Chapter 47

30 3 0
                                        

*Catatan: tulisan blok tebal adalah suara Naruko yang sedang merasuki tubuh Hinata*

Dengan tergesa-gesa aku berlari ke jalan raya dan menerobos masuk ke dalam sebuah taksi yang hendak melaju.

Aku cukup beruntung karena ternyata taksi yang ku tumpangi berjalan menuju rumah sakit Konoha.

"Akhh" ringis ku kesakitan memegangi dada ku.

Ini aneh biasanya jika aku sudah berada di area rumah sakit maka rasa sesak yang menyerang dada ku akan hilang dengan sendirinya.

Tapi kini rasa sakit itu masih ada meski aku sudah berlarian di lorong rumah sakit menuju ke kamar rawat ku.

Tap tap tap...

Drab drab drab...

Dengan kecepatan tinggi aku terus berlari ke ruang rawat ku.

Sling...

Tanpa berhenti aku menerobos masuk pintu ruang rawat ku.

Dan betapa terkejutnya aku ketika melihat tubuh asli ku terlonjak-lonjak karena kejang.

"Hik hik hik... Agh agh agh..." tubuh asli ku terlonjak-lonjak karena kejang.

"Astaga apa yang terjadi!" seru ku panik seketika.

Melihat tubuh asli ku sendiri terlonjak-lonjak kejang dengan nafas kembang kempis.

"Akhhh" erang ku terjatuh seketika merasakan sakit menghantam dada ku.

"Hik hik hik... Agh agh agh..." sementara itu tubuh asli ku masih terlonjak-lonjak kejang.

"Akh sa sakit hah... To tolong aku akh hah" erang ku terbujur lemas di lantai kamar rawat ku.

"Hah hah hah" dengan susah payah aku berusaha bangkit dan bergegas keluar dari kamar rawat ku.

Buru-buru aku pergi ke tempat dokter dan para perawat berada.

"Dokter! Suster! Tolong pasien kamar 110! Dia kejang-kejang! Cepat tolong dia! Dokter! Suster!" teriak ku pada dokter dan suster yang ada disana.

Namun sayang tak satupun dari mereka yang bisa mendengar atau bahkan melihat diriku.

"Hiks hiks aku mohon tolong pergilah ke kamar 110. Hiks tolong aku, aku sekarat hiks" isak ku menangis pilu.

Tap tap tap...

Tiba-tiba saja aku melihat seorang dokter tengah berjalan ke arahku.

"Dokter dokter! Tolong pergilah ke kamar 110 ada pasien yang sedang kritis disana!" seru ku pada sang dokter namun...

Sling...

Tap tap tap...

Bahkan ada seorang dokter yang dengan acuh berjalan menembus melewati ku begitu saja.

"Aku mohon tolong aku hiks" ujar ku benar-benar putus asa.

Tak ada satupun yang bisa melihat ku maupun mendengar ucapan ku. Semuanya percuma, meski aku berteriak sampai habis suara ku tetap tak ada yang mendengar ku.

Disaat aku benar-benar hampir menyerah tiba-tiba aku teringat akan seseorang yang mungkin bisa membantu ku.

"Aku harus pergi kesana" ucap ku seraya bangkit berdiri.

Tap tap tap...

Drab drab drab...

Dengan sekuat tenaga aku berlari sekencang yang ku bisa.

Tap tap tap...

Drab drab drab...

Tujuan ku hanya satu Tokyo High School.

"Keajaiban 39 Hari"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang