaya remang - remang yang berada ditengah - tengah berusaha menyinari wajah zia dan pria yang terikat bersamanya saat ini .
" Mengaku sekarang atau .. "- ucp afri menggantungkan kalimatnya lalu tersenyum evil hingga membuat zia menelan ludahnya susah paya
" Kenapa kamu gak percaya sih , ini itu beneran anak kamu "- jelas zia yang sukses membuat afri menatap zia tajam .
Sudah afri peringatkan berulang kali agar wanita itu tak mengganggunya , namun tetap saja zia menentang ucapan afri , maka terima saja akibatnya ,tak butuh waktu berhari - hari untuk menemukan zia dan pria yang menghamilinya , semua data yang dikumpulkan anak buah afri dalam jangka waktu beberapa jam saja sudah benar - benar terkumpul dan langsung mendapatkan hasil .
" Ck , Bicara yang jelas BITCH !"- Pekik afri diakhir kata hingga mampu membuat zia hampir saja terjungkal karna merasa kaget
" Pria bodoh , katakan apa yang sebenarnya "- jelas afri menatap kearah pria yang diikat bersama zia
" Tak ada yang perlu dikatakan "- ucp pria yang bernama Renaldi , renaldi adalah pria yang menjadi teman afri saat di luar negri , dan sekarang ia juga malah berada di negara yang sama dengan afri , bahkan wanita ini juga malah ikut menyusulnya kemari .
" Ck , Kalian benar - benar gak akan bilang apa yang sebenarnya?"- tnya afri dengan seringainya yang sukses membuat zia memejamkan matanya
" Keluarga kalian berdua juga bakal saya jadikan tawanan jika kalian tidak memberitahukan apa kebenarannya "- ungkap afri dingin
" Kamu jangan macem - macem fri "- peringat zia menatap afri dengan tatapan tajam
" Sialan , Cepat katakan kebenarannya!"- bentak afri yang sukses membuat zia terlonjak kaget
Afri memilih memberi aba - aba pada para anak buahnya agar segera mengurus kedua orang itu ,sedangkan afri memilih duduk di kursi dengan pistol yang setia berada digenggamannya .
Para anak buah afri mulai melepaskan ikatan keduanya , lalu membawa keduanya kearah sebuah aquarium kaca yang begitu besar .
" Cepat katakan kebenarannya atau saya akan menghabisi kalian secara perlahan "- ucp afri dingin , bahkan lelaki itu terlihat begitu kejam dan tak memiliki belas kasihan pada keduanya
" Afri kamu tega sama aku , ini juga anak kamu "- ucp zia sedikit berteriak , namun teriakan wanita itu sama sekali tak didengarkan oleh afri seakan - akan afri menulikan pendengarannya .
KAMU SEDANG MEMBACA
Chance Of Love | 2 ✔
Teen Fiction" Aww , apa yang lo lakuin!"- pekik gadis itu berusaha meronta agar pria itu mau melepaskannya , namun percuma saja " Diem!"- perintahnya mutlak dan itu membuat sang gadis langsung takut dan terdiam . "You're here, there's nothing I fear,"- "...