27. Ulang Tahun Aldo

195 21 0
                                    

Besok adalah hari ulang tahun Aldo yang ke 18. Memang selisih antara Aldo dan Reina adalah 1 tahun. Tapi kenapa mereka bisa satu angkatan? Karena Aldo telat masuk sekolah. Itu sebabnya mereka satu angkatan.

Reina saat ini sedang berada di toko roti diantar Alfi. Ia tadi harus beralasan saat Aldo main kerumahnya. Ia mengatakan kalau ingin ngumpul dengan teman-temannya. Aldo sempat memaksa ingin mengantarnya, tetapi Reina mengatakan kalau Alfi yang akan mengantarkannya.

Aldo menyerah. Akhirnya ia mengijinkannya.

Reina berkeliling melihat-lihat kue ulang tahun yang berada di dalam etalase.

"Bang, ini yang mana?" tanya Reina meminta pendapat Alfi yang berada disebelahnya. Alfi hanya mengedikka bahunya. "Terserah lo aja."

"Ish gue kan minta pendapat lu bang."

"Yaudah itu aja deh." Alfi menunjuk kue ulang tahun coklat dengan topping oreo diatasnya.

Reina terlihat berpikir dan menimbang-nimbang. Ia terlihat tertarik oleh pilihan Alfi. "Boleh bang, itu enak keknya."

"Mbak, yang ini ya mbak," ucap Reina pada pelayan toko. Pelayan itu mengangguk dan mulai membungkus pesanan dari Reina.

***

"Lo mau kemana lagi nih?" tanya Alfi tanpa mengalihkan pandangannya dari jalanan yang ada dihadapannya. Reina yang duduk disampingnya terlihat berpikir.

"Beli kado bang. Tapi mau kado apaan ya?"

"Kesukaan sahabat lu apa?"

"Game. Tapi masa gue harus jadi penemu game online dulu buat kado dia besok?!"

"Maksudnya barang yang dia suka adekku sayang!" Alfi mulai geregetan dengan adeknya ini. Reina selalu bertanya padanya yang tidak terlalu tau tentang Aldo. Seharusnya Reina yang notabenya adalah sahabat cowok itu lebih tau apapun tentang Aldo dibandingkan dirinya.

"Kalau sepatu? Ntar takut nggak cocok sama ukurannya. Kalau kaos? Takut kalau nggak muat di badannya. Kalau..."

"Bodo amat, Rein. Udah ini gue langsung ngarah ke mall ntar lo pilih sendiri disana deh." Belum selesai Reina menyelesaikan ucapannya, Alfi langsung menyela. Ia kesal dengan sikap labil adiknya itu.

Alfi langsung menginjak gasnya membelah jalanan kota Semarang menuju mall yang tak jauh dari tempat mereka saat ini.

Tak sampai setengah jam, mobil telah berhenti di parkiran mall. Mereka turun dari mobil dan berjalan beriringan memasuki mall.

"Beliin parfum aja tuh," tawar Alfi saat mereka melewati toko parfum. Reina menggeleng dan masih terus berjalan sambil sesekali mengedarkan pandangannya.

"Beliin jam aja tuh, biar kalo kalian janjian ngga telat," usul Alfi saat mereka melewati toko jam tangan.

Reina berhenti berjalan dan menoleh kearah abangnya. "Kamar gue sama dia sebelahan, tinggal loncat aja kalo dia lupa atau telat janjian." Reina melanjutkan langkahnya sambil terus mengedarkan pandangannya. Saat ia berjalan sambil matanya menjelajah, ia terus berpikir kado apa yang cocok untuk sahabatnya itu.

"Yaudah beliin topi aja," usul Alfi lagi saat mereka melewati toko fashion. Lagi-lagi Reina menggeleng dan tanggapan itu membuat mata Alfi melotot tak percaya. Dari tadi usulnya selalu tidak terima oleh adeknya. "Serah lu lah." Setelah itu Alfi hanya diam mengikuti adeknya berkeliling. Lebih baik diam daripada usulnya selalu ditolak.

ReinAldo [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang