23. Sadar Kenyataan

179 23 2
                                    

Reina pulang sekitar pukul 9 malam, tapi ia tidak langsung pulang kerumahnya dan malah nyasar kerumah sahabatnya.

Dan saat ini ia sudah merebahkan kepalanya berbantalkan paha Aldo di kamar cowok itu. Reina menatap Aldo dari bawah yang sedang asik dengan dunianya, game.

"Lo kemana aja hari ini?" tanya Aldo tanpa mengalihkan pandangannya dari layar TV yang sudah ia sambungnya dengan PS.

"Niat gue cuma hangout, tapi..."

"Tapi apa?" Reina belum selesai menjelaskan tetapi sudah disahut dan diinterupsi Aldo dengan pertanyaan lagi.

"Gue belum selesai ngomong, Bambang!" Reina menabok pipi Aldo dari bawah. Ia kesal karena selalu saja Aldo begitu.

"Iya-iya, buruan cerita."

Reina menarik napas pelan. "Jadi tadi tuh gue niatnya hangout, jalan biasa gitu. Tapi waktu gue sama Theo, cowok itu malah ngajak gue ngedate romantis gitu. Geli sebenernya. Waktu sama kak Dika, gue seneng. Gue diajak nonton pesta kembang api di taman deket sini yang baru gue tau kalo malem bakal ada pesta kembang api."

"Tapi gue nggak pernah nyangka kalo mereka bakal sama-sama nembak gue di hari yang sama." Aldo menoleh dengan cepat saat mendengar penjelasan Reina yang terakhir. "Terus lo?" tanya Aldo.

"Gue tolak." Aldo melotot tak percaya bisa-bisanya sahabatnya ini bisa menolak 2 cowok sekaligus.

"Kenapa lo tolak?"

"Karena gue nggak suka sama mereka."

"Terus lo suka sama siapa?"

Gue sukanya sama lo, Do. Reina hanya bisa mengatakan itu dalam hati, ia tak bisa mengatakannya kepada cowok yang saat ini sedang menatapnya. Ia belum sanggup untuk mengatakan semua kebenaran perasaannya kepada Aldo.

"Nggak ada," jawab Reina yang tentu saja bohong.

Aldo hanya mengangkat bahunya acuh dan kembali pada permainannya tadi yang sempat tertunda.

***

Reina baru saja selesai mengerjakan ujian kenaikan kelas dan hari ini juga hari terakhir.

Ia langsung nyelonong keluar dari ruangan dan nongkrong di depan ruang guru untuk menunggu Willa. Sekalian numpang wifi, pikirnya.

Ia membuka youtube dan mendownload serial drama untuk stok ia dirumah. Baru saja ia mendownload 4 episode drama yang totalnya ada 16, Willa sudah datang menghampirinya. Mengajaknya untuk pulang.

"Akhirnya free," pekik Reina girang. Pasalnya ia bisa kembali ke kebiasaannya gadang sampe dini hari.

"Senengnya gue terbebas dari angka. Eh ujian lo gimana?" sambungnya.

"Biasa aja sih."

"Lo kok nggak pernah ngeluh susah sih? Keknya jurusan lo santuy banget. Tau gitu gue masuk IPS aja kemarin."

"Nggak santuy-santuy amat kok, hapalan juga, dan ada hitungannya juga kok."

"Tapi nggak sebanyak gue ya, gue tiap hari makan angka."

"Sabar." Willa menepuk-nepuk bahu Reina, setelah itu pembicaraan mereka terputus karena angkot yang mereka tunggu datang.

***

Seminggu ini, Reina bolos sekolah karena agenda sekolah adalah classmeet yang digunakan untuk lomba antar kelas. Reina sengaja karena ia tak ditunjuk untuk mewakili lomba apapun. Daripada cuma plonga-plongo ngga ngapa-ngapain di sekolah, mending rebahan di rumah kan, begitu jawabnya saat ditanya Julia mengapa ia bolos disekolah.

ReinAldo [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang