Hulp hulp hulp... Dengan beringas aku mencoba mengambil nafas.
"Astaga ada yang jatuh ke danau!!!" seru seorang wanita yang baru saja turun dari dalam mobilnya.
Hulp hulp hulp... Tanpa menyerah aku masih berusaha mengambil nafas.
"Tolong!!! Hulp... Aku tak hulp... Bisa berenang hulp... " teriak ku meminta tolong.
(Catatan: Aku memiliki trauma dengan air ketika bermain di pantai bersama orang tua ku dulu jadi aku tak bisa berenang)
"Astaga cepat tolong orang itu!!! Sepertinya dia tak bisa berenang!!!" seru pengendara lainnya sambil menunjuk ke arah ku.
Hulp hulp hulp... Perlahan aku mulai lelah sejak tadi berusaha berenang namun sia-sia.
"Akan ku telepon bantuan!" seru seorang pengendara segera menghubungi pemadam kebakaran.
"Tidak! Sebaiknya segera selamatkan orang itu dulu! Dia hampir benar-benar tenggelam!" seru pengendara lain.
Hulp hulp hulp... Perlahan saluran nafas ku mulai dimasuki oleh air danau.
"Siapapun tolong aku" batin ku lemah dalam hati.
Hulp hulp hulp... Blurrr blurrr...
Kini aku benar-benar tak bisa bergerak lagi. Perlahan namun pasti tubuh ku mulai tenggelam ke dalam danau. Menatap lemah sinar matahari yang menembus permukaan air danau.
"Apakah ini akhirnya" batin ku dalam hati meratapi garis hidup ku.
"Tolong aku" batin ku sebelum mata ku menutup dan terpejam erat pasrah pada takdir Tuhan.
"Astaga orang itu tenggelam!! Tubuhnya tenggelam!! Siapapun tolong dia!!!" seru seorang wanita yang melihat tubuh ku mulai tenggelam ke dalam danau.
Wiu wiu wiu wiu wiu... Suara sirine mobil pemadam kebakaran pun datang.
Dengan sigap para petugas melakukan evakuasi. Salah seorang petugas perenang dengan sigap terjun ke danau untuk menyelamatkan korban tenggelam.
Dan petugas lainnya segera melakukan evakuasi pada sebuah motor sport berwarna merah yang juga ikut tenggelam ke dalam danau.
Setelah memberikan pertolongan pertama pada korban tenggelam. Para petugas pemadam kebakaran tersebut segera melarikan korban ke RS Konoha yang kebetulan dekat dengan lokasi kejadian.
Sementara itu di sebuah tempat...
Hulp hulp hulp...
"Tolong! Tolong aku! Aku tak bisa berenang!" teriak sebuah suara meminta tolong dengan beringas.
Hulp hulp hulp...
"Tolong aku akan tenggelam! Aku akan mati! Tolong!" teriak suara itu lagi. Hingga tiba-tiba...
Plakkk... Sebuah pukulan yang cukup keras mengenai kepala seseorang yang sejak tadi terus berteriak histeris.
"Hah hah hah hah hah" aku terbangun dengan nafas yang memburu.
Dengan gelagapan aku memegang leher ku dan memeriksa denyut nadi ku sendiri.
"Aku sudah mati" gumam ku ketika tak merasakan denyutan di pergelangan tangan ku.
"Sudah teriak-teriaknya" ucap sebuah suara yang tiba-tiba terdengar.
"Astaga! Hahh kau mengagetkan ku" ujar ku terkejut melihat seseorang yang berdiri tepat di samping ku yang sedang terduduk lemah.
"Jadi nama mu Naruko" ucap si orang asing tersebut yang berjenis kelamin pria *ekhm tampan ekhm*.
"Iya nama ku Naruk... Tunggu apa aku mengenal mu? Apa kita pernah bertemu sebelumnya? Maksud ku wajah mu begitu asing bagiku jadi bagaimana kau bisa tahu nama ku?" ujar ku bertubi-tubi.

KAMU SEDANG MEMBACA
"Keajaiban 39 Hari"
Fiksi Penggemar"Jadi berapa lama waktu yang ku miliki?" [Namikaze Naruko...] "Waktu mu 39 hari dimulai sejak hari ini" [Yahiko...] 🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹 "Hallo nama ku Naruko" [Namikaze Naruko...] "Aku Hinata, Hyuuga Hinata [Hyuuga Hinata...] 🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹...