21. Perhatian

184 34 2
                                    

Reina telah siap untuk sekolah, ia keluar rumah menuju ke rumah sebelah, rumah Aldo. Berniat untuk meminta cowok itu mengantarnya.

Baru saja ia membuka pintu, ia dikejutkan dengan kedatangan kakak kelasnya, kapten futsal di SMA nya.

"Lho, kak, ngapain kesini?" tanya Reina saat sudah berada dihadapan Dika.

"Jemput lo."

"Kok bisa tau rumah gue?"

"Rahasia." Reina mencebikkan bibirnya. "Jadi mau berangkat sekarang nggak?" tawar Dika.

"Yaudah mana helmnya." Reina menyodorkan tangannya dan Dika memberikan apa yang diminta cewek itu.

Reina menaiki motor itu setelah Dika menghidupkannya. Setelah itu mereka berangkat dan meninggalkan kawasan rumah Reina untuk menuju sekolah.

***

Saat sampe disekolah, mereka menjadi pusat perhatian. Bukan mereka, lebih tepatnya kearahnya Reina karena cewek itu berangkat ke sekolah bersama dengan kapten futsal SMA Bimasakti.

Emang dasarnya Reina cuek, ia malah tetap melangkah dengan santai seolah-olah tak ada hal yang terjadi. Dika yang berada disebelahnya pun diam dan tak menganggap semuanya berarti.

Dika mengantarkan Reina sampe dikelasnya, padahal kelas mereka berlawanan arah. Saat ditanya Reina kenapa Dika mau mengantarkannya, Dika malah menjawab, "nggak papa sekalian jalan-jalan."

"Gue masuk dulu ya kak," pamit Reina saat mereka sudah berada di depan kelas gadis itu. Dika mengangguk. "Yaudah, gue balik ke kelas gue." Tanpa menunggu jawaban Reina, ia sudah berlalu menuju kelasnya.

Reina masuk ke dalam kelas, hanya ada 3 orang didalamnya termasuk ada Putri. Cewek itu menatapnya dengan tatapan jail.

"Lo pake pelet ya?" Mata Reina melotot, bisa-bisanya sahabatnya itu mengira dirinya menggunakan pelet untuk memikat cowok.

"Enak aja, ya kagaklah."

"Sapa tau lo frustasi gara-gara cuma bisa sahabatan ma Aldo makanya make pelet buat mikat cowok lain." Memang semua sahabatnya sudah tau, sadar lebih tepatnya bahwa ia menyukai Aldo. Reina ngga pernah bilang secara gamblang kepada mereka tetapi mereka mungkin sadar akan gerak-geriknya.

"Walaupun gue cuma bisa sahabatan ma Aldo mah gapapa daripada tidak sama sekali."

Putri berdecih mendengar jawaban Reina yang sangat bucin menurutnya. Setelah itu tak ada pembicaraan lagi diantara mereka. Siswa satu persatu datang hingga tanpa sadar jam pertama dimulai.

***

Bel istirahat berbunyi, tetapi Reina masih belum beranjak dari duduknya. Ia mengemasi alat tulisnya agar tidak hilang. Seperti waktu itu saat ia baru saja menoleh kearah temannya dan saat itu bolpennya ada di atas meja, saat ia berbalik ke posisi semula bolpennya sudah raib.

"Kantin yuk," ajak seseorang yang membuat gadis itu mendongak menatap seseorang itu.

"Sejak kapan lo ada dikelas gue, Yo?" Seseorang itu memang Theo.

"Baru aja. Kantin yuk." Theo mengulangi ajakannya pada gadis itu. Reina mengangguk dengan tangannya yang di genggam Theo untuk menuju kantin.

ReinAldo [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang