Kecewa? Bingung?

7.5K 506 4
                                    

Taehyung yang berdiam diri di dapur mendengar suara tangisan si buntalan mochi. Taehyung tersadar, apa yang telah dia lakukan.

Taehyung menyadari bahwa sepantasnya Jungkook mengatakan hal itu. Entah mengapa dia bisa tersulut emosi saat mendengar suara bantingan pintu itu dengan wajah sang anak yang menatapnya nyalang.

Dia merasa menjadi orang tua yang gagal saat melihat anaknya menatapnya seperti melihat musuh. Padahal dia sadar, tidak mungkin anaknya membencinya.

"Bedebah kau Kim Taehyung!" Batin Taehyung berteriak.

Mendengar suara tangisan yang sudah tidak terdengar, Taehyung memberanikan diri melangkah menuju kamar.

Dimana Jungkook dan si buntalan mochi berada.

Saat berada didepan pintu, Taehyung mendengar bagaimana cara Jungkook memberikan pengertian kepada si buntalan mochi. Taehyung tersadar, selama ini dia tidak pernah membentak dengan suara seperti tadi kepada sang anak.

"Hansung taukan kalau ayah lagi sibuk? Mungkin ayah sedang banyak pikiran. Ayah memang salah sudah berlaku seperti itu kepada Sung-ie. Tapi Sung-ie juga tidak boleh melakukan hal seperti tadi, arra?"

"Mungkin besar nanti Hansung akan seperti ayah yang bekerja dan sibuk. Saat Hansung sudah besar, baru Hansung tau. Sung-ie mau meminta maaf ke ayah?"

"Tenapa Cung? Ayah yan dahat malah-malah te buna te Cung-ie tuda. Ayah yan minta mafts te tita."
rd:Kenapa Hansung? Ayang yang jahat marah-marah ke bunda ke Hansung juga. Ayah yang minta maaf ke kita.

"Hey, boy, bunda sudah pernah bilang ke Hansung bukan? Lebih baik kita lebih dulu meminta maaf, entah kita atau orang lain yang melakukan kesalahan. Ayah ingin dihormati dengan anaknya. Bunda juga kalau jadi ayah ingin dan bangga kalau Sung-ie yang meminta maaf terlebih dulu. Hansung paham?"

"Ayah banda tama Cung? Nti ayah da malah-malah dagi? Nnti Cung diadajt dayan-dayan yah?"
rd:Ayah bangga sama Hansung? Nanti ayah ga marah-marah lagi? Nanti Hansung diajak jalan-jalan ayah?

"Iya, Hansung bilang baik-baik ke ayah ya, minta maaf ke ayah. Oke?"

Taehyung terenyuh. Langsung dia membuka dengan lebar pintu dihadapannya.

Pandangan mereka saling bertemu. Dan dengan langkah tertatih si buntalan mochi memeluk kaki panjang sang ayah.

"Ayah!"

Taehyung menunduk menatap sang anak yang tengah melingkarkan tangan gempalnya dikakinya. Dengan sigap Taehyung menggendong si buntalan mochi dan mendekapnya.

Air mata Taehyung mengalir. Dia merasa menjadi orang tua yang sangat buruk untuk sang anak.

"Maafin ayah sayang, ayah salah. Maaf," Taehyung terlebih dulu meminta maaf.

Tidak etis mungkin jika dia yang notabenenya lebih tua meminta maaf kepada sang anak.

"Cung neninta maf, yah, Cung yankal nting-ntin pintu."
rd: Hansung meminta maaf, yah, Hansung nakal banting-banting pintu.

"Ayah maafin Hansung, Hansung maafin ayah juga ya?" Taehyung membawa si buntalan mochi saling bertatap.

"Tapi Cung ata wone lults!"
rd: Tapi Hansung ada one rules.

Taehyung mengangkat satu alisnya.

"Tita peldi dayan-dayan today! Ote?"
rd: Kita pergi jalan-jalan today! Oke?

Taehyung tersenyum hangat. "Oke, son! Today we're go!"

Hansung bertepuk tangan dengan senyum yang langsung terpancar. Meski masih dengan mata dan hidung merah yang tercetak.

TAEKOOK FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang