Reina bangun saat adzan subuh, sebuah keajaiban dunia karena biasanya harus diteriakin dulu sama Julia. Ia segera bangun dan menuju kamar mandi untuk berwudhu.
Reina keluar kamar mandi, kemudian segera menggelar sajadah dan memakai mukenanya. Ia melaksanakan sholat subuh dengan khusyuk.
Saat sudah selesai sholat, tak lupa Reina mengakhirinya dengan doa untuk dirinya sendiri dan orang-orang yang menyayanginya. Ia juga bercerita tentang perasaannya pada Aldo, ia mengaku bahwa ia mencintai cowok itu. Reina cuma berharap ketakutannya selama ini takkan pernah terjadi.
Reina segera melipat mukena dan sajadahnya, lalu mengembalikannya ke tempat semula. Ia turun menuju lantai bawah berniat untuk kerumah tetangga sebelah. Saat sampai di tangga terakhir, ia bertemu Julia.
"Lho tumben kamu udah bangun sayang." Julia terheran-heran melihat anaknya yang tiba-tiba bangun pagi.
"Udah cukup tidurnya tadi malem Mah, jadi bisa bangun pagi," jelas Reina yang langsung berlalu menuju pintu rumah. "Eh kamu mau kemana?" tanya Julia.
"Aku mau ke rumah Aldo," jawabnya yang saat ini sudah memegang gagang pintu. Reina segera keluar rumah menuju rumah tetangga. Ia langsung masuk ke rumah Aldo tanpa ketuk pintu dulu. Memang ia sudah terbiasa seperti itu menganggap rumah Aldo seperti rumahnya begitupun sebaliknya.
Reina menuju dapur, "hai Tante," sapanya pada Sofie-mama Aldo-yang saat ini sedang masak.
"Astaghfirullah, Rein." Sofie berbalik menghadap Reina sambil mengelus dada, "Tante kaget Rein."
Reina cengengesan, "maaf Tante."
"Oh iya Tan, Aldo nya masih tidur?" tanyanya.
"Keknya masih deh, kamu ke kamarnya aja sekalian bangunin ya." Reina langsung beranjak menuju kamar Aldo yang ada di lantai atas. Saat sudah sampai di depan pintu kamar sahabatnya, ia langsung masuk.
Reina dapat menghirup wangi khas Aldo pada kamarnya. Ia dapat melihat sahabatnya masih bergelung dengan selimut dan ia segera menghampirinya.
"Do bangun udah pagi nih." Reina mengguncang-guncangkan tubuh Aldo pelan.
"Bentar Rein, badan gue lagi nggak enak," ucap Aldo tanpa membuka matanya karena ia sudah hafal dengan suara gadis itu. Reina langsung meletakkan tangannya pada kening Aldo untuk mengecek suhu tubuhnya. Panas.
"Lo nggak usah sekolah dulu ya," ucap Reina sambil mengelus rambut Aldo penuh sayang. "Nggak bisa, hari ini gue ada ulangan," tolaknya halus. Aldo langsung duduk dan berjalan menuju kamar mandi untuk mencuci muka.
"Yaudah lo minum obat dulu ya," tawar Reina. Ia sangat khawatir pada keadaan sahabatnya. Walaupun cuma demam tapi ia tetap khawatir. "Iya nanti gue minum pas udah sarapan."
"Lo balik sana gih siap-siap sekolah," ujar Aldo halus tetapi menurut Reina seperti mengusir. Ia cemberut, "ngusir dih."
"Lagian gue hari ini izin mau ngambil ijazah ke SMP," sambungnya. Aldo hanya menganggukkan kepalanya sambil membulatkan bibirnya sebagai jawaban.
"Yaudah kalo lo mau disini, gue mau mandi dulu." Aldo langsung melenggang menuju kamar mandi. Reina melongo, kok malah gue yang ditinggal sih.
***
Aldo turun menuju ruang makan, ia melihat Reina berada disana sambil asik menikmati sarapannya. "Lo ngapain disini?" tanyanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ReinAldo [COMPLETED]
Teen FictionRank #2 teman rasa pacar [4 Januari 2020] Rank #3 teman rasa pacar [18 Januari 2020] Rank #2 teman rasa pacar [24 Maret 2020] Rank #5 aline [24 Maret 2020] Rank #5 menikung [24 Maret 2020] Rank #9 surya [24 Maret 2020] Rank #7 favorit [21 April 2020...