Bagaimana?

4.8K 392 14
                                    

Musik Friends dari Jimin dan V BTS tengah mengalun didalam mobil.

Setelah sedikit berdebat dengan kelinci semok kesayangan Taehyung, akhirnya kedua laki-laki itu dapat keluar dari hotel. Dengan dalih mereka akan memasak.

Jadilah keduanya saat ini tengah berada diperjalanan menuju super market. Bukan hal yang sulit bagi Taehyung dan Jimin untuk memasak. Karena dulu masih berada di status lajang, keduanya suka bergantian untuk memasak.

Taehyung fokus untuk menyetir sedangkan Jimin asik mengikuti alunan lagu yang diputar dengan tangan yang menggulir layar ponselnya.

Tidak lama setelahnya keduanya sampai di basement super market.

Berjalan berdampingan dengan Taehyung mendorong troli belanja.

"Mau kemana kita?"

"Jijik, Jim! Kebanyakan bergaul sama dora sih lo." Taehyung sewot.

"Ga ngaca beb, anak lo suka nonton dora." Sarkas Jimin.

"Ya Hansung yang bilang gemes. Lah, ini, lo yang ngomong jatohnya jijik anjir."

"Bodo, wle!" Jimin menjulurkan lidahnya mengejek Taehyung.

"Ga percaya gue kalo lo seme." Taehyung bergidik.

Jimin mendengarnya hanya menggidikkan bahunya acuh. Menatap sekitar pada rak-rak bahan yang mungkin dibutuhkan.

Taehyung sebenarnya rindu, berdua bersama Jimin. Serasa tengah bernostalgia dengan Jimin yang dulu sangat sering untuk berbelanja bersama.

Dimana ada Taehyung disitu pasti ada Jimin. Hingga banyak yang beranggapan keduanya berpacaran.

Mereka sudah berteman sejak sekolah, karena sebangku dan mereka sama-sama konyol. Hingga banyak sekali shipper keduanya. Dimana ada yang mencoba mendekati salah satunya maka akan berurusan dengan shipper keduanya.

Dan bodohnya keduanya nyaman-nyaman saja dan bodoamat membuat semakin heboh.

"Mau daging giling?" Tanya Jimin menyadarkan Taehyung.

Taehyung menatap Jimin lalu mengangguk. Jimin yang masa bodoh asik berbelanja dan berkomentar sana-sini.

Keduanya tengah mengantre untuk membayar belanjaan. Dengan wajah konyol Taehyung menertawai Jimin. Bagaimana tidak? Sejak tadi ibu-ibu menatap Jimin dengan tatapan jijik.

Entah apa maksudnya, tapi tatapan itu hanya berlaku untuk Jimin. Taehyung sudah terpingkal-pingkal tertawa tanpa suara, Jimin yang kesal memukul kepala bagian belakang Taehyung.

Taehyung sontak berhenti tertawa. Jimin meliriknya ganas.

"Mas, sama suami ga boleh galak!" Tegur si ibu yang ada didepan Jimin.

"Iya, bu, dia suka galak sama saya." Taehyung memelas.

Jimin langsung menatap Taehyung sengit. "Tuh, bu, lihat saya ditatap begitu."

"Mas, ga baik sama suami begitu. Nanti suaminya diambil orang baru tau rasa."

Ingin sekali rasanya Jimin berteriak kalau dia pihak atas ditelinga wanita didepannya namun kurang etis rasanya. Jimin hanya tersenyum dan mengusak kepala Taehyung.

Si ibu didepannya menggeleng heran. "Masnya jangan mau dikasarin. Jadi pihak bawah kok ga ada manis-manisnya!"

Setelahnya ibu itu melengos pergi karena gilirannya sudah selesai.

Jimin yang masih jengkel menaruh belanjaan dengan sedikit gusar. Taehyung terkekeh dan mengusak rambut Jimin lembut.

"Ga usah didengerin." Ucap Taehyung merangkul pundak Jimin.

Jimin melirik Taehyung sekilas lalu mengabaikannya, lebih memilih menatap total harga belanjaan.

🏡

Jimin dan Taehyung tengah duduk bersantai di salah satu cafe terkenal yang cukup dekat dengan hotel tempat Taehyung menginap.

Yang satu asik dengan ponsel yang ada di genggaman dan lainnya tampak serius menatap iPad yang ada di meja.

Keduanya tampak sibuk dengan dunia masing-masing. Terlihat jelas dengan mata bahwa keduanya adalah pengusaha muda.

Jimin. Disamping dia menjadi bawahan Taehyung yang notabenenya sebagai sahabatnya, Jimin juga membuka beberapa toko kue yang sudah bercabang.

"Jim, kencan kuy." Taehyung menatap Jimin dengan kedua alis yang naik-turun menggoda.

"Kuy, beb. Tapi nanti kalau kerjaan istri kedua mu ini udah kelar. Oke?" Jimin mengedipkan matanya genit.

Taehyung terkekeh dan mengangguk. Meminum minuman yang telah dipesan dan kembali sibuk dengan iPad miliknya.

Tidak berselang lama seorang wanita menghampiri meja keduanya.

"Tae?" Suara itu sangat familiar bagi keduanya.

Sontak Taehyung dan Jimin mengangkat kepalanya menatap sosok wanita diantaranya.

"Woa! Kalian masih bersama?" Menarik satu kursi dan duduk dengan anggunnya.

"Hey? Apa yang salah? Aku tidak boleh duduk disini? Aku mengganggu kalian?"

Jimin dan Taehyung mengangguk bersamaan membuat si wanita tertawa cantik.

"Hihihi, aku tidak lama. Tae-" pandangan wanita itu jatuh pada Taehyung.

"Bolehkah? Ekhem, maksudku mungkin jika boleh aku ingin menemui anakku."

"Mwo?!" Kedua pria dewasa bereaksi sama.

"Hey, kau serius? Dimana saja kau selama ini?" Jimin sedikit tersentak.

"Ekhem, Rose-ah, bukan tidak boleh. Tapi-"

"Jadi tidak boleh?" Rose memotong ucapan Taehyung.

"A-ani, bukan begitu. Namun aku sedang berlibur dengan keluarga ku. Aku tidak mau acara yang ku siapkan berubah. Mian," Taehyung sebenarnya tidak enak dengan wanita disampingnya yang tidak lain adalah Rose.

"Eum, geure. Tapi bisakah setelahnya? Aku merindukan anakku." Ekspresi Rose berubah sendu.

Jimin berdecak. "Hey, nona. Kemana kau selama ini? Meninggalkan dan tiba-tiba datang dan seolah kau ibu yang telah dipisahkan dengan anak mu? Hell! Ayolah, coba kau sadar diri."

"Jimin." Taehyung menatap Jimin, seolah memperingatkan.

"Wae?" Jimin melotot pada Taehyung.

"Rose-ah, boleh aku membicarakan dulu dengan bundanya Hansung? Bagaimanapun aku tidak bisa memutuskan sendiri." Taehyung berusaha tidak menyakiti perasaan siapapun disini.

Rose mengangguk. "Jinjja? Jeongmal gomawoyo, Tae-ah."

Memberikan selembar kertas kecil. "Ini kartu nama ku. Kabari aku, oke? Aku menunggu."

"Aku harus pergi sekarang. Manager ku akan berteriak jika aku tidak segera kembali. Sampai bertemu lagi."

Setelahnya Rose melenggang pergi meninggalkan Taehyung dan Jimin.

"Kau, yakin? Bagaimana dengan Jungkook yang merawat Hansung dari dia lahir? Tidak memikirkan perasaannya?" Jimin sedikit condong menatap Taehyung serius.

Taehyung mendorong kepala Jimin dengan telunjuknya. "Diam. Lagi pula hanya bertemu, tidak masalah untuk ku. Aku akan menuruti keputusan Jungkook."

Taehyung menyesap minumannya merasakan tenggorokannya kering.

"Jadi kita berkencan, babe?"

"Ow, pasti." Jimin berdiri dari duduknya disusul Taehyung.

Dengan tangan yang merangkul bahu Jimin, keduanya keluar dari cafe tersebut.

____
Jangan lupa voment ya :)
Tancuu

TAEKOOK FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang