Aldo sebenernya udah siap sejak setelah subuh tadi untuk pergi ke sekolah. Tapi ntah kenapa ia malah kembali merasakan rasa kantuknya. Ia kembali merebahkan tubuhnya di kasur dengan posisi tengkurap. Ia sangat malas sekolah hari terlebih luka-lukanya pun belum 100% sembuh.
Reina membuka pintu kamar Aldo dengan kasar. Tindakannya itu sebagai pelampiasan kesalnya. Ia ingin mengajak cowok itu berangkat bersama ke sekolah dan ia sudah menunggu didepan rumah, tapi Aldo tak kunjung datang. Reina kembali ke kamarnya, melompati pagar pembatas balkon dan menuju balkon kamar Aldo. Tapi malah terkunci dan hal itu membuat ia harus mengeluarkan banyak tenaga karena harus bolak-balik. Merepotkan memang.
Dan saat ini yang Reina lihat tambah membuat dirinya kesal. Cowok itu dengan enaknya tidur sedangkan jam terus bergerak dan hal itu bisa saja membuat mereka telat.
Reina langsung menaiki kasur Aldo dan melompat-lompat diatasnya, tak peduli ia masih memakai sepatu toh nanti yang tidur dengan kotoran kan Aldo bukan dirinya. Aldo masih bergeming di posisinya, sama sekali tak terusik sedikitpun. Akhirnya, Reina menendang tubuh Aldo yang membuat cowok itu dengan mulus jatuh ke lantai.
Aldo berdecak dan mengusap-usap pantatnya yang nyeri akibat pendaratan yang tak terduga. Ia menatap gadis yang tengah berkacak pinggang itu dengan kesal. "Ya Allah, Rein. Ngapain sih lu?! Sadis banget hah!" sembur Aldo kesal.
"Lu tau nggak sih, gue udah nungguin lo di halaman rumah gue hampir 15 menit terus gue coba susul lo ke balkon, tapi ternyata terkunci dan gue harus muter lewat pintu depan. Itu sama aja buang-buang tenaga gue tau nggak sih!" Kali ini gantian Reina yang menyemburkan kekesalannya pada cowok yang ada dihadapannya ini.
"Lo nungguin gue? Ngapain?" tanya Aldo dengan wajah polos dan hal itu membuat Reina ingin sekali menabok wajahnya.
"Berangkat bareng lah." Aldo melirik jam tangannya. Jam sudah menunjukkan pukul 06.30, ia menepuk jidatnya keras. Aldo langsung beranjak, menyambar tas dan memakai sepatunya dengan terburu-buru.
Reina yang melihatnya hanya bisa menatap bingung tingkah sahabatnya yang tergesa-gesa seolah hari ini adalah hari terakhirnya. "Lo kenapa buru-buru gitu? Hari ini hari terakhir lo hidup ya?" Akhirnya pertanyaan itu terluncur juga dari mulut Reina.
"Gue buru-buru harus jemput Keysa," jawab Aldo tanpa menoleh.
"Terus gue gimana?" Reina menunjuk dirinya sendiri.
"Lu bareng Abang atau kakak lo kek, atau naik angkot juga kan ada," ucap Aldo enteng. "Yaudah gue cabut dulu, ati-ati." Aldo langsung nyelonong pergi dengan langkah tergesa.
Reina menggeram kesal menatap pintu kamar yang telah tertutup. Ia melempar sepatunya pada pintu dan menganggap pintu yang terkena lemparannya adalah cowok itu.
Lagi-lagi Keysa, gue udah bukan segalanya lagi buat lo, Do.
***
Reina memasuki kelas 5 menit sebelum bel berbunyi. Semua ini karena ia yang harus memilih menaiki angkot karena kakak dan abangnya yang sudah berangkat lebih dulu meninggalkannya serta sahabatnya yang lebih milih menjemput kekasihnya.
Setengah penghuni kelas sudah datang. Keempat temannya pun juga sudah datang. Andine, Freya, Kintan, dan Risha. Sebenarnya ia baru-baru kelas 11 ini mulai dekat dengan Risha sejak gadis itu memilih duduk bersama Freya.
"Tumben baru berangkat?" tanya Andine yang dibalas anggukan kepala oleh Reina. "Naik angkot makanya gini."
"Lah tumben," celetuk Kintan.
![](https://img.wattpad.com/cover/181499947-288-k780321.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ReinAldo [COMPLETED]
Teen FictionRank #2 teman rasa pacar [4 Januari 2020] Rank #3 teman rasa pacar [18 Januari 2020] Rank #2 teman rasa pacar [24 Maret 2020] Rank #5 aline [24 Maret 2020] Rank #5 menikung [24 Maret 2020] Rank #9 surya [24 Maret 2020] Rank #7 favorit [21 April 2020...