Jungkook sudah rapi dengan kaos putih dan celana panjang begitupun buntalan mochi yang sudah fashionable. Memasuki mobil dengan supir.
Diperjalanan si buntalan mochi masih merengut. Hidung merah masih dapat dilihat samar.
Jungkook menatap sang anak juga ingin menangis. Namun dia masih bisa mengontrol perasaannya. Jika keduanya menangis bukankah akan menjadi suatu masalah.
Jungkook yang asik dengan pikirannya terbuyarkan dengan ponselnya yang berdering. Merogoh kantong dan mendapati benda persegi panjang miliknya.
Menggeser logo hijau.
"Halo?"
"..."
"Yak! Wae?" Jungkook sedikit berteriak.
"..."
Dengan kesal Jungkook mematikan sambungan.
Membuka pesan dan mengetikkan sesuatu.
"Pak, pulang." Jungkook menginterupsi.
"Sudah sampai."
Jungkook total cengo. Sudah didepan rumah. Tapi dengan cepat Jungkook mengubah ekspresi dan mengangkut buntalan mochi keluar.
Masuk kedalam rumah mendapati Yoongi tengah duduk santai dengan secangkir teh di ruang tamu.
"Loh? Kok udah sampek?"
"Mbaaak, tolong Hansung dulu." Jungkook berteriak.
Seorang wanita menghampiri Jungkook dan mengambil alih Hansung.
"Tolong bawaain teh juga." Yang disuruh mengangguk dan pergi.
"Kenapa?" Yoongi akhirnya bersuara.
"Berantem?" Jungkook mengangguk.
"Masalah mulu lo berdua."
"Mau cerita?" Lanjut Yoongi.
Akhirnya Jungkook menceritakan dari awal dimana Hansung yang ditinggal Taehyung di mobil sampai akhirnya pergi tanpa pamit dan menyuruh anak buahnya untuk melarang Jungkook pergi menemui Yoongi yang akhirnya ketemu di rumah.
Yoongi mendengarkan dengan seksama. Mencoba memberikan perhatiannya pada Jungkook yang padahal dia sendiri sudah tau apa masalahnya dari Jimin.
"Taehyung kenapa sih hyung?" Jungkook kembali terisak.
Yoongi yang teramat hafal dengan tingkah Jungkook menghampiri dan memeluk tubuh yang lebih besar darinya.
"Nangis dulu, nanti gantian hyung yang bicara boleh?" Tanya Yoongi lembut yang diangguki Jungkook.
Setelah tangisan Jungkook mereda, Yoongi melepaskan pelukannya.
"Lap tuh ingus." Yoongi menunjuk tisu dengan matanya.
"Sekarang hyung yang bicara."
"Semalem Jimin dapet telfon dari cabang Jepang. Ga tau juga apa yang dibahas tapi intinya Jimin marah-marah. Gue juga kena semprot. Sempet adu mulut juga kita. Tapi gue terus diem, ngalah sedikit sama Jimin."
"Terus dia cuman marah-marah mulu di rumah. Telfon sana telfon sini sambil ngotot. Sampek malemnya dia keluar. Pamit mau ngurusin kerjaan sama Taehyung. Cabang Jepang ada yang korupsi sama manipulasi data."
Yoongi berhenti sebentar menyesap teh. Menatap Jungkook yang juga menatapnya.
"Jimin pulang tengah malem. Keliatan banget capeknya. Mukanya udah jelek makin jelek. Gue ajak dia minum."
"Ha? Bukannya hyung hamil?"
Yoongi mendorong kepala Jungkook kebelakang.
"Jimin yang minum. Gue nemenin sambil minum susu hamil."
"Dia cerita ke gue kalo Taehyung lagi frustasi. Dimarahin lo terus dapet laporan yang Jepang. Dia waktu rapat semalem juga keliatan nahan marah walaupun dia juga beberapa kali bentak-bentak kata Jimin. Jimin aja juga dibentak. Tapi selesai rapat Taehyung cerita ke Jimin."
"Yang masalah Hansung itu katanya pagi bangun tidur Hansung ngajakin Taehyung jalan-jalan. Mau pergi sama lo juga tapi Taehyung kasian lo abis digempur sama si alien. Akhirnya mereka berduaan. Dijalan Hansung sambil minum susu jadi ketiduran lagi bocahnya."
"Dijalan keinget cintanya dia belum dipamitin, makanya dia buru-buru takut lo marah. Bego nya Taehyung dia kelupaan Hansung katanya. Terus lo juga marah-marah ke suami lo sampek ngejauhin Hansung dari bapaknya. Ya kesel suami lo."
"Tau deh, intinya begitu si Jimin ceritanya."
Yoongi lalu merebahkan diri di sofa keluarga Kim. "Bentar ngisi tenaga dulu, capek ngomong."
Jungkook merasa dia yang salah walaupun Taehyung juga lebih salah.
"Keterlaluan ya Kook-ie ke Tae hyung?"
"Tapi Tae hyung juga diem aja. Tadi juga ga pamitan ke Kook-ie."
"Serah lo deh Kook. Capek gue." Yoongi memejamkan matanya.
🏡
S
udah sore tapi Jungkook masih asik dengan pikirannya di balkon.
Sesekali mengecek ponsel namun tidak ada notif dari sang suami sama sekali. Berkali-kali menghela nafas.
Hingga akhirnya teringat jika si buntalan mochi belum mandi.
Jungkook menghampiri sang anak ke kamar.
"Hansung, ayo mandi." Sapa Jungkook dari pintu.
"Loh, kok udah wangi? Siapa yang mandiin?"
"Tama embak." Hansung asik menata boneka-bonekanya bermain di ranjang.
Jungkook duduk di pinggiran ranjang. Menatap sang anak sendu.
"Maafin bunda ya? Mau?" Jungkook mengusap bahu Hansung.
Hansung mengalihkan atensinya ke sang bunda. "Maps tenapa? Buna natkal?"
rd: Maaf kenapa? Bunda nakal?Jungkook mengangguk. "Iya, kemarin bunda ga bolehin Sung-ie main sama ayah. Maafin bunda ya?"
Hansung merangkak ke Jungkook. Duduk dipangkuan. "Da papa, buna. Buna danan tedih-tedih."
rd: Ga papa, bunda. Bunda jangan sedih-sedih.Jungkook mengangguk memeluk buntalan mochi.
🏡
Seharian tanpa kabar membuat Jungkook sedikit uring-uringan dengan banyak orang.
Beberapakali mencoba menelfon Taehyung tapi tidak diangkat. Jimin tadi sempet diangkat tapi cuman bilang Taehyung sibuk. Junmyeon jangan ditanya, ponselnya mati.
Ingin rasanya menyusul Taehyung tapi takut kenapa-napa. Tadi mau pergi disuruh pulang Hoseok katanya Jungkook dan buntalan mochi dilarang keluar rumah.
Jungkook mengacak rambutnya dan memilih tidur.
'Kook-ie rindu banyak-banyak, hyung.' Batin Jungkook berteriak.
___
Jangan lupa vomment ya:)
Lupcuu
KAMU SEDANG MEMBACA
TAEKOOK FAMILY
FanfictionStart : 20-02-2020 Season I : 03-06-2020 Season II : [ on going ] ©Thx cover to Pinterest and PicsArt.