Happy Reading :) .
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Sedari tadi fika hanya diam seraya duduk di hadapan laptop , ia memilih untuk menulis sebuah cerita miliknya , jika pria itu ada disini mungkin fika akan lebih mendapatkan feel nya , ya memang sedari sma fika sudah membuat sebuah karangan cerita yang mengisahkan kehidupnya sendiri ataupun kehidupan orang lain , sesekali fika sedikit merasa begitu senang karna bisa menyalurkan sebuah karangannya pada para pembaca , saat ini afri tengah berada dikamar mandi untuk membersihkan diri , sedangkan fika ? Ia sudah membersihkan diri sebelum afri tadi .
Ya memang malam ini pria itu akan menginap dirumah fika , itu pun karna paksaan kedua orang tuanya , jika tidak maka fika akan sangat menolak .
Ia masih ingat jelas kemarin saat afri satu mobil dengan gadis lain , hatinya begitu tercabik - cabik melihat itu semua , namun apa hak nya untuk marah , toh ia dan afri sudah tak memiliki hubungan baginya .
Lagian juga kenapa pria itu mau membayar semua hutang - hutang keluarganya seperti itu , yang semakin membuat fika takut jika ia tak bisa lepas dari afri .
" Dearr "- suara berat seseorang itu mampu membuat fika memejamkan matanya berusaha untuk relax sekarang , fika memilih menutup kembali laptop nya lalu menoleh kearah sumber suara dan mendapati pria itu memakai celana pendek selutut dengan kaos hitam polos yang mampu membuat fika terdiam sejenak .
" Kangen ya "- ucp afri mendekat kearah fika namun fika hanya memilih diam
" Maaf , kalo mau beristirahat , anda bisa tidur di ranjang , saya akan tidur di sofa ini saja "- ucp fika segera berjalan menuju kearah ranjangnya , mengambil bantal dan selimut lalu kembali ke arah sofa namun afri malah menahan nya
" Saya mo-" ucp an fika terpotong karna afri membuang bantal dan selimut fika kembali pada ranjang , lalu menarik pinggang gadis itu agar mendekat kearahnya hingga wajah keduanya sangat dekat , afri harus sedikit menunduk saat melihat wajah gadisnya , karna tinggi gadis itu hanya sebatas pundaknya .
" Tolong lepasin sa-" ucp an fika terpotong karna afri memeluk fika dengan sangat erat hingga mampu membuat fika sedikit terdiam merasa kan begitu nyaman berada dipelukan pria ini , ingin sekali ia meronta namun pria itu malah membuatnya terlalu lemah untuk sekedar berusaha melepaskan pelukannya .
Ia sangat merindukan pria ini , namun ia begitu takut untuk bilang iya , ia benar - benar sangat merindukannya , sama seperti pria itu juga , fika berusaha kuat dihadapan afri namun itu sangat lah sulit , karna fika selalu lemah jika sudah menyangkut perasaan hati nya .
" Aku kangen sama kamu Dear "- ucp afri dengan suara beratnya seraya mengusap rambut gadis yang berada dipelukannya ini dengan sayang
" Aku bakal jelasin semuanya , tapi kamu harus dengerin penjelasan aku "- ungkap afri semakin mengeratkan pelukannya pada fika dan itu semakin membuat fika terdiam .
Fika memilih berontak , ia melepas paksa pelukan afri yang mampu membuat afri menatap kearah fika dengan tatapan nanar .
" Aku sama tersiksanya kayak kamu dear "- ungkap afri memilih menunduk , mungkin ia harus berusaha sepelan mungkin untuk menjelaskan pada gadis nya .
" Lebih baik anda tidur "- tutur fika yang mampu membuat afri menggeleng kuat lalu menarik tangan fika pelan agar ia mau duduk di tepi ranjang bersamanya , awalnya gadis itu menolak , tapi saat melihat raut wajah afri yang menunjukkan kefrustasian itu mampu membuat fika kembali luluh .
" Aku cuma sayang sama kamu dear , mau berapa kali aku harus bilang itu ke kamu hmm , aku udah bener - bener cinta sama kamu , aku gaakan pernah bisa jauh dari kamu "- ucp afri yang sukses membuat fika hanya diam dengan pandangan kosong
KAMU SEDANG MEMBACA
Chance Of Love | 2 ✔
Teen Fiction" Aww , apa yang lo lakuin!"- pekik gadis itu berusaha meronta agar pria itu mau melepaskannya , namun percuma saja " Diem!"- perintahnya mutlak dan itu membuat sang gadis langsung takut dan terdiam . "You're here, there's nothing I fear,"- "...