26. Kangen

186 26 1
                                    

Reina masih asik rebahan dengan hp digenggamnya di kamar yang sudah 5 hari ia tempati di rumah sepupunya.

Ia sedang asik berhalusinasi cogan di cerita wattpad. Berharap kisah cintanya seperti dicerita itu, dipasangkan dengan bad boy yang merupakan pewaris tunggal dari harta kekayaan keluarganya. Menjadi gadis polos yang menjadi rebutan cowok most wanted sekolah.

Tiba-tiba layarnya berubah menjadi wajahnya yang terlihat lewat kamera depan. Panggilan video call dari sahabatnya membuat haluannya buyar.

Ia langsung menerima panggilan itu.

"Apaan?!"

"Assalamualaikum dulu, Rein."

Reina memutar bola matanya malas. "Iya assalamualaikum."

Terlihat Aldo menyunggingkan senyumnya. "Nah gitu kan bagus. Waalaikumsalam."

"Lu mau ngapain video call gue?"

"Kangen sama lu."

Aldo tak sadar jika kata-katanya itu membuat jantung Reina berpacu lebih cepat. Ia menggigit bibir bawah bagian dalamnya untuk menahan teriakannya dan senyumnya. Tapi sayang ia tak dapat menahan rona merah yang menghiasi pipinya.

"Itu kenapa pipi lo merah-merah gitu? Habis dandan ya?"

Sialan, gerutu Reina dalam hati. Ia memegang pipinya yang hangat. "Iya gue habis pake make up," alibinya.

"Lo bilang kangen aja video call? Gangguin haluan gue lu."

"Kalau gue chat lu kan gue nggak bisa liat lo, kutu."

"Emang gue ganggu lo apa sih sampe lo sewot gue video call gini? Emang lo ngga kangen gue?"

"Gue lagi halu baca wp siapa tau masa depan gue kek gitu dan gara-gara lo haluan gue buyar tau. Gue kangen lo kok. Kangen sosok lo, biasanya kan kita bareng-bareng."

"Nah kan lu ngaku kalo lo kangen gue. Gitu kok tadi ngomel-ngomel gue video call. Kalo nggak gue video call gimana lo bisa menyampaikan kangen lo coba?"

Raut wajah Reina langsung berubah malas. Ia menyesal mengatakan kalo ia kangen dengan cowok itu yang membuat cowok itu menjadi besar kepalanya seperti saat ini.

"Nyesel gue bilang kangen ke lo. Besar kepala kek semangka."

Aldo malah ngakak mendengar gerutuan dari sahabatnya. Sudah 5 hari ia tak liat wajah kesal dari gadis yang notabenenya sahabatnya ini.

Reina memberikan tatapan sinis dan mengerucutkan bibirnya kesal. Seandainya posisi ia dekat dengan Aldo sudah ia tabok tuh muka menyebalkannya.

"Ih gemes gue pingin nyubit. Lu kapan balik sih?"

Tuh kan, Aldo membuat Reina melambung lagi. Membuatnya bawa perasaan dan berharap lagi.

"Dua hari lagi mungkin, tapi nggak tau juga sih. Disini asik soalnya."

"Tapi nggak ada gue jadi kurang asik."

"Hidih."

Mereka terus mengobrol, melampiaskan rasa kangen di hati mereka pada satu sama lain. Hingga Reina dahulu yang memutuskan sambungan video call diantara mereka karena ia harus mandi.

***

Selama hampir seminggu disini, Reina sangat senang dan menikmati liburannya disini. Malam ini ia sedang berkemas karena besok ia berencana akan pulang.

ReinAldo [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang