8.2

8.6K 493 18
                                    

Taehyung bersantai di taman rumahnya. Mensyukuri apa yang sudah dia dapat. Mengedarkan pandangannya berdecak kagum.

"Ternyata hasil kerja gue ga sia-sia. Nggak nyangka gue punya ini semua." Monolog Taehyung.

Taehyung tersenyum bangga dengan dirinya sendiri. Ya, siapa lagi yang menghargai diri kita selain diri sendiri.

Menyesap teh buatannya dan mengecek ponselnya. Taehyung mencebik saat melihat ponselnya kembali penuh dengan aplikasi permainan.

"Hansung-ie." Gumam Taehyung menggulir beberapa slide di ponselnya yang berisi permainan.

"Mentang-mentang hp mahal RAM besar seenak puser dia sendiri install game segini banyak." Taehyung menggerutu meng-uninstall permainan di ponselnya.

"Ayah! Janan dihaputsin tsemua!" Suara melengking Hansung tepat di telinga Taehyung.

Taehyung yang terkejut tanpa sengaja menjatuhkan ponselnya dan memegangi telinganya yang berdengung.

Tentu Taehyung terkejut karena sedari tadi dia sendiri dan seingatnya si buntalan mochi yang berdiri di bangku panjang yang ia duduki tengah bermain sepeda di halaman depan.

Hansung menjambak rambut tebal Taehyung dengan tangan-tangan gempalnya. "Ayah nakal! Cung-ie nda suta!"

Hansung menarik-mundurkan kepala Taehyung yang ia tarik rambutnya.

Taehyung mengaduh meringis kesakitan merasakan perih dan pusing bersamaan.

"Hansung-ie lepas, sakit ini loh!" Kata Taehyung memegangi tangan Hansung agar melepaskan jambakan.

"Ayah nakal ayah nakal, huweee." Hansung menangis kesal.

"Iya-iya stop nak, sakit!" Taehyung berusaha membuka jari-jari ulat sagu Hansung.

Hansung masih meraung keras. Taehyung kewalahan menghadapi tenaga sang anak. Yakin. Cengkraman tangan gempal buntalan mochi sangat kuat.

"Hansung lepas, nak." Suara Jungkook melengking dari pintu kaca mendorong stroller bayi.

Hansung secepat kilat menengok ke arah sang bunda. Dengan wajah berurai air mata Hansung semakin melengkungkan bibirnya.

Taehyung semakin mengaduh karena tangan gempal Hansung masih mencengkeram kuat rambutnya. Karena pergerakan Hansung membuat rambutnya semakin tertarik.

"Lepas dong nak, kasihan ayahnya." Jungkook membantu melepaskan genggaman buntalan mochi.

Taehyung beralih memegangi stroller sang anak agar tidak bergelincir.

"Da maw bunaa! Da maw lepats!" Hansung semakin menarik rambut sang ayah. Taehyung hanya meringis menahan perih di kepalanya.

"Aduuuh, jangan makin ditarik." Kata Jungkook gemas.

Untung Taejung tidak menghadap ke orang tua dan kakaknya. Karena bukan tontonan yang baik bagi Taejung.

Taehyung mangap-mangap menahan teriakannya. Karena semakin Jungkook melarang maka semakin kencang rematan buntalan mochi.

"Botak aku Kook." Rintih Taehyung.

Jungkook berdecak masih berurusan dengan Hansung. "Diem!"

Karena tepukan cukup keras di pantat dan Hansung yang memekik sakit akhirnya jambakannya dia lepaskan.

Dengan cepat Taehyung meringis memegangi kepalanya yang berdenyut nyeri. Hansung menangis dengan keras.

Jungkook membiarkan Hansung yang terduduk menangis meraung memilih menarik stroller Taejung dan mengunci rodanya.

TAEKOOK FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang