3. Serangan jantung

400 74 10
                                    

Hari Minggu adalah hari untuk bersantai, Reina menerapkannya saat ini. Ia memang sudah bangun tapi sangat malas untuk beranjak sesenti pun dari kasur tercintanya. Dengan rambut singa dan pakaian baby doll. Emang dasarnya ratunya males ya gini nih, hari biasa aja susah bangun apalagi libur kek gini, bisa seharian merajut asmara dengan kasur.

Reina tengah tengkurap di atas kasurnya dan hp yang berada di genggamannya, ia tengah melihat drama favoritnya. Senyum senyum nggak jelas saat ada adegan romantis, sangat mendramatisir sekali seolah-olah ia yang menjadi pemeran atau menangis saat adegan sedih seolah-olah ia yang disakiti. Emang dasar baperan.

Aldo yang masuk lewat balkon langsung nyelonong dan mendudukkan pantatnya di punggung Reina dengan seenaknya. Tentu saja Reina berteriak kesal dan merasa keberatan, "Aldoooooo sakit ah minggir kek." Reina sambil meronta-ronta.

Aldo terkekeh melihat raut kesal sahabatnya, ia turun dari punggung Reina dan duduk dikasur bersebelahan dengan Reina. "Udah mandi belum hum?" tanya Aldo dengan lembut sambil merapikan rambut Reina yang berantakan. Reina melotot dan ia merasakan pipinya mulai memanas. Ia mengedipkan matanya berkali-kali agar dapat mengendalikan raut wajahnya dan detak jantungnya.

"Menurut lo?" Bukannya menjawab pertanyaan Aldo, ia malah memberikan pertanyaan dengan nada sinis. Ia masih kesal punggungnya dijadikan kursi, enak aja.

"Dari tampangnya sih belum," jawab Aldo singkat dan tentu saja benar. "Mandi sana gih!" sambungnya yang kali ini dengan memerintah.

Reina masih asik dengan dunia perhaluannya sendiri dan hanya menganggap perintah Aldo itu angin lalu. "Nanti," tolak Reina.

Aldo merebut hp Reina dan mengangkatnya tinggi-tinggi. Reina berteriak kesal karena Aldo mengganggunya. "Aldoooo kembaliin hp gue ish," sungut Reina sambil tangannya menggapai-gapai hpnya.

"Makanya tumbuh tuh keatas," ejek Aldo yang terkekeh melihat Reina kesulitan menggapai hp yang ia angkat tinggi. "Udah sana mandi ntar gue kembaliin deh," sambungnya sambil mendorong Reina menuju kamar mandi.

Dengan terpaksa dan setengah jiwa, Reina mau untuk mandi. Demi drama seru batinnya menyemangati.

***

Kok gue deg-degan gitu ya? tanya Reina pada dirinya sendiri saat berada di dalam kamar mandi.

Ah bodo amat lah putusnya yang segera menyalakan shower untuk membasahi tubuhnya.

***

"Mana?" tagih Reina pada Aldo yang saat ini berada di ruang tamu rumah Reina. "Nih." Setelah mendapatkan barang yang di mau, Reina kembali menuju ke atas untuk melanjutkan kegiatan menghalunya.

"Bang gue nyusul Reina dulu ya," pamit Aldo pada bang Alfi yang sedari tadi menemaninya mengobrol di ruang tamu.

"Yoi." Aldo langsung beranjak menuju kamar gadis itu dan berniat untuk merecokinya lagi. Nah kan benar, Reina sedang tengkurap di kasurnya dengan hp ditangan saat Aldo membuka pintu.

"Rein, emang lo ngerti bahasa drama lo itu?" tanya Aldo yang sudah duduk di karpet. "Kan ada subtitlenya." Reina masih sibuk dengan kegiatannya tetapi ia masih bisa mendengar pertanyaan Aldo.

"Nonton drama apa sih?"

"China."

"Eh lo kan ada mapel bahasa China tuh, ajarin gue dong. Yang dasar dasar aja deh," sambungnya saat ia baru ingat kalau disekolah Aldo ada mapel bahasa China.

ReinAldo [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang