9. Pengakuan Cinta Reina

267 42 2
                                    

Di malam hari, malam Sabtu lebih tepatnya. Untung bukan malam Jumat apalagi malam Jumat Kliwon. Reina sedang berada di kamar sahabatnya. Ia menidurkan kepalanya di paha sahabatnya yang sedang asik main game di hpnya.

"Do besok ke pantai yuk," ajaknya sambil menatap Aldo dari bawah yang terlihat 2x lebih tampan. Aldo tak mengalihkan pandangannya sedikitpun.

Reina bangun dari tidurnya karena kesal dan tiba-tiba memeluk Aldo dari belakang dengan melimpahkan seluruh berat badannya ke cowok itu. Aldo tentu saja sedikit terusik dengan kelakuan gadis itu yang ada saja caranya untuk mengambil perhatiannya.

Reina menempelkan dagunya pada kepala Aldo dan sengaja ia jedotin dagunya ke kepala cowok itu. Aldo meringis dan mempause gamenya, lalu meletakkannya di sebelahnya tubuhnya.

Melihat itu, Reina tentu saja merasa senang karena taktiknya berhasil. Aldo menarik tangannya dengan lembut agar ia duduk di hadapan cowok itu.

"Ngapain ke pantai hm?" tanya Aldo lembut. Reina tersenyum dan memamerkan giginya. Ia senang ternyata Aldo mendengar permintaannya. "Mau main sama lo, besok Senin kan gue camping Do." Reina masih terus menatap cowok itu sambil menampilkan mata puppy eyes agar sahabatnya luluh.

Reaksi Aldo hanya mengangkat alisnya, bingung dengan tingkah sahabatnya ini. Bukankah tiap hari mereka selalu bersama dan menempel setiap saat seperti lem? Ia meletakkan tangannya di kening Reina mengecek suhu tubuh gadis itu, takutnya demam atau kesambet setan kebon tetangga.

"Ish ayolah Do." Reina mengerucutkan bibirnya sambil memegang tangan Aldo yang ada di keningnya untuk menurunkannya. "Gue mau main air, mau main pasir, mau kejar-kejaran kek di drama," sambungnya.

Aldo tergelak dengan alasan gadis yang ada dihadapannya itu. Sungguh polos. "Di bak mandi kan ada air. Terus di rumah sebelah kan lagi pembangunan nah ada pasirnya lo gali-gali aja. Dan kita juga kan sering saling jahil menjahili yang berujung kejar-kejaran kan," ucap Aldo enteng.

Reina mendelik, "ish lo pikir gue kucing gitu? Korek-korek pasir pas berak hah?" Tawa Aldo semakin keras apalagi lihat muka Reina yang lucu saat sebal dan mengerucutkan bibir. Ia lalu mengacak-acak rambut Reina gemas, "iya besok ke pantai."

Reina bersorak girang. Aldo yang melihatnya hanya terkekeh, begitu mudah membuat gadis itu bahagia.

***

Sabtu pagi, Reina sudah bangun sejak subuh tadi. Sebuah keajaiban dunia seorang Reina bangun pagi, biasanya mah kalau libur bangun buat sholat subuh terus balik tidur lagi.

Saat ini Reina tengah menyiapkan barang-barang yang akan dia bawa ke pantai nanti. Baju ganti, plastik kresek, handuk. Sengaja ia menyiapkan itu, siapa tau kan dia bakalan basah-basahan disana. Semua barangnya ia jejerin di kasur biar nggak lupa.

"Lho dek, lo udah bangun? Tumben" tanya Aline yang tiba-tiba masuk ke kamarnya tanpa mengetuk pintu dulu. Reina mengelus dadanya kaget, ia menengok ke belakang untuk melihat siapa yang orang yang mengagetkannya itu.

Reina memasang wajah datar, dikira ia nggak pernah bangun pagi gitu? Sampe pada bingung kalau bangun pagi. Ia juga tak menjawab pertanyaan itu, karena menurutnya tak penting dan memutuskan untuk lanjut merapikan keperluannya. 

Aline berjalan mendekati adeknya, "ini juga kenapa lo rapi-rapi gini? Mau minggat?" sambungnya.

Reina memutar bola matanya, "kagaklah yakali gue minggat. Lagian mau minggat kemana gue hah? Lubang semut?" Aline terkekeh mendengar jawaban adeknya itu.

ReinAldo [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang