Kemusuhan

6.8K 523 4
                                    

Pagi ini Taehyung kembali disibukkan dengan kegiatan kerjanya. Dia sudah mempersiapkan secara matang sedari semalam.

Indra penciuman milik Taehyung mendapati aroma kopi yang mampu membuatnya relax seketika.

Dan ya, siapa lagi jika bukan sosok Kim Jungkook muasalnya. Dengan telaten dia menyiapkan secangkir kopi hitam untuk suaminya.

Taehyung mengawasi gerak-gerik kesayangannya saat membuat kopi. Badan itu bergerak kesana-kemari dengan bongkahan padat nan kenyal yang dapat dirasakan walau hanya melihatnya.

Beruntungnya seorang Kim Taehyung.

Tak lama badan yang sedari tadi membelakanginya sekarang sudah berbalik dan menghadap kearahnya.

"Morning babe." Sapa Taehyung.

"Morning, ayah."

"Ngopi dulu, yah, biar segeran." Tawar Jungkook meletakkan hasil karyanya di meja mini bar.

Taehyung melangkahkan kakinya menghampiri kekasih. Dan mendudukkan dirinya di kursi tepat didepan Jungkook.

"Wanginya sampek kecium dari kamar." Taehyung mengambil alih secangkir kopi itu dari Jungkook.

"Harus dong, kan bikinnya pake perasaan." Jungkook menggoda Taehyung dengan menaik turunkan alisnya.

Taehyung melirik kegiatan Jungkook sembari menyeruput pelan kopi hasil kesayangannya, "Pinter ngalus kamu sekarang, siapa yang ajarin, heum?"

Jungkook terkekeh, "Dari Jin hyung, katanya suami kalau digituin bikin makin cinta." Jawab Jungkook enteng.

"Ga usah begitupun aku udah jatuh cinta sama kamu, buna. Setiap detik, setiap hembusan nafasku, kadar cintaku ke kamu itu makin bertambah dan bertambah terus."

"Yeu, malah gantian ngalus si bapak!"

Setelahnya keduanya tertawa.

Sesederhana itu kebahagiaan Taehyung dan Jungkook.

Tak lama kemudian suara pintu terbanting sangat nyaring membuat pasangan Taekook kaget bukan main.

"Anak bunda udah bangun, sini sayang." Jungkook langsung beralih dari duduknya dan melangkahkan kakinya menghampiri si buntalan mochi yang terdiam diambang pintu.

Saat berada tepat disamping Taehyung, tangannya dicekal. Langkah kakinya tertahan. Jungkook menatap Taehyung hendak melayangkan protes namun melihat wajah Taehyung yang tegang membuat Jungkook urung.

"Kesini." Titah Taehyung tegas.

Yang dituju masih bergeming. Kedua pandangan keduanya saling beradu pandang.

"Kesini, punya kakikan?"

Lagi, yang menjadi lawan bicara masih bergeming ditempatnya.

"Hyung-"

"Diem."

Oke, Jungkook sudah mencium bau-bau kemusuhan antara anak dan bapak.

"Kim Hansung!" Suara Taehyung menjadi semakin berat dan menekan.

"Kamu dikaruniai oleh tuhan badan yang lengkap dan berfungsi, gunakan dengan baik. Kalau ada yang panggil itu jawab dan datang!"

"Kamu dididik untuk jadi anak yang sopan dan berbudi. Bukan jadi anak berandalan ga tau diri!"

Jungkook kaget bukan main. Suaminya mengatakan hal yang sebenarnya tidak pantas untuk anaknya. Dia masih terlalu kecil.

Si buntalan mochi berjalan mendekati orang tuanya. Dengan kepala menunduk dan tangan gempalnya yang saling bertautan.

Jungkook tidak tega melihat anak yang dia besarkan dengan sepenuh hati dan lembut sekarang terlihat tidak berdaya. 'Sung-ie maafin bunda ga bisa bantuin kamu.' batin Jungkook.

Setelah tepat dihadapan Taehyung, Jungkook hendak meraih si buntalan mochi namun cengkraman dilengannya bertambah tenaganya. Jungkook urung dan diam.

"Kenapa kamu banting-banting pintu?" Tanya Taehyung dengan suara yang sedikit lebih lembut.

Diam. Tidak ada balasan.

"Kenapa diam?" Lagi, Taehyung bertanya.

"Ayah, anaknya takut sama kamu. Jangan galak-galak!" Jungkook bersuara kali ini.

"Diam, buna. Biar tau dia, kalau yang dia lakuin itu salah." Taehyung menjawab dengan atensi yang masih penuh kepada sang anak.

"Iya, tau, tapi kamu buat anaknya takut! Kenapa sih, kamu?!" Jungkook menyentak cengkraman Taehyung ditangannya.

Jungkook berjongkok mensejajarkan tingginya dengan tinggi si anak. Taehyung diam menatap interaksi keduanya.

Jungkook menarik si buntalan mochi kedalam dekapannya. Setelahnya si buntalan mochi nampak bergetar didalam si bunda.

"Stt, gwenchana, uljima-yo." Jungkook berusaha meredakan tekanan sang anak.

Jungkook merasa jantungnya berdenyut. Hansung menangis tanpa suara didekapannya dan dia merasakan apa yang tengah dirasakan sang anak.

"Stt, udah sayang, gapapa. Jangan nangis, kan laki-laki ga boleh cengeng."

"Kim Hansung! Liat ayah!" Suara Taehyung menginterupsi.

"Hyung!" Jungkook memperingatkan.

"Kim Hansung! Kamu dengar?"

"Hyung!" Jungkook meledak kali ini.

Hansung yang berada didekapannya berjengit kaget.

"Kenapa? Aku harus kasih dia pelajaran. Ga seenak dia banting-banting pintu."

"Cuman masalah pintu kamu begini ke anak kamu? Bahkan kalau pintu itu rusak aku bisa ganti hyung! Dengan uang aku sendiri, bukan uang kamu!"

"Dengar Jungkook-ie, ini bukan masalah pintu. Ini tentang sopan santun dia. Adab dia!"

"Kamu pikir aku ga ajarin dia? Kamu pikir selama ini siapa yang asuh dia? Siapa yang ajarin dia? Kamu? Hell! I think impossible!"

Diam.

"Kenapa diam? Baru sadar? Kamu harusnya nanyain dulu, dia kenapa? Pasti ada alasan anak ngelakuin sesuatu. Coba kamu pelan-pelan, ditanyain dulu, baru dikasih pengertian. Kasih tau mana yang baik yang harus dia lakuin. Bukan langsung marah-marah ga jelas nakutin anak!"

"Aku ga terima ya, anak yang aku besarin dengan lembut dan aku jaga baik-baik kamu beginiin! Walaupun dia anak kamu, aku yang sama dia setiap hari. Yang ngikutin perkembangan dia. Sadar dong kamu!"

"Ya kamu pikir selama ini aku ngapain? Aku kerja banting tulang, pergi kesana-kesini sampek ga ketemu kalian berhari-hari, ga tidur, ga istirahat. Kamu pikir aku ngapain? Main gundu? Sadar dong kamu, aku ngalakuin ini semua buat kalian. Biar kalian ga kesusahan! Apa yang kalian mau kepenuhi! Tapi begini yang aku dapet?" Taehyung tersulut mendengar kata-kata Jungkook yang seolah meremehkannya.

"Hyung, bahkan aku sama Hansung lebih memilih kamu dengan penghasilan yang pas-pasan tapi kamu ngertiin kami daripada penghasilan yang melimpah tapi kamu begini!"

"Top! Danan malah-malah!" Teriak si buntalan mochi keluar dari balik badan si bunda.
rd:Stop! Jangan marah-marah!

Taehyung dan Jungkook seketika terdiam. Taehyung yang hendak berbicara menjadi bungkam. Mereka melupakan sesuatu. Masih ada Hansung yang menonton perdebatan keduanya.

"Ayah dan malah-malah buna Cung! Ayah dahat! Cung mao puyang ja na buna! Da mao tama ayah!"
rd:Ayah jangan marah-marah bunda Hansung! Ayah jahat! Hansung mau pulang aja sama bunda! Ga mau sama ayah!

Setelahnya Jungkook mengangkat tubuh gempal si buntalan mochi dan melenggang ke kamar. Meninggalkan Taehyung di dapur bersama kopi yang mulai menghangat.

"Taehyung bodoh! Apa yang kamu lakukan brengsek!" Frustasi Taehyung.

___
Jangan lupa voment ya :)
Lupcuu

TAEKOOK FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang