Ketemu

8.8K 666 21
                                    

"Hansung hilang ayah, maafin bunda."

Taehyung merasa dunianya berhenti. Ya, benar-benar berhenti. Pelukan pada tubuh Jungkook terlepas begitu saja. Pandangannya hanya pada satu titik. Melamun.

Jungkook yang melihat respon Taehyung langsung mengeratkan lagi pelukannya. Jungkook tidak mau Taehyung meninggalkannya. Tidak! Tidak boleh.

"Hyung, maafin Kook-ie." Masih dengan sesegukan Jungkook mencoba untuk menyadarkan Taehyung.

Taehyung yang merasakan pelukan kuat dilehernya membuat dia tersadar kembali. Anaknya hilang. Taehyung terngiang suara Jungkook yang mengatakannya dengan sesegukan.

Taehyung langsung mendekap Jungkook, memberikan ketenangan untuk kesayangannya meskipun dia juga masih bingung kenapa anaknya bisa hilang.

Dalam artian hilang benar-benar hilang gitu aja atau hilang diangkut wewe gombel.

Begitu tenang, Jungkook melepaskan mari berpelukan dari Taehyung. Masih menunduk, belum berani melihat suaminya.

Taehyung mengangkat dagu kesayangannya, "Bisa cerita sekarang?" Kata Taehyung lembut yang mampu menghipnotis seorang Kim Jungkook.

Jungkook mengambil beberapa lembar tisu diatas nakas, dilipatnya lalu dipencetkan pada hidung mancungnya. Mengeluarkan cairan bening didalamnya hingga dia merasa plong.

Jungkook menghela nafasnya, "Jadi tadi waktu ayah panggil bunda, bunda lagi dibawah bikin susu buat Hansung. Terus ayah manggil bunda, akhirnya bunda angkut Hansung terus taroh di tempat dia main, bunda udah bilang sama Hansung kalau tunggu bunda dulu, bunda dipanggil ayah."

Taehyung mengangkat tubuh Jungkook kedalam pangkuannya, "Terus waktu bunda datengin ayah, eh, ayah ajak tidur jadi kelupaan sama anaknya. Waktu bunda bangun, bunda susulin Hansung, anaknya udah ga ada. Bunda udah cari kemana-mana ayah, tapi ga ada."

"Salah ayah yang main teriak."

Taehyung tersentak, dia salah? "Hey, yang ngajakin tidur siapa buna? Orang buna sendiri yang tidur, ayah mah ikutan buna." Taehyung menyentil hidung Jungkook.

Si empu membesut, "Ya salah ayah peluk-peluk bunda, bunda jadi ngantuk."

Hah! Taehyung lebih memilih mengalah, menurunkan Jungkook yang entah kenapa tidak mau lepas malah semakin memperkuat pelukan dilehernya dan kaki yang dilingkarkan dipinggulnya.

Taehyung menatap Jungkook mengernyit, "Ayah marah sama bunda, ga mau lepas pokoknya! Nanti ayah pergi ninggalin bunda. Ga mau jadi janda! Ga mau!" Jungkook menggeleng dengan kuat dan kembali memperkuat pelukannya.

Taehyung biasa aja, yang penting sekarang gimana caranya nemuin si buntalan mochi anaknya. Yakalik anaknya mau diangkut wewe gegara kek mochi, kan ga elit.

Akhirnya Taehyung melangkahkan kakinya menuju ruang bermain si buntalan mochi, sepi. Anaknya ga ada disana.

"Udah tanya sama mbak atau satpam depan?" Tanya Taehyung tanpa menatap Jungkook.

"Udah, ga ada yang liat. Security juga ga ada liat orang masuk atau keluar rumah."

Taehyung yakin anaknya ga bakal jauh-jauh dari ruangan ini. Anaknya belum berani berkeliaran tanpa pengawasannya ataupun Jungkook.

"Bisa turun?" Lebih tepatnya nada memerintah yang keluar dari mulut Taehyung.

Jungkook menggeleng. Dengan paksa Taehyung menurunkan Jungkook disofa ruangan itu.

Saat hendak melangkah, ujung kaosnya tertarik. Pasti kerjaan Jungkook. "Lepas!" Pelan sih, ga bentak, tapi mampu membuat Jungkook takut.

Tangan Taehyung terulur melepas genggaman Jungkook dan melangkah.

"Hansung"

"Sung-ie"

"Kamu dimana sayang? Ini ayah."

Taehyung mulai mengitari ruangan itu dengan sesekali memanggil nama si buntalan mochi.

Sampai akhirnya dia merasa ada yang menarik ujung kaosnya. Taehyung mendesah berat. "Bisa diem dulu ga kamu!"

Jungkook sedikit tersentak mendengar suara Taehyung. Sungguh, dia jarang teramat jarang mendengar suara suaminya yang seperti itu.

Taehyung akhirnya mengalihkan atensinya ke arah tarikan itu. Taehyung benar-benar terkejut, melihat wajah bulat  yang cengo didepannya.

"Buna, nih anaknya ketemu." Taehyung memanggil Jungkook yang masih diam disofa. Masih dalam fase loading.

"Anak siapa sih kamu? Lihat, bundamu capek cari kamu sampek nangis." Tanya Taehyung yang dihadiahi kedipan polos si buntalan mochi.

Taehyung yang masih belum melihat pergerakan dari Jungkook kembali menatap kearah dimana Jungkook berada. "Buna, ini anaknya."

Jungkook yang tersadar lalu menghampiri Taehyung, "Mana anaknya hyung, jangan bercanda kamu! Iya aku tau aku salah tapi jangan main-main. Ini anak kamu loh yah, darah daging kamu. Bukan daging ayam!"

Taehyung memegang pundak Jungkook dan menundukkannya. "Tuh anakmu!" Mengarahkan pandangan Jungkook ke anaknya.

Total Jungkook cengo melihatnya. 'Anaknya, dibawah meja? Dan dia ga liat? Ibu macam apa dia?' batin Jungkook menatap anaknya yang hanya menatapnya polos.

Jungkook mengeluarkan si buntalan mochi dan memeluknya erat dengan sesekali mencium pipi gimbil si buntalan mochi, "Maafin bunda ya nak, maaf, maafin bunda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jungkook mengeluarkan si buntalan mochi dan memeluknya erat dengan sesekali mencium pipi gimbil si buntalan mochi, "Maafin bunda ya nak, maaf, maafin bunda." Jungkook semakin membawanya  kedekapannya.

"Lain kali jangan langsung panik, kasihan yang lain ikut panik juga." Taehyung mengecup sekilas pelipis Jungkook.

Jungkook mendongak dengan mata membulat, "Jadi kamu salahin aku? Kan ayah yang panggil bunda."

Mulai deh, sifat Jungkook keluar. Taehyung cuman diem duduk disofa sambil meremin lagi matanya.

Cup..
"Maaf ayah, bunda yang lalai." Jungkook mengecup sekilas pipi Taehyung yang membuat mata si empu kembali terbuka.

"Yang satu belum, bun, kasihan yang satu iri." Cengir Taehyung yang dapat toyoran dijidatnya. Siapa lagi kalau bukan ibu negara, Kim Jungkook.

___
Aloo jangan lupa voment ya :)
Tancu

TAEKOOK FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang