32. Pengalih Sakit Hati

226 21 0
                                    

Aldo & Reina

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aldo & Reina

***

Seperti hari biasanya, setelah sholat maghrib Reina ataupun Aldo akan bermain di rumah salah satu. Saat ini Reina tengah gulang-guling di kasur milik Aldo, sedangkan cowok itu asik duduk di karpet memperhatikannya.

"Rein, lo anteng dikit kek," ucap Aldo yang sudah jengah melihat sahabatnya memporak-porandakan kasurnya.

Reina berhenti. "Gue gabut tau."

"Lo sini dulu deh." Aldo menepuk-nepuk tempat yang berhadapan dengannya. "Gue mau cerita sama lo."

Mata Reina langsung berbinar. Ia senang bisa menjadi pendengar lagi untuk Aldo. Sudah beberapa bulan ini, mereka tak pernah lagi saling bercerita keseharian, perasaan, dan ghibah bersama.

Reina langsung duduk dihadapan Aldo dengan semangat. "Mau cerita apa?"

"Gue lagi suka sama orang?" Binar dimata Reina langsung redup tapi Aldo sama sekali tak menyadari hal itu. Reina berusaha keras menampilkan senyumnya walaupun terlihat kaku dan agar cowok itu tak menyadari perubahan raut wajahnya.

"Wahhhhh, siapa?" tanya Reina sambil memaksakan senyum palsunya. Reina menggigit pipi bagian dalamnya, berusaha keras untuk menahan air matanya agar tidak jatuh.

"Keysa," jawab Aldo enteng.

"Deketin, ajakin pacaran, terus jangan lupa traktiran buat gue." Reina terdiam sesaat. "Kita jalan-jalan aja yuk, wisata kuliner." Reina sengaja melakukan itu untuk mengalihkan sakit hatinya walaupun hanya sesaat.

"Kan gue belum jadian, peak, ngapa lu minta traktirannya sekarang hah!" protes Aldo.

Reina mengerucutkan bibirnya. "Kan gue gabut, Do, ayolah jalan-jalan wisata kuliner. Lumayan kan kita juga belum makan malam."

Aldo sedikit berpikir. "Yaudah ayok, mumpung gue juga belum makan dan males makan dirumah."

Reina bersorak girang. Ia langsung kembali ke kamarnya untuk berganti baju.

Reina telah siap, ia tengah menatap pantulan dirinya di cermin. Tiba-tiba air mata menetes dan ia buru-buru menghapusnya. Hatinya sangat sakit saat orang yang ia cintai menceritakan orang lain.

Percuma ia menghapus air matanya, nyatanya air itu tak bisa berhenti keluar.

"Reinnnnnn, buruan," teriak Aldo dari balkon kamar cowok itu. Buru-buru Reina menghapus air matanya, menghela nafas, dan mencuci mukanya agar tak terlihat sembab.

"Bentarrrr, gue lagi ngiket rambut ini." Reina mengikat rambutnya sebagian dan menaburkan bedak pada wajahnya. Tak lupa, ia juga memoleskan lip tint pada bibirnya.

Setelah selesai semua, Reina langsung keluar menuju balkonnya dan ia melihat cowok itu sudah berada disana, bersandar pada pagar pembatas dan memasukkan salah satu tangannya pada kantong celana.

ReinAldo [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang