Typo Bertebaran!.
■■■ Happy Reading :) ■■■
Afri sedari tadi menghela nafas kasar kala menunggu terlalu lama mampu membuatnya semakin muak , jika bukan demi kemajuan perusahaannya maka ia sangat ogah menunggu selama ini .
" Masih lama?"- tnya afri menatap degrid
" Mereka udah hampir sampe kok "- jelas degrid yang sukses membuat afri hanya menghela nafas gusar
" sabar kek , gue yakin deh lo bakal tertarik sama modelnya , karna dari kabar yang udah menyebar ni model cantik banget "- jelas degrid yang sukses membuat afri menghela nafas kasar
Bahkan hanya untuk bertemu dengan model itu ia harus mengosongkan restorannya ini hanya untuk itu saja sampai harus mengosongkan resto ini ? Sungguh keterlaluan bukan .
" Ck , mereka tau kan kalo gue gasuka nunggu "- ucp afri berdecak sebal dan tentunya itu mampu membuat degrid mengangguk sesekali mengecek notifikasi ponselnya
" Mereka udah tau kok , tapi seperti yang lo tau , kota ini macetnya udah parah banget "- ungkap degrid yang sukses membuat afri mendengus sebal
" Gue ketoilet "- jelas afri beranjak dari duduknya dan tentu itu mampu membuat degrid mengangguk
Afri segera melangkahkan kakinya menuju kearah toilet , toh ia juga sudah muak berada disana apalagi menunggu selama itu , sungguh sangat memakan waktunya .
*****
" Ohhh Noo , bisa dimarahi kalau telat "- jelas widya kalang kabut , sesekali menarik tangan fika yang nampak begitu santainya menghabiskan es crim yang ia pegang itu .
" Oh ayolah eoh , mereka juga pasti tau sepadat apa jakarta "- jelas fika yang sukses membuat widya menatap fika jengah
" Ayo fika faster way "- peringat widya saat melihat wanita berponi itu malah sibuk dengan es crimnya
" Ish kita juga sudah sampai didepan resto tempat janjian bukan , jadi kenapa harus buru - buru lagi "- ungkap fika merasa kesal karna widya menariknya dengan begitu tak sabaran hingga membuatnya sedikit kesakitan karna hels yang ia pakai
" Tetap saja , kita harus segera masuk dan mencari dimana ruang vvip nya disini "- jelas widya segera membuka pintu resto besar itu lalu kembali menarik wanita berumur 23 tahun itu dengan cepat
" Oh ya sekarang dimana tempatnya , eh kenapa resto ini sepi sekali "- jelas widya kebingungan dan sesekali ia menoleh kekanan kiri berusaha mencari dimana sang ceo mudah dan tampan seperti yang ia bayangkan .
" Permisi nona "- ucp salah satu pelayan resto yang sukses membuat kedua wanita itu menoleh
" Yess ?"- tnya widya
" Apa kalian adalah dari pihak model nya?"- tnya pelayan itu yang sukses membuat widya mengangguk
" Baik kalau begitu , disana adalah ruangannya , mereka sudah menunggu kalian "- jelas pelayan tersebut yang mampu membuat widya mengangguk sopan
" Uh , Thank You "- ungkap widya yang sukses membuat pelayan tersebut tersenyum lalu menunduk sopan
Widya dengan segera menarik fika mendekat kearah ruangan tersebut , namun sekilas ia melirik kearah fika yang masih sibuk dengan es crimnya , sungguh anak ini mampu membuat emosi widya jadi sering naik turun , tapi herannya fika bersifat kekanakan hanya saat bersama nya , tapi saat dengan tunangannya sendiri pun fika terlihat begitu dewasa , lalu saat bersamanya kenapa sikap anak ini benar - benar menjengkelkan seperti gadis berumur 10 tahun saja .
KAMU SEDANG MEMBACA
Chance Of Love | 2 ✔
Teen Fiction" Aww , apa yang lo lakuin!"- pekik gadis itu berusaha meronta agar pria itu mau melepaskannya , namun percuma saja " Diem!"- perintahnya mutlak dan itu membuat sang gadis langsung takut dan terdiam . "You're here, there's nothing I fear,"- "...