11 // ~ Berhenti! .

2.9K 110 10
                                    

Setelah selesai fika memilih berjalan menjauh dari kantor , karna saat ini jam kantor sudah habis dan itu mampu membuat fika menghela nafas panjang karna ia berhasil lepas dari pantauan afri .

" Huh untung aja gue gak harus pulang sama afri lagi"- ucp fika menghembuskan nafas panjang dan sesekali menoleh kebelakang , kekanan dan kekiri melihat apa ada yang mengikutinya .

" Fika"- panggil seseorang dan itu mampu membuat fika kaget dan reflek menoleh dengan cepat dan itu mampu membuat fika hampir saja terjungkal kalau pria itu tak segera menahan tubuhnya

" Hish kak bambam , ngagetin aja sih"- ucp fika menatap pria dihadapannya kesal , kak bambam adalah kakak kelasnya saat sma dulu , bahkan fika juga pernah menyukai bambam dulu , namun ingat hanya dulu .

" Maaf ya , kmu mau kemana kok kayak bingung gitu "- ucp bambam dan itu mampu membuat fika menatap bambam sedikit tercengah karna melihat bambam berpenampilan layaknya seseorang yang sangat tampan , kemeja berwarna putih serta celana berwarna hitam serta sebuah kemeja berwarna putih yang bisa ia tebak jika bambam adalah seorang dokter .

" Kak bambam jadi dokter?"- tnya fika polos dan itu mampu membuat bambam mengusap puncak kepala fika gemas karna reaksinya yang menggelikan

" Bukannya kamu udah tau fik?"- tnya bambam menatap heran , bahkan fika sudah pernah bertemu dengan bambam berulang kali , namun fika tak pernah tau jika bambam adalah seorang dokter karna ia tak pernah mengatakannya atau menunjukkan jika ia adalah seorang dokter .

" Kak bam gak pernah bilang sama aku "- ucp fika menatap bambam polos

" Kamu keliatan keren pake baju kayak gini fik"- ucp bambam memperhatikan penampilan fika saat baru saja keluar dari kantor

" Hem , Biasa aja kak , aku mau pulang duluan ya "- pamit fika berjalan mendahului dan itu mampu membuat bambam menarik tangan fika dan menatapnya intensif

" Aku anterin aja "- ucp bambam dan itu mampu membuat fika menatap bambam heran

" Gak perlu kak "- tolak fika takut jika tiba - tiba afri datang dan menghajar bambam .

" Aku cuma mau nganterin kamu aja "- ucp bambam mengusap puncak kepala fika dan akan mencium puncak kepala fika gemas namun ,

Bughhhhhhhh .

Bughhhhhhhh .

Bughhhhhhhh .

Suara pukulan dari seseorang pria , itu membuat bambam yang belum siap pun tersungkar ditanah dan itu membuat fika membelalakkan matanya menatap sang pelaku dengan tatapan kaget .

" Afri!!"- pekik fika menatap sang pelaku yang kembali mendekati bambam dan memukulnya lagi


Bughhhhhhh .

Bughhhhhhhh .

Dukkkkkkk .

Brakkkkkkkk .



" Afriii berhenti!!"- pekik fika berlari berusaha menahan afri yang lagi - lagi akan memukul bambam .

Bambam tersungkar dengan sangat naasnya dan itu mampu membuat fika menatap afri tajam lalu mendorong afri l
Dan mulai membantu bambam berdiri .

" Afri lo jahat , lo kenapa sih hah!"- bentak fika menatap afri jengah

" Dear berhenti , jangan bantuin dia atau aku bakalan bikin dia lebih parah dari itu "- ucp afri dingin dengan wajah datar nya yang terlihat kejam .

Chance Of Love | 2 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang