33. Demi Reina

224 23 0
                                    

Reina sedang meringkuk di atas kasurnya dengan perut yang sangat sakit dan gigi yang berdenyut. Ia sedang sakit gigi dan sakit hari pertama.

Reina menekan pipi bagian kanannya dan meremas perut bagian bawahnya. Ini sangat menyiksanya.

"Rein, buruan bangun lu," teriak Aldo dengan heboh yang bertujuan untuk membangunkan gadis itu.

"Gue udah bangun, Do," jawab Reina dengan lirih. Aldo mengernyitkan dahinya, tak biasanya suara Reina sepelan itu. "Lo kenapa? Ini juga kenapa masih di kasur? Lo nggak siap-siap apa?"

"Gigi gue kumat, Do, ini juga gue hari pertama halangan. Keknya gue nggak masuk aja deh."

Aldo mengangguk acuh, tak biasanya ia tak mengomel karena Reina sakit. "Yaudah gue berangkat dulu, gue bisa jemput Keysa kalo gitu."

Reina langsung mencekal tangan Aldo, menahan cowok itu agar tidak pergi. "Tolong beliin gue pembalut, jamu pereda nyeri, sama obat gigi dulu dong."

Aldo melirik jam tangannya. Jarum jam sudah menunjukkan pukul 06.30. "Nggak bisa gue. Nyokap bokap lo kemana?"

"Mama sama Papa lagi ke rumah Tante gue yang habis lahiran."

"Kakak sama Abang lo?"

"Kak Aline tadi udah berangkat sama pacarnya dan bang Alfi juga udah berangkat."

Aldo menghela nafas berat. "Terus gue harus gimana?"

"Tolong beliin itu semua, Do."

"Tapi kalo gue tolongin lo, ntar gue telat."

Reina memberikan tatapan puppy eyes kearah Aldo. "Apa salahnya sih demi gue?"

Aldo meraup wajahnya sendiri. Ntah sahabatnya hari ini begitu menyebalkan. "Oke! Oke! Gue bolos hari ini buat lo!"

Reina hanya memberikan senyuman tipis miliknya.

"Lo udah sarapan belum?" lanjutnya. Reina hanya bisa berikan balasan berupa gelengan kepala.

"Yaudah, gue ganti baju dulu biar lebih santai terus beliin barang-barang yang lo mau dan beliin sarapan buat lo. Tapi nanti sore jangan tahan gue lagi buat jemput Keysa." Aldo langsung berlalu menuju kamarnya. Reina hanya bisa menatap nanar kepergian cowok itu.

Gue cuma takut kehilangan lo, Do. Semua barang-barang yang gue minta cuma sebagai alasan biar lo masih mau kasih semua perhatian lo ke gue. Gue mau seharian ini sama lo.

***

Saat ini, Aldo sedang berada di rak khusus bagian perempuan. Ia tengah memilih-milih pembalut untuk sahabatnya, tapi banyak pasang mata yang menatapnya dengan tatapan yang tak dapat diartikan. Beberapa ada yang cekikikan.

Aldo bingung harus memilih yang mana, pasalnya hampir satu rak berisi pembalut dengan berbagai merk.

Ini gue harus beli yang mana coba? Mana gue diliatin lagi.

Sungguh saat ini Aldo sangat ingin menghilang dari sana karena ia sangat malu. Tapi ia juga tidak tega dengan Reina yang merintih kesakitan.

Bodo amat, gue beli semua aja satu-satu. Aldo langsung mengambil satu-satu dari setiap merknya. Selanjutnya, ia menuju ke kulkas minuman dingin yang disana biasanya terdapat jamu pereda nyeri haid.

Ia dihadapkan pilihan lagi. Ia bingung harus memilih yang rasa original atau yang jeruk. Aldo ingin bertanya kepada perempuan yang berada disebelahnya, yang dari tadi menatapnya dengan tatapan yang tak dapat diartikan. Tapi, ia urungkan.

ReinAldo [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang