Jerman

6K 476 4
                                    

Sudah hampir seminggu keluarga kecil Kim Taehyung berada di Jerman. Dan hampir seminggu Jungkook dan Hansung berdiam diri di home stay sewaan Taehyung.

Taehyung lebih memilih menyewa home stay karena biar lebih nyaman aja anak sama kesayangannya.

Selama hampir seminggu itupun Taehyung disibukkan oleh pekerjaannya. Memang tujuan awal Taehyung untuk melancarkan bisnisnya.

Hansung jadi suka uring-uringan karena dia pikir dia akan bermain, pergi bersama orang tuanya,  menghabiskan waktu bersama.

"Buna, Cung mao pulan ada! Ayah tenipu!" Cemberut si buntalan mochi.
rd:Bunda, Hansung mau pulang aja! Ayah penipu!

Jungkook menunduk, mengalihkan atensinya dari siaran televisi.

"Anak bunda kenapa, heum? Katanya ikutan ayah pergi? Kok jadi marah-marah terus?" Tanya Jungkook membelai rambut lembut si buntalan mochi.

"Tan Cung mao dalan-dalan. Cung mao peldi tama buna tama ayah." Lagi, sudah dua hari si buntalan mochi menangis karena tidak diajak jalan-jalan.

"Tunggu sayang, kan ayah masih kerja. Hansung juga tau kan ayah pergi pagi-pagi terus?"

"Telda teluts telda teluts! Cung teli teli mits ayah Tae."
rd:kerja terus kerja terus! Hansung very very miss ayah Tae.

Jungkook mengangkat tubuh gempal si buntalan mochi menjadi didalam dekapannya dan saling berhadapan, "Sung-ie rindu ayah?"

Si buntalan mochi hanya menganggukkan kepalanya. Matanya sudah memerah dan sebentar lagi siap menangis.

"Kita sama-sama tunggu ayah ya, ayo kita berdoa biar ayah cepet selesai kerja dan bawa uang banyak biar bisa sekolahin Sung-ie. Otte?"

Akhirnya si buntalan mochi menangkupkan kedua tangannya dan memejamkan mata, "Tuhan, delitan ayah Tae temudahan telantalan letski. Tupaya Cung ditsa tekola dan main tama buna tama ayah. Aamiin,"
rd:Tuhan, berikan ayah Tae kemudahan kelancaran rezeki. Supaya Hansung bisa sekolah dan main sama bunda sama ayah.

Air mata Jungkook keluar tanpa perizinan. Hatinya terasa sakit melihat anaknya yang berdoa untuk waktu keluarga.

'Seingin ini, hyung, Hansung rela nunggu lama demi bisa main sama kamu.' batin Jungkook.

🏡

Jungkook dikagetkan oleh lingkaran tangan kekar yang seolah membekapnya dari belakang. Tubuhnya mendadak kaku karena keterkejutannya.

"Jangan sentuh!" Titah induk kelinci semok.

"Wae? Kau milikku, segalanya darimu adalah milikku." Tanya si empu halus.

"Kau... Kau mengecewakan anakku." Jungkook mengucapkannya dengan nada sedih.

"Aku? Bahkan aku belum berbicara dengan si buntalan mochi itu, kenapa aku?"

"Yak! Kim Taehyung!"

Sontak Taehyung berjengit saat kelinci semoknya berseru. Tidak kencang, hanya saja intonasi yang Jungkook gunakan bukan mencerminkan seorang Kim Jungkook.

Jungkook yang merasakan pelukan itu terasa melonggar menggunakan kesempatan itu untuk berbalik. Onyx itu menatap tajam dengan getaran kekecewaan didalamnya.

"Yak," suaranya melemah. Tangannya terulur menyentuh rahang tegas sang suami.

"Aku tau kamu sibuk hyung, tapi-" ucapannya menggantung.

Jungkook juga lemah melihat keadaan Taehyung yang seperti ini.

"Kamu masih sibuk hyung?" Jungkook enggan melanjutkan ucapannya tadi.

Taehyung yang paham arah pembicaraan Jungkook memegang tangan yang mengelus pipinya lembut dan menggenggamnya.

"Sedikit lagi chagi, setelah selesai aku ajak kalian main. Kemana pun," ada rasa sesal yang tersirat diucapan Taehyung, dan Jungkook menyadari itu.

"Mianhe, Jungkook-ah telah menelantarkan mu dan si buntalan mochi di sini."

Jungkook langsung menghamburkan diri kedalam pelukan Taehyung. Mencoba memberikan penyaluran kekuatan untuk suaminya. Jungkook tau dan dia paham kondisi Taehyung saat ini.

Meski keluarga adalah prioritas seorang Kim Taehyung, tapi dia juga menanggung beban jutaan ribu orang yang menjadi tulang punggung keluarga mereka.

Jungkook juga tidak bisa egois. Karena bila projek ini gagal, maka dia sama saja mematikan rejeki ratusan orang yang sudah dititipkan tuhan untuk membantu kerja suaminya.

Dan suaminya bekerja untuk dia, Kim Jungkook dan Kim Hansung.

"Mau makan apa, yah? Buna buatin ya?" Tawar Jungkook yang masih setia memeluk sang suami.

Taehyung mengelus pucuk kepala kesayangannya, "Apa aja, asal ga bikin kamu capek."

"Eh, tapi tumben, dulu aja marah kalo dipanggil buna." Goda Taehyung.

"Ya kamu bikin si mochi jadi ikut manggil aku buna. Padahal dia bisa panggil bunda waktu masih setinggi ayam." Jawab Jungkook sinis.

Jungkook melonggarkan pelukannya dan mendongak menatap wajah tegas bak dewa milik Taehyung, "Inget, ada aku dan Hansung yang selalu support kamu hyung. Jangan kecewakan kami,"

Chuup!
Satu kecupan mendarat manis di rahang tegas Taehyung.

Setelahnya Jungkook berbalik dan melepaskan pelukan suaminya lalu menuju lemari pendingin yang ada di pojok ruangan.

"Mandi, hyung! Kamu bau asem, hehe" canda Jungkook saat tidak mendapati pergerakan apapun dari sang suami.

Taehyung memilih menuruti perintah si induk kelinci semok kesayangannya daripada kena lempar centong yang tergeletak tak jauh dari jangkauan Jungkook.

Saat masuk kedalam kamar, tatapan Taehyung menjadi kembali menyendu saat melihat putranya tertidur pulas diatas ranjang dengan memeluk boneka iron man kesukaannya.

Taehyung menghampiri si buah hati dan mengamati wajah yang memang persis sepertinya, "Ayah minta maaf, nak, belum jadi ayah yang bisa banggain kamu. Tapi ayah bersyukur kamu hadir dikehidupan ayah dan bunda."

Cup!
Kecupan ringan hinggap di dahi si buntalan mochi yang terhalangi beberapa helai rambut.

"Besok kalau sudah besar, Hansung harus bantu ayah jaga bunda ya! Jadi anak yang hebat dan berguna buat orang disekitar kamu. Jadi anak baik dan cerdas. Ayah sayang kamu, Kim Hansung."

Perasaannya seperti sedang ditikam dengan kuat hingga rasanya sangat sakit dan sesak. Hingga lelehan air mata terus berlomba-lomba untuk keluar dari tempatnya.

Taehyung seketika tersadar dan menghapus air matanya dengan tangan gempal milik si buntalan mochi, "Besar nanti, hapus air mata ayah dan bunda seperti ini."

Pintu seketika terbuka dan menampakkan malaikat cantik yang sekarang sudah menjadi milik paten Kim Taehyung.

"Hyung! Anaknya jangan digangguin, ih! Mandi sana!"

Taehyung melihatkan wajah konyolnya dan memilih kabur ke kamar mandi sebelum mendapatkan siraman qolbu bunda Jungkook yang semok.

Melihat suaminya ngibrit ke kamar mandi, tatapan Jungkook melunak dan menghampiri si buntalan mochi.

"Ayah kamu cengeng, nak. Jangan ikut-ikutan ya kamu." Monolog Jungkook dan mengambil sehelai tisu untuk mengelap tangan dan dahi si buntalan mochi karena air mata si ayah Taehyung.

"Buna! Siapin baju dong, lupa bawa ke kamar mandi soalnya." Teriakkan itu membuat si buntalan mochi terkejut dalam tidurnya.

"Stt stt stt, gapapa sayang, alien ga galak, maklum lagi laper jadi rese aliennya." Ucap Jungkook menenangkan sang anak yang sama sekali tidak membuka matanya.

___
Jangan lupa voment ya:)
Lupcuu

TAEKOOK FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang