Berada di Jepang dengan segala beban pikiran membuat Taehyung tertekan. Masalah keluarga belum kelar ditambah masalah kerjaan.
Duduk bersandar pada sofa singel sembari memijat pelan kepalanya yang terasa ingin meledak karena merasakan limit pada otaknya.
Memejamkan mata berusaha agar rileks setelah berjam-jam mengurusi kerjaan. Rindu rasanya dengan kesayangannya. Ingin memeluk kedua malaikatnya. Berangan.
Meraup oksigen yang cukup membuat Taehyung lebih rileks dengan aroma teh yang soft.
"Minum, nih." Suara Jimin memasuki indera pendengaran Taehyung.
Taehyung membuka matanya dan mendapati dua cangkir berisi teh yang masih mengepul.
"Thanks." Ucap Taehyung rendah.
Jimin duduk diseberang ikut menatap langit sore bersama Taehyung.
"Udah, pake acara gegalauan. Kek perawan lo!" Cibir Jimin setelah mengesap isi cangkir miliknya.
Taehyung berdecih pelan. Menatap langit seolah dia bisa menggambar apa yang ia mau.
"Sampek kapan Jim? Gue capek." Jimin menatap Taehyung.
"Gue pengen hidup tanpa beban sama Jungkook. Pengen ngeliat Hansung yang ngasuh gue sama Jungkook. Nikmatin masa tua sama Jungkook. Awsh!"
Taehyung yang sedang menggambar di langit dengan tidak elitnya Jimin memukul belakang kepala Taehyung.
"Apasih?!" Taehyung nyolot.
"Lo yang apaan bego! Umur lo masih belum ada setengah abad udah ngayal enak-enaknya doang." Jimin melotot menatap Taehyung.
"Heh, Mr. Kim yang terhormat, saya jelaskan disini. Anda masih akan buat masuk ke laut. Ibaratkan lo itu baru masukin kaki doang buat ngecek sedingin apa air laut."
"Anak lo masih segede bebek, Tae. Bahkan masuk TK aja belum. Nih, ya, masuk TK dua tahun, belum SD enam tahun, SMP SMA tambah enam tahun, belum lagi lo pasti kuliahin Hansung. Tambah lagi empat tahun, itupun kalo lancar. Kalo dijumlahin berapa? Paling enggak delapan belas tahun. Lagi, enggak semudah itu juga Hansung sukses. Jatuh bangun, lo bapaknya harus sokong dia."
"Beban lo masih segitu, Tae, buat Hansung doang. Belum Jungkook? Keluarga? Perusahaan yang bercabang-cabang kek pohon? Gue? Lo ga mikirin gue juga? Jahat kamu mas!"
Taehyung diam. Iya juga batinnya.
"Terus gue kudu gimana, Jim?" Taehyung frustasi.
Jimin mengangkat bahu, "Itu sih hidup lo, bukan gue. Sorry."
Ingin rasanya Taehyung mendorong Jimin dari balkon, tapi dia tidak siap untuk jadi buronan polisi.
Taehyung menyesap teh miliknya sembari menatap langit bersama Jimin.
"Inget, ada gue buat lo repotin." Terdengar tulus membuat Taehyung menaikkan sudut bibirnya.
🏡
Malamnya, Jimin dan anak buah Taehyung yang lain sibuk menjalani perintah bos mereka. Kim Taehyung. Sedangkan Taehyung duduk dengan penuh wibawa menunggu hasil kerja para anak buah.
"Completed." Suara Jimin memecah suasana.
Jimin mendekat ke Taehyung, memberikan keperluan Taehyung.
Disaat Jimin menjelaskan, suara Junmyeon mengalihkan atensi Taehyung.
"Tuan besar Kim ingin bicara, pak." Junmyeon menyerahkan benda pipih ditangannya.
"Halo." Suara Taehyung menyapa.
Beberapa menit kemudian Taehyung terasa tercekik. Wajahnya memerah dengan nafas yang memburu.
Junmyeon menatap panik. Memberikan kode pada Jimin.
Jimin akan mendekat namun Taehyung mengangkat tangan menginterupsi agar Jimin tetap ditempatnya.
"Baik saya paham." Setelahnya Taehyung sedikit melempar ponsel ditangannya di meja.
Sontak semuanya diam. Tidak ada aktivitas apapun termasuk bernafaspun sebisa mungkin tanpa ada suara.
Taehyung mengangguk yang membuat yang lain segera mungkin berkemas.
Jimin menahan lengan Taehyung yang hendak berdiri. "Yakin?"
Taehyung mengangguk mantap. "Papa bantu."
Setelahnya Jimin dan Junmyeon mengekor dibelakang Taehyung.
___
Jangan lupa vomment ya:))
Tancuu
KAMU SEDANG MEMBACA
TAEKOOK FAMILY
FanfictionStart : 20-02-2020 Season I : 03-06-2020 Season II : [ on going ] ©Thx cover to Pinterest and PicsArt.