6. Tebakan Bawa Perasaan

283 55 5
                                    

Kemarin adalah hari terakhir Reina mengikuti ujian dan sekarang ia sudah masuk seperti biasanya. Kemarin juga ia sudah tau bahwa Minggu depan ada camping. Reina males sebenernya ikut tapi demi sebuah badge dan nilai ia terpaksa ikut.

Reina sudah menebak mungkin besok Jumat ada Pramuka. Males sih sebenernya. Hari ini ia masuk seperti biasanya dan bersyukur karena banyak mata pelajaran banyak yang kosong. Berkah anak sholehah memang.

Reina berkumpul dengan teman-temannya yang berjumlah 9 orang menjadi satu mengelilingi sebuah meja. Sudah seperti rapat RW saja. Mereka memutuskan menonton film bersama untuk mengusir kebosanan.

Mereka menonton film horor padahal Reina paling takut sama hantu dan teman-temannya. Ia juga selalu menutupi matanya dengan telapak tangannya yang terkadang ia juga mengintip melihat hantunya ganteng apa nggak.

Mereka juga terkadang berteriak karena terkejut karena kemunculan hantu yang tiba-tiba. "Gue laper nih," celetuk Reina.

"Gue juga," sahut Diandra. Mereka yang ada disitu mengangguk setuju. "Mie ayam kantin yuk," usul Hilda.

Mata Reina langsung berbinar, "yuk." Mereka semua beranjak dan segera menuju ke kantin.

Saat masuk kantin, mereka langsung milih tempat duduk yang panjang mejanya karena mereka banyak. Udah kayak konferensi pers saja.

Hilda dan Citra bagian memesan. Sedangkan yang lainnya mengobrol asik membicarakan banyak hal. Tak berselang lama, Hilda dan Citra dengan masing-masing nampan di tangan mereka.

"Yang ada kulitnya punya Nabil," teriak Nabila yang berada paling ujung. Kini gantian Diandra yang berteriak, "gue yang dikit sawinya."

"Kalian mau makan banyak bacot amat sih kek ayam," tegur Kintan gemas melihat tingkah teman-temannya yang mau makan saja pake ribut. Reina masa bodo, ia langsung makan tanpa menghiraukan teman-temannya yang masih ribut soal makanan saja padahal sudah banyak yang melihat kearah mereka, memang dasar seperti kantin milik mereka sendiri saja.

***

Mereka bersepuluh kembali menuju kelas setelah makan yang sebelumnya banyak percekcokan.
Mereka kembali duduk melingkari meja yang berada di tengah. "Eh gue punya permen," celetuk Diandra.

Semua yang ada di meja itu langsung menodongkan tangannya, "mau," seru mereka. Diandra langsung mengambil permen itu di dalam tasnya dan menyebarnya di meja. Semua langsung mengambilnya secara cepat, tapi Reina malah mengambil 2 untuk perbandingan dalam memilih. "Cepetan Rein satunya itu jatah gue," protes Nabila.

"Nih." Reina menyodorkannya. Ia segera membukanya tetapi ia malah mendapatkan tusuk permen yang tak ia suka. Reina mendapatkan tusuk permen gabungan dengan peluit, padahal ia ingin tusuk yang didapat Nabila yaitu tusuk gabungan lampu warna-warni. Bagus banget.

"Halahhhhhh kok gue dapet ini sih," keluh Reina.

"Udah terima aja," timpal Zoey. Reina mengemut permennya dengan cemberut. Emang ngeselin.

Prittt prittt prittt
Reina membunyikan peluitnya, ia terkekeh sendiri karena tingkahnya. "Berisik Rein," protes Kintan. Bukannya berhenti, Reina malah kembali meniup peluitnya dan terkekeh kembali.

Tiba-tiba guru dateng dan terpaksa Reina menghentikan kesenangannya. Semua siswa kembali ke bangkunya masing-masing setelah tadi sempat kocar-kacir.

ReinAldo [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang