*Catatan: tulisan blok tebal adalah suara Naruko yang sedang merasuki tubuh Hinata*
Jika itu Hinata mungkin tak akan bisa mengalahkan Sakura tapi ini adalah aku Namikaze Naruko yang selalu mewakili sekolah dalam ajang lari tingkat nasional.
Hari ini aku benar-benar memberi Sakura pelajaran. Aku mengalahkan Sakura dalam lomba lari hari ini.
Nilai ku menjadi yang tertinggi di pengambilan nilai lari kali ini, disusul oleh Sakura yang tepat berada di bawah ku yaitu nomer 2.
Dan inilah cara yang ku maksudkan saat aku berkata ingin memberi Sakura pelajaran. Sebuah harga diri yang terinjak-injak lebih menyakitkan dari pada wajah yang babak belur itulah rumus ku.
"Sulit dipercaya Hinata mengalahkan Sakura soal olahraga lari" ucap Shikamaru tiba-tiba.
Anak laki-laki memang bermain basket di jam olahraga dan anak perempuan melakukan pengambilan nilai olahraga lari.
"Hn. Aku juga terkejut tapi akhir-akhir ini Hinata memang sedikit berubah" sahut Sasuke menaggapi.
"Begitupun dengan perasaan ku pada Hinata yang sedikit demi sedikit mulai berubah. Entah bagaimana aku tak menyadarinya hingga tiba-tiba perasan ini muncul" batin Sasuke dalam hati.
"Begitu ya" gumam Shikamaru singkat.
"Sebenarnya aku juga merasa aneh dengan Hinata" batin Shikamaru dalam hati.
(Skip time...)
Bel pulang sekolah baru saja berbunyi aku dan Ino sedang berjalan menuju gerbang depan sekolah.
Kami berdua berjalan beriringan namun entah mengapa sejak tadi aku merasakan sebuah aura yang aneh.
Seperti ada yang mengikuti dan mengawasi kami berdua atau lebih tepatnya Ino.
"Ino" panggil ku pada Ino.
"Ya ada apa Hinata?" tanya Ino menoleh padaku.
Kami berdua tetap berjalan meskipun sedang mengobrol.
"Apa kau merasa kalau kita sedang diikuti seseorang?" tanya ku pada Ino.
"Hah benarkah? Siapa? Aku tak merasakan apapun" jawab Ino kemudian.
"Begitu ya. Kalau begitu lupakan saja. Mungkin itu hanya perasaanku saja" sahut ku sambil mengibaskan tangan.
Memberi gestur bahwa hal tersebut mungkin hanya perasaan ku saja dan tak begitu penting.
"Ehh kau ini ada-ada saja Hinata. Ya sudahlah" balas Ino tak ambil pusing.
"Hahaha" tawa ku hambar sambil terus berjalan menuju ke pintu gerbang.
Namun tanpa Ino sadari aku menolehkan kepalaku ke belakang untuk memastikan sekali lagi apa atau mungkin siapa yang sedang mengawasi kami berdua. Tapi sayangnya aku sama sekali tak melihat apapun.
Mungkin Ino benar ini hanya perasaanku saja. Tapi meski aku tak benar-benar bisa melihatnya aku yakin aku merasakan sesuatu. Ada aura aneh yang mengikuti Ino dan sialnya firasat ku tak pernah salah.
Sesampainya di depan gerbang sekolah kami melihat mobil jemputan Ino sudah datang. Ino memang selalu diantar jemput setiap hari oleh sopir. Maklum namanya juga orang kaya.
"Benar kau tak mau ikut denganku saja Hinata?" tanya Ino sekali lagi.
Tadinya Ino memang sempat menawarkan tumpangan padaku tapi karna arah rumah kami berbeda aku jadi tak enak mau menerimanya.
"Iya Ino. Aku naik bus saja. Lagipula arah rumah kita berbeda" tolak ku halus.
"Kau tahu itu bukan masalah Hinata" balas Ino masih belum menyerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Keajaiban 39 Hari"
Fanfiction"Jadi berapa lama waktu yang ku miliki?" [Namikaze Naruko...] "Waktu mu 39 hari dimulai sejak hari ini" [Yahiko...] 🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹 "Hallo nama ku Naruko" [Namikaze Naruko...] "Aku Hinata, Hyuuga Hinata [Hyuuga Hinata...] 🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹...