34. Jadian

225 21 0
                                    

Hari ini, Reina memiliki janji untuk berkumpul teman-temannya, lebih tepatnya berkumpul terakhir kali bersama Citra. Pasalnya gadis itu besok akan pindah ke Jawa Barat, mengikuti keluarganya.

Reina tengah menuju halte yang letaknya berada di depan komplek. Ia sengaja memilih jalan kaki karena Aldo tak ingin mengantarnya dengan alasan buru-buru ingin bertemu dengan Keysa. Reina tadi sempat untuk memaksa cowok itu, tapi sekeras apapun ia memaksa maka sekeras itu pula Aldo menolaknya.

Dasar Aldo bucin, gerutu Reina dengan kesal. Ingin sekalian Reina menonjok wajah tampan cowok itu untuk melampiaskan kekesalannya. Kesal dan sakit hati kini mendominasinya.

Reina berdecak saat bis kota tak kunjung datang. Tak biasanya seperti itu tapi ia tetap sabar dalam menunggu.

Akhirnya setelah 10 menit ia menunggu, bis kota datang juga. Ia langsung naik dan duduk didekat jendela.

Reina turun di halte dekat kafe yang akan ia kunjungi untuk berkumpul bersama teman-temannya. Ia melangkah masuk, bunyi lonceng berbunyi karena pintu yang terbuka karenanya.

Reina celingukan. Pasti pada ngaret lagi, decaknya saat ia tak menemukan keberadaan teman-temannya disana. Ia melangkah menuju bangku yang berada di pojokan dan menghadap ke jendela.

Keadaan kafe tak begitu ramai seperti biasanya. Mungkin karena belum jam makan siang, pasalnya saat ini jam menunjukkan pukul 10.45.

Reina melambaikan tangannya, memesan segelas milkshake chocolate dan sepiring kentang goreng. Tak sampai 10 menit, pesanannya sudah berada dihadapannya.

Reina memilih untuk membaca wattpad sembari menunggu teman-temannya yang jam karet. Terkadang ia tersenyum sendiri saat membaca adegan yang menurutnya manis.

Getaran yang beruntun membuyarkan imajinasinya. Getaran itu berasal dari grup chat yang berisi ia dan teman-temannya.

Nabila
Kalian udah otw belum?

Kintan
Udah buruan, tinggal lo doang ini

Reina
Gue udah habis segelas milkshake sama sepiring kentang goreng gara-gara nungguin kalian

Nabila
Lo udah disana, Rein?!

Reina
Udah lah. Janjiannya jam 10.30 ya, ini udah mau jam 11.00 kalian belum nongol juga.

Putri
Salahin Nabila noh, gue udah dari jam 10.00 ke rumahnya dan dia baru aja bangun tidur.

Reina
Udah buruan kesini!!! Sampe ngantuk gue nungguin kalian

Reina menutup aplikasi chatnya dan meletakkan hpnya di meja. Saat ia mendongak, ia menemukan pemuda yang tiba-tiba sudah duduk dihadapannya. Hal itu membuat Reina mengernyitkan dahinya.

"Lo siapa?" tanya Reina penasaran. Dibalik cangkir chocolate hangat, bibir pemuda itu tersenyum dan meletakkan cangkirnya pada meja.

Pemuda itu mengulurkan tangannya. "Gue Arlan, temennya Alfi."

Reina membalas jabatan tangan itu. "Gue Reina."

"Tanpa lo jawab nama lo, gue udah tau. Lo adeknya Alfi kan." Mata Reina melotot. "Gimana lo bisa tau?! Lo nguntit ya?!"

Arlan menoyor kepala Reina pelan. Bisa-bisanya gadis itu mengira dirinya seorang penguntit. Mana ada penguntit seganteng ini?

"Lu budek, goblok apa gimana sih? Kan gue udah bilang kalo gue temennya Alfi, jadi otomatis abang lo itu pernah cerita tentang lo. Dan kalo lo tanya kenapa gue bisa tau lo? Karena kita satu sekolah, lebih tepatnya gue kakak kelas lo dan gue kalo main ke rumah kalian, gue liat lo. Lo nya aja yang cuek sama keadaan sekitar lo sampe nggak tau gue," cibir Arlan.

ReinAldo [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang