Setelah selesai fika memilih berjalan menjauh dari kantor , karna saat ini jam kantor sudah habis dan itu mampu membuat fika menghela nafas panjang karna ia berhasil lepas dari pantauan afri .
" Huh untung aja gue gak harus pulang sama afri lagi"- ucp fika menghembuskan nafas panjang dan sesekali menoleh kebelakang , kekanan dan kekiri melihat apa ada yang mengikutinya .
" Fika"- panggil seseorang dan itu mampu membuat fika kaget dan reflek menoleh dengan cepat dan itu mampu membuat fika hampir saja terjungkal kalau pria itu tak segera menahan tubuhnya
" Hish kak bambam , ngagetin aja sih"- ucp fika menatap pria dihadapannya kesal , kak bambam adalah kakak kelasnya saat sma dulu , bahkan fika juga pernah menyukai bambam dulu , namun ingat hanya dulu .
" Maaf ya , kmu mau kemana kok kayak bingung gitu "- ucp bambam dan itu mampu membuat fika menatap bambam sedikit tercengah karna melihat bambam berpenampilan layaknya seseorang yang sangat tampan , kemeja berwarna putih serta celana berwarna hitam serta sebuah kemeja berwarna putih yang bisa ia tebak jika bambam adalah seorang dokter .
" Kak bambam jadi dokter?"- tnya fika polos dan itu mampu membuat bambam mengusap puncak kepala fika gemas karna reaksinya yang menggelikan
" Bukannya kamu udah tau fik?"- tnya bambam menatap heran , bahkan fika sudah pernah bertemu dengan bambam berulang kali , namun fika tak pernah tau jika bambam adalah seorang dokter karna ia tak pernah mengatakannya atau menunjukkan jika ia adalah seorang dokter .
" Kak bam gak pernah bilang sama aku "- ucp fika menatap bambam polos
" Kamu keliatan keren pake baju kayak gini fik"- ucp bambam memperhatikan penampilan fika saat baru saja keluar dari kantor
" Hem , Biasa aja kak , aku mau pulang duluan ya "- pamit fika berjalan mendahului dan itu mampu membuat bambam menarik tangan fika dan menatapnya intensif
" Aku anterin aja "- ucp bambam dan itu mampu membuat fika menatap bambam heran
" Gak perlu kak "- tolak fika takut jika tiba - tiba afri datang dan menghajar bambam .
" Aku cuma mau nganterin kamu aja "- ucp bambam mengusap puncak kepala fika dan akan mencium puncak kepala fika gemas namun ,
Bughhhhhhhh .
Bughhhhhhhh .
Bughhhhhhhh .
Suara pukulan dari seseorang pria , itu membuat bambam yang belum siap pun tersungkar ditanah dan itu membuat fika membelalakkan matanya menatap sang pelaku dengan tatapan kaget .
" Afri!!"- pekik fika menatap sang pelaku yang kembali mendekati bambam dan memukulnya lagi
Bughhhhhhh .
Bughhhhhhhh .
Dukkkkkkk .
Brakkkkkkkk .
" Afriii berhenti!!"- pekik fika berlari berusaha menahan afri yang lagi - lagi akan memukul bambam .
Bambam tersungkar dengan sangat naasnya dan itu mampu membuat fika menatap afri tajam lalu mendorong afri l
Dan mulai membantu bambam berdiri ." Afri lo jahat , lo kenapa sih hah!"- bentak fika menatap afri jengah
" Dear berhenti , jangan bantuin dia atau aku bakalan bikin dia lebih parah dari itu "- ucp afri dingin dengan wajah datar nya yang terlihat kejam .
KAMU SEDANG MEMBACA
Chance Of Love | 2 ✔
Ficção Adolescente" Aww , apa yang lo lakuin!"- pekik gadis itu berusaha meronta agar pria itu mau melepaskannya , namun percuma saja " Diem!"- perintahnya mutlak dan itu membuat sang gadis langsung takut dan terdiam . "You're here, there's nothing I fear,"- "...