31. Hari Pertama Sekolah

211 19 0
                                    

Hari ini adalah hari pertama sekolah. Sudah sejak subuh Reina bangun dan langsung bersiap. Saat ini, ia akan berkunjung ke rumah sebelah. Rumah Aldo. Ia akan meminta cowok itu untuk mengantarnya ke sekolah.

Reina memasuki pekarangan rumah Aldo, ia melihat cowok itu sedang memanasi motor sport putih miliknya. Tetapi, itu bukan motor yang biasa cowok itu gunakan. Mungkinkah baru? Akan Reina tanyakan segera.

"Wihhhhh, motor new nih," celetuk Reina yang membuat cowok itu menoleh ke sumber suara.

Aldo nyengir. "Iya dong." Ia menepuk-nepuk pelan tangki bensin motornya. "Bagus nggak?"

Reina mengangguk. "Bagus, keren. Sebagai uji coba motor baru, berarti lo harus anterin gue ke sekolah."

"Siap, tuan putri." Aldo langsung berbalik masuk ke dalam rumah untuk mengambil jaket, tas dan helm. Tetapi, karena perkataan itu membuat pipi Reina merona. Ntahlah semakin hari perasaannya semakin membuncah, terlihat dari perkataan Aldo yang sepertinya biasa saja tetapi dapat membuat pipinya merona dan hatinya berdesir. Bahkan kupu-kupu di perutnya pun ikut menggelitik.

Aldo keluar dari rumahnya dengan jaket boomber yang melekat di tubuhnya, tas yang tersampir di bahu kanannya, dan kedua tangannya yang memegang helm.

"Nih." Aldo menyerahkan salah satu helmnya untuk Reina dan gadis itu langsung menerimanya.

Aldo naik ke atas motornya diikuti Reina yang ada diboncengannya. Mereka langsung meninggalkan halaman rumah Aldo, membelah jalanan menuju ke sekolah.

Aldo mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi. Ia sengaja, karena ia ingin menguji coba motor barunya. Reina yang berada dibelakang merasa seperti jantungnya tertinggal sehingga membuat gadis itu harus mencengkeram erat jaket yang digunakan Aldo.

"Pegangan, Rein," teriak Aldo. Tak ada jawaban dari Reina. Gadis itu sama sekali tak mendengar apa yang diucapkan oleh sahabatnya. Hal itu tentu saja membuat Aldo gemas. Ia langsung menarik tangan Reina dan melingkarkan diperutnya, jika dilihat seolah memeluknya dari belakang. Bermaksud agar gadis itu tidak jatuh.

"Eh." Reina langsung tersadar apa yang dilakukan sahabatnya itu sama sekali tak sehat untuk perasaannya. Hal kecil namun manis dapat membuat perasaannya semakin berkembang untuk cowok itu.

"Biar lo nggak jatuh," jelas Aldo dengan suara yang tak begitu jelas.

"Pelan-pelan aja makanya," sahut Reina.

"Gue mau sekalian nyoba motor ini." Reina hanya mencibir pelan cowok itu, tapi ia tetap mengeratkan pelukannya agar ia tak jatuh.

5 menit kemudian, mereka telah sampai di depan gerbang sekolah Reina. Gadis itu turun dan memberikan helmnya pada Aldo. "Besok lagi kalo mau mati jangan ngajak gue."

"Kan tadi lo yang minta buat dianter ke sekolah."

"Iya, gue mintanya dianter ke sekolah bukan ke rumah sakit apalagi kamar jenazah," jawab Reina sarkastik.

Aldo mencibir. "Dasar lebay lo."

"Udah sono lo sekolah." Reina mengusir Aldo secara terang-terangan sambil mengibas-ngibaskan tangannya.

"Nanti mau dijemput nggak?" tanya Aldo yang langsung dibawa gelengan oleh Reina. "Nggak usah, gue pulang sama Willa aja."

Aldo mengangguk pelan. "Yaudah, gue cabut dulu." Ia langsung melajukan motornya menjauhi sekolah Reina menuju sekolahnya.

Reina langsung masuk saat ia sudah tak melihat punggung sahabatnya lagi. Ia berjalan menyusuri koridor mencari letak kelasnya. Ia juga sedikit mendongak untuk melihat papan nama kelas yang tertera.

Salah satu anak OSIS yang seangkatannya lewat, ia langsung menghadang dan bertanya. "Eh, Tya, gue mau nanya."

"Nanya apa?"

"Kelas XI IPA 2 dimana ya? Waktu di denah yang dibagiin di grup masing-masing nggak ada."

"Oh mungkin kelas yang ada di depan taman belakang dekat perpustakaan mungkin. Coba lo kesana aja deh."

Reina mengangguk. "Oke, makasih." Ia langsung melangkahkan kakinya menuju kelas yang dimaksud Tya tadi.

Dan benar, kelas itu ada disana. Ia langsung masuk. Sudah ada Freya dan Kintan disana. Kintan duduk dengan salah satu siswi yang tidak Reina kenal. Ia menatap Kintan seolah bertanya itu siapa?

Kintan seolah mengerti arti tatapan itu, ia langsung memperkenalkannya. "Ini Brishia, temen SMP gue." Reina membulatkan mulutnya dan tersenyum kearah siswi itu. "Gue Reina."

"Gue Brishia."

"Brishia penggemar drachin lho," sahut Kintan. Reina melotot tak percaya. "Serius?" Ia langsung beralih ke Brishia. "Berarti lo udah nonton drama yang paling baru dong?"

"Udah dong. Bagus banget, ganteng lagi yang main," jawab Brishia. Kintan yang berada disebelah hanya mencibir. "Nah kan Reina ketemu teman yang seserver ma dia."

Andine datang bertepatan bel masuk berbunyi. Ia langsung diseret Reina untuk duduk bersama. Mereka memang sudah sepakat sejak semalam untuk duduk sebangku. Tak lama kemudian, guru masuk.

***

Bel istirahat sudah berbunyi sejak 10 menit yang lalu, tapi Aldo masih bergeming di tempat duduk dengan benda persegi panjang yang ada ditangannya.

"Kantin kagak lu?" ajak Surya. Aldo hanya menggelengkan kepalanya pelan dan Surya hanya mengedikkan bahu, lalu meninggalkan cowok itu dikelas dan menyusul Gerald dan Ryan.

Aldo membuka aplikasi chat dan menulis pesan untuk Keysa.

Nanti pulang ma gue. Gue jemput.

Aldo sengaja meminta gadis itu pulang bersamanya karena Reina lebih memilih pulang bersama temannya.

Tak sampai semenit balasan datang dari Keysa. Aldo langsung membukanya.

Keysa
Tumben? Tapi oke

Aldo diam-diam tersenyum tipis. Ia tak membalas pesan itu lagi dan ia tak sabar untuk menunggu jam pulang sekolah.

***

Aldo sudah berada didepan gerbang sekolah SMA Kusuma Bangsa, sekolah Keysa. Ia sudah berada disana sejak 10 menit yang lalu. Saat bel pulang berbunyi, Aldo langsung ngacir ke parkiran dan melajukan motornya kesini. Bahkan ia sama sekali belum berpamitan pada teman-temannya.

Tak lama kemudian, gadis yang ia tunggu bersamaan dengan siswa-siswi yang lain.

"Udah lama?" tanya Keysa saat ia sudah berada dihadapan cowok itu. Aldo melirik jam tangannya dan menampilkan raut wajah sedikit berpikir. "1 jam."

Keysa melotot. "Serius?" Aldo malah terkekeh geli melihat raut wajah Keysa yang sangat lucu dimatanya. "Nggak kok. Cuma 10 menit." Keysa mengerucutkan bibirnya dan menabok pelan bahu cowok itu.

Aldo memberikan helm dan langsung diterima gadis itu. Keysa naik diboncengan motor Aldo. Dan cowok itu mulai melajukan motornya menuju rumah Keysa.

Aldo telah memberhentikan motornya tepat didepan rumah Keysa. Gadis itu turun dan menyerahkan helmnya pada Aldo.

"Makasih ya, Do," ucap Keysa. "Oh iya mau mampir?"

"Sama-sama. Nggak usah deh, udah mau maghrib juga."

Keysa mengangguk dan menyunggingkan senyumnya. "Yaudah kalo gitu. Kapan-kapan mampir."

"Gampang itu." Aldo melirik jam tangannya. "Yaudah kalo gitu gue pulang duluan ya."

"Iya hati-hati." Cowok itu segera melajukan motornya menuju rumahnya. Keysa masih melihat kepergian cowok itu hingga ia tak dapat lagi melihat punggung Aldo.

Setelah itu, Keysa berbalik dan masuk kedalam rumah.

***

Fairahmadanti1211

ReinAldo [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang