Hari Minggu pagi Reina sudah berada di kamar sahabatnya. Ia berdecak saat melihat Aldo masih bergelung selimut seperti kepompong. Ia mendekati ranjang cowok itu dan menaikinya.
Reina mulai melompat-lompat senang. Ia terus melakukan itu hingga Aldo terusik.
Aldo mengubah posisi dan menendang kaki Reina agar cewek itu anteng dan tidak mengganggu tidurnya. Ternyata tendangan itu membuat Reina menjadi tak seimbang dan jatuh menimpa tepat diatas tubuh Aldo.
Cowok itu langsung membuka matanya dan tatapannya jatuh tepat di mata sahabatnya. Jantung Reina berdebar lebih cepat karena menatap Aldo sedekat ini.
"Lo mau sampe kapan tiduran di badan gue? Berat tau!" Aldo menginterupsinya dan membuat Reina dengan cepat bangun dari atas tubuh cowok itu.
Aldo duduk dengan punggung yang disandarkan di kepala ranjang karena nyawanya masih belum terkumpul dengan sempurna. "Lo ngapain ke rumah gue pagi-pagi gini?"
"Anterin gue beli keperluan kemah yuk," jawab Reina yang berupa ajakan. Aldo menguap lebar dan menggaruk tengkuknya malas, "pergi sendiri ah."
Reina mengerucutkan bibirnya kesal, "ayolah Do anterin gue." Ia menarik-narik tangan Aldo dan sesekali menggoyang-goyangkannya. "Ntar kalau gue di culik terus ginjal gue diambil gimana? Kan harga ginjal mahal bisa buat umroh Do." Reina masih terus mencoba membujuk sahabatnya.
Aldo memutar kedua bola matanya, "lagian siapa yang mau nyulik lo? Nyusahin, banyak makan. Kalau ada yang nyulik lo, bukannya untung malah rugi." Reina semakin memajukan bibirnya kesal. Enak saja dirinya di bilang banyak makan. Reina tuh makannya bukan banyak cuma nggak sedikit aja.
Reina mengeluarkan jurus jitu paling ampuhnya untuk membujuk cowok itu, ia mengeluarkan tatapan puppy eyes. "Yayayayaya Do."
Aldo menghela nafas berat, "oke." Reina bersorak girang. Begitu mudah membuat gadis itu senang.
Aldo langsung beranjak menuju kamar mandi untuk mandi. Baru beberapa langkah ia berbalik lagi, "lo masih mau disini?" tanyanya.
Reina berdecak, "ck udah deh sana lo mandi," usir gadis itu sambil mengibas-ibaskan tangan. Aldo mengedikkan bahunya acuh dan menuju ke kamar mandi sesuai tujuan awalnya.
***
Aldo menuruni tangga setelah selesai mandi. Ia melihat sahabatnya sedang asik bermain ular tangga dengan adek perempuannya di ruang keluarga.
Aldo menghampiri kedua orang itu yang nampaknya belum menyadari keberadaannya. Ia duduk disamping Reina, "lagi pada ngapain sih," tanyanya basa-basi. Reina terlonjak kaget dan mengelus dadanya untuk mengecek jantungnya masih berdetak apa nggak. Takut kalau serangannya.
"Aa' mau main juga?" tanya Frida adek Aldo dengan polos. Aldo menggeleng pelan sambil tersenyum, "nggak dek, aa' mau nganterin kak Reina pergi."
Frida langsung menatap Reina dan mengerucutkan bibirnya, "kakak mau pergi? Terus aku main ma sapa?"
Reina menampilkan senyum canggung. Ia merasa bersalah karena tak bisa menemani gadis kecil itu bermain, "sama aa' Regan ya." Frida menggeleng cepat, "aa' Re tadi udah pergi main." Frida masih terus menahan Reina dan Aldo untuk pergi. Sebenarnya Reina pingin banget main sama adek sahabatnya ini, tapi ia juga harus membeli keperluannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/181499947-288-k780321.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ReinAldo [COMPLETED]
Fiksi RemajaRank #2 teman rasa pacar [4 Januari 2020] Rank #3 teman rasa pacar [18 Januari 2020] Rank #2 teman rasa pacar [24 Maret 2020] Rank #5 aline [24 Maret 2020] Rank #5 menikung [24 Maret 2020] Rank #9 surya [24 Maret 2020] Rank #7 favorit [21 April 2020...