Chapter 13

46 4 0
                                        

*Catatan: tulisan blok tebal adalah suara Naruko yang sedang merasuki tubuh Hinata*

Namun selama ini baik guru maupun pihak sekolah tak ada yang berani menegur mereka karna ayah Sakura adalah seorang menteri pendidikan yang pasti sangat berpengaruh dan punya kekuasaan atas pendidikan dan sekolah se-Jepang.

"Hah meski sudah jelas bersalah tapi tak ada yang bisa ku lakukan" gumam Kurenai sensei pelan namun masih dapat ku dengar.

Aku memaklumi jika Kurenai sensei juga mungkin takut dengan ayah Sakura. Aku sama sekali tak menyalahkannya.

"Baiklah Sakura, Shion, Karin kalian bertiga pergi ke ruang konseling sekarang. Kalian tak boleh mengikuti pelajaran sensei hari ini. Kalian boleh ikut pembelajaran setelah isitrahat pertama jam 10.00 nanti" ucap Kurenai sensei pada ahirnya tetap tak berani bertindak tegas pada Sakura cs dan hanya menyuruh mereka untuk bimbingan konseling.

"Tapi sensei..." ujar Sakura hendak membantah namun segera dipotong oleh Kurenai sensei.

"Tidak ada tapi Haruno san. Sudah untung sensei tak menghukum kalian untuk membersikan lantai kelas yang kotor ini" potong Kurenai sensei mulai sedikit tegas.

"Sekarang pergilah" ujar Kurenai sensei tegas tak terbantahkan.

"Ba baik sensei" ucap Shion dan Karin bersamaan.

Sedangkan Sakura terus menatap tajam ke arah ku. Mungkin dia semakin benci pada Hinata tapi aku tak takut sama sekali.

Aku sudah berjanji akan mengubah kehidupan Hinata dan membuat kenangan manis untuknya dan aku pasti akan menepati janji ku.

"Awas kau kutu buku" desis Sakura yang dapat dengan jelas ku tangkap gerak bibirnya.

Dan dengan tanpa rasa takut aku memberikan isyarat jempol terbalik padanya sebagai balasan yang langsung membuatnya meledak marah.

"Brengsek!" umpat Sakura spontan.

"Haruno jaga bicaramu!" tegur Kurenai sensei begitu mendengar Sakura mengumpat.

Brak... Dengan kasar Sakura cs segera berdiri dari duduknya dan lekas pergi ke ruang bimbingan konseling.

"Hyuuga san silahkan duduk di bangku mu" ujar Kurenai sensei kemudian.

"Baik sensei" sahut ku sopan.

"Kalian tidak masuk" ujar ku pada Sasuke dan Shikamru yang menatap cego ke arahku.

Mungkin melihat Hinata yang baru dan berbeda dari biasanya membuat mereka sedikit terkejut.

Tapi tenang saja ini hanya awal setelah ini masih banyak kejutan dari Hinata versi baru yang akan membuat seluruh sekolah mengubah pandangan mereka tentang Hinata.

"Apa benar dia itu Hinata? Kenapa dia jadi berbeda sekarang seolah bukan dirinya sendiri" batin Sasuke dalam hari.

"Dan perasaan apa ini. Kenapa tiba-tiba aku menjadi berdebar ketika berada di dekat Hinata. Padahal sejak kelas 1 SMA aku tak pernah seperti ini jika dekat dengan Hinata. Tapi kenapa sekarang aku seperti merasakan sesuatu yang aneh ya" batin Sasuke lagi semakin gundah.

Tanpa tahu bahwa apa yang dia rasakan adalah debaran cinta. Namun pertanyaanya adalah debaran itu untuk siapa?

Hinata yang sejak duduk di bangku kelas 1 SMA tak pernah dia pedulikan atau pada Naruko roh yang sedang merasuki tubuh Hinata dan mengubah Hinata menjadi Hinata baru yang mampu membuat Uchiha Sasuke berdebar.

Entahlah.... Hanya Tuhan dan langit yang tahu.

(Skip time... Jam istirahat di kantin sekolah)

Saat ini aku sedang menikmati makan siang ku berupa sepotong roti dan sebotol air mineral.

"Keajaiban 39 Hari"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang