26.2

5.5K 409 38
                                    

Taehyung tidak habis pikir kenapa Hansung sekarang menjadi lebih usil. Apakah karena anaknya semakin besar dan semakin banyak akal? Taehyung tidak tau.

Jungkook akan sampai rumah pada malam hari. Rencananya, sore sudah sampai tapi karena ada sedikit kendala jadi Jungkook mau tidak mau harus sampai di rumah malam hari.

Seharian bersama ayah tanpa bunda? Apa yang akan dilakukan ketiga Kim?

1. Menonton kartun

Setelah Jungkook benar-benar pergi, Hansung mengajak sang ayah menonton Pororo. Taehyung mengiyakan dengan Taejung yang bermanja-manja dengan sang ayah.

Taehyung memangku kedua anaknya di depan TV ruang santai. Sudah mendapatkan posisi yang nyaman hingga suara Hansung menginterupsi.

"Ayah ayah, ayo kitana ke kamal ada. Cung inin tidulan." Taehyung mana bisa menolak keinginan buntalan mochi.

"Ayah, dendon Cung-ie duda, ayah. Up up!" Hansung mengulurkan tangannya. Taehyung merundukkan diri dengan beban Taejung, sekarang ditambah buntalan mochi. Untunglah Taehyung kuat hanya untuk sekedar menggendong kedua anaknya.

Ketiganya sama-sama tengkurap di ranjang menonton kartun dengan selimut yang menutupi badan. Akal-akalan siapa lagi kalau bukan buntalan mochi.

Taejung menonton dengan hidmat sembari kepalanya dia senderkan pada lengan Taehyung. Taehyung memilih memainkan ponselnya mengecek beberapa e-mail.

"Sung-ie hyung, jagain adek sebentar ya ayah mau ambil laptop." Hansung mengangguk tanpa menoleh pada Taehyung. Kalah dengan pinguin kecil Pororo.

Taehyung mencium pipi bulat anak-anaknya sebelum meninggalkan keduanya.

2. Ditinggal ayah sibuk kerja

Taehyung lupa dengan tujuannya yang hanya mengambil laptop tapi menjadi kerja beneran di ruang kerjanya. Asik dengan laptop hingga melupakan kedua anak mochinya.

Taejung membuang sisa biskuit yang sudah setengah benyek keluar ranjang. Tangan ulat sagu dan mulutnya dia usapkan pada sprei dengan santainya.

"Hyung!" Taejung merangkak mendekati Hansung yang tertidur dengan mulut terbuka. Memukul-mukul punggung sang kakak yang tidak bereaksi sama sekali.

Taejung hampir jatuh dari ranjang karena terjerembab saat ingin duduk disamping tubuh Hansung. Untungnya dengan cepat Hansung menahan tubuh sang adik. Taejung tertawa setelah sadar dari keterkejutannya melihat wajah kakaknya.

Dengan wajah sayu khas Hansung, dia kembali memejamkan mata menarik guling dengan susah payah. Taejung mencembik sedih didiami sang kakak.

"Hyung! Hyung! Hyung!" Taejung berusaha membangunkan kakaknya.

Hansung menggerak-gerakkan badannya tidak nyaman dalam tidurnya membuat Taejung kebingungan.

"Ung-ie akit?"

Taejung yang kasihan melihat kakaknya sudah meringis-meringis sakit celingukan mencari sang ayah yang tidak kunjung kembali. Berinisiatif turun dari ranjang yang terlampau tinggi untuknya.

Melihat turun dan bergidik ngeri. Taejung bingung. Melihat pintu dan kakaknya bergantian hingga membuat kepalanya pusing sendiri.

"Yayayah." Celoteh Taejung pelan takut semakin mengganggu kakaknya. Dia ingat saat sang buna berkata untuk jangan berisik saat kakaknya tidur.

Akhirnya dengan segala keberanian karena kakaknya sudah terisak kecil, Taejung membalikkan tubuhnya untuk turun meski tubuhnya menggantung seperti boneka yang tersangkut.

TAEKOOK FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang